Keuangan Produksi dan Operasi

111 dipilih melalui seleksi untuk dilatih di BBLKI Serang. Mereka yang terpilih mendapatkan bantuan biaya untuk belajar di BBLKI Serang dan mendapat kesempatan praktek kerja di PT. JMR. c. Program pengembangan kesehatan masyarakat dilakukan dengan mendukung program kerja Puskesmas Ciwandan. Program ini antara lain dalam bentuk kampanye perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit dan pengobatan. d. Program partisipasi dalam pembangunan komunitas berupa memilih dan memberikan bantuan dana atas program pembangunan masyarakat sekitar.

6.3.2 Keuangan

Modal perusahaan untuk mendirikan PT. JMR ini bersumber dari 74 modal asing dan 26 modal domestik. Perusahaan dapat mengumpulkan modal jangka pendeknya dari hasil penjualannya sedangkan untuk permodalan jangka panjang perusahaan menggunakan capital expenditure dan pinjaman bank. Sejak awal berdirinya PT. JMR, perusahaan mempunyai hubungan yang baik dengan Bank Mandiri sehingga perusahaan dapat memperoleh pinjaman dengan mudah. Perusahaan memiliki peranggaran modal yang efektif , hal ini dapat dilihat dari adanya budget controller yang setiap tiga bulan sekali dan satu tahun sekali dilaporkan. Selain itu, bagian keuangan dan akunting setiap hari dan setiap triwulan melaporkan aliran keuangan perusahaan dan pencapaian budget kepada investor atau pemegang saham sehingga perusahaan dapat menjalin hubungan yang baik dengan investor atau para pemegang saham. Akan tetapi divisi keuangan dan akunting belum 112 memiliki indikator keuangan seperti rasio keuangan. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.

6.3.3 Produksi dan Operasi

Fungsi produksioperasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang mengubah masukan menjadi barang atau jasa. Manajemen produksioperasi menangani masukan, pengubahan, dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar. Fungsi – fungsi dasar manajemen produksi, yaitu 1 proses, 2 kapasitas, 3 Persediaan, 4 tenaga kerja, dan 5 mutu. 1. Proses Keputusan proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik. Keputusan spesifik termasuk pilihan teknologi, tata letak fasilitas, analisis alur proses, lokasi fasilitas, keseimbangan lini, kendali proses dan analisis transportasi. Proses produksi gula rafinasi pada PT. JMR sebagai berikut: a. Raw Sugar Preparation Preparasi Preparasi merupakan tahapan paling awal dalam pengolahan raw sugar menjadi gula rafinasi. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan lapisan molasses yang melapisi kristal raw sugar. Prosesnya dimulai dengan menimbang raw sugar terlebih dahulu, kemudian membuat hot magma dengan mencampur raw sugar, green molasses , hot water, dan sweet water yang dimana pada penambahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah itu hot magma diputar dengan centrifugal untuk memisahkan kristal gula afinasi dengan green molasses. Kristal gula afinasi 113 yang sudah terpisahkan kemudian dilebur dengan memakai hot water atau sweet water hingga pada kondisi brix 62-66 yang menghasilkan raw liquor. b. Affinasi Kristal raw sugar dilapisi oleh film molasses yang mengandung bahan – bahan baku gula dan bahan warna kemurnian dari lapisan ini adalah sekitar 70. Lapisan inilah yang dipisahkan dengan cara affinasi. Secara mekanik proses ini dilakukan dengan melunakkan lapisan molasses yang menempel dan membuat kristal – kristal saling bergesekan dengan menambahkan larutan pengencer green syrup dan diaduk dalam magma mingler, sehingga merupakan bubur kristal yang bercampur dengan green syrup. Untuk memisahkan kristal dengan green syrup digunakan daya centifugal dengan centrifugal batch otomatic. Gula yang keluar dari centrifugal ini disebut gula affinasi atau gula terbasuh. Tujuan utama dari proses affinasi adalah mendapatkan gula teraffinasi dengan kemurnian lebih dari 99 dan sekecil mungkin kandungan abu dan bahan – bahan pewarna. Dengan demikian akan memisahkan green syrup yang jernih dengan zat bukan gula , zat – zat warna serta abu. Green syrup ini dipompakan ke tanki atas untuk digunakan kembali sebagai bahan masak crop sehingga kandungan gulanya dapat dikristalkan kembali. Selanjutnya gula teraffinasi disalurkan ke pelebur gula yang terdiri dari 5 kompartemen dengan 4 buah pengaduk. Segera setelah gula diturunkan dari putaran dikirim sinyal ke selonoid on-off valve yang secara otomatis membuka valve sweet wáter yang secara grafitasi melewati nozel – nozel ke screw conveyor. Banyaknya air ini dikendalikan dengan pengatur waktu dengan control valve melalui pipa pemanas 114 yang menggunakan uap bekas dengan tekanan 1 bar. Selanjutnya larutan diatur melewati saringan untuk menangkap kemungkinan bagacillos yang terbenam di kristal raw sugar serta bahan – bahan kotoran yang tidak larut lainnya ditampung di tanki raw liquor. Dari sini dipompakan ke proses terkarbonatasi melalui magnetic flow meter. c. Karbonatasi Karbonatasi bertujuan untuk menjernihkan larutan dengan penambahan susu kapur CaOH 2 dan gas CO 2 kedalam larutan raw liquor, kemudian menyaring endapan yang terjadi. Disini terjadi efek mengendapnya bahan – bahan yang tidak murni oleh lingkungan alkanity yang tinggi serta penyerapan akibat terjadinya endapan CO2. Dalam proses ini harus dihindari terjadinya perpecahan dari gula pecahan reducing sugar. Pada pH tinggi proses ini tidak boleh berlangsung terlalu lama, sebab jika terjadi akan meningkatkan kadar kapur pada larutan jernih. Sesungguhnya keberadaan reducing sugar tidak menguntungkan dalam proses karbonatasi ini, oleh sebab itu bahan baku raw sugar dengan kandungan gula reduksi tinggi harus hati – hati pada proses karbonatasi. d. Filterisasi penyaringan Hasil raw liquor yang telah dikarbonatasi tadi cairannya dipisahkan dari endapan dipompakan ke penapis tekan berputar rotary pressure filter dalam dua tahap. Tahap pertama penapis diisi air dan dipanasi dengan uap bekas untuk beberapa menit, kemudian dibuang airnya dan setelah kosong diadakan Pre coating dengan filter aid sebanyak 2-3 kantong filter aid 20kg selama 25 menit hingga tekanan +- 0,15 kgcm2 sampai cairan yang mengalir jernih. Setelah langkah ini selesai, proses 115 penapisan dimulai dnegan segera menutup valve pre coat diikuti dengan membuka valve raw liquor yang telah terkarbonatasi sehingga tekanan tidak mengalami penurunan. Sebelum mengakhiri filtrasi diadakan pembasuhan sweetening dengan air panas sampai brix 0 nol baru melakukan pencucian blotong dengan sluicing penyempurnaan. e. Penukar Ion Resin Tujuan utama dari pertukaran ion ini adalah untuk meyingkirkan dan membuang zat – zat warna yang masih tertinggal setelah proses karbonatasi dan filtrasi yang berupa anion di deat dengan chlorine ion. Proses ini dilakukan dengan bahan bantú resin dan larutan garam. Filtrat yan keluar dari proses pertukaran ion ini merupakan syrup yang jernih dan disebut fine liquor. f. Evaporator atau Penguapan Evaporator adalah proses penguapan air dalam fine liquor yang dilakukan secara bertahap agar diperoleh liquor dengan konsentrasikekentalan yang lebih tinggi yang disebut thick liquor. h. Kristalisasi fine liquor tadi ditampung dalam tanki fine liquor dan siap dikristalkan dalam pan masak vacuum pan. Dalam brix larutan sirup tersebut diuapkan dalam pan masak sehingga mencapai titik jenuh dan setelah stabil dimasukkan bibit inti kristal yang disebut fondan sesuai dengan kebutuhan kristal. Proses ini berlangsung dalam tekanan vacuum 65 cmHg, sehingga tidak panas tinggi untuk menghindari karamelisasi. Untuk mencegah logam berat yang terikut pada gula hasil, peralatan – 116 peralatan receiver, sampai ke packaging pengarungan dibuat dilapis dengan stainless steel . i. Pengeringan Centrifugal Gula yang turun dari putaran masih basah dan panas selanjutnya dikeringkan dan didinginkan dalam sebuah tromol berputar yang dialiri udara panas, sehingga gula yang keluar kering dan dingin kemudian melalui fibrating conveyor dan sugar elevator dinaikkan ke sugar bin, terus melewati saringan mess untuk memisahkan gula – gula krikilan maupun yang menggumpal. Kemudian dengan menggunakan bucket elevator dinaikkan ke feed Hopper untuk ditimbang dan dikarungi serta dijahit. j. Pengepakan Bagging Pengepakan adalah proses pengemasan gula produk yang diperoleh. Pengemasan dibagi dalam tiga jenis kualitas produk yaitu R1, R2 dan R3. Pengemasan di PT. JMR dalam karung 50 kg dan 100 kg. Hasil pengemasan disimpan dalam gudang produksi. 2. Kapasitas Keputusan kapasitas menyangkut penetapan tingkat keluaran maksimal untuk organisasi. Keputusan spesifik termasuk peramalan, perencanaan fasilitas, perencanaan agregat, penjadwalan, dan perencanaan kapasitas. Penetapan kapasitas produksi perusahaan berdasarkan peramalan produksi perencanaan fasilitas, perencanaan agregat, penjadwalan, dan perencanaan kapasitas 117 sehingga jumlah produksi yang dihasilkan maksimal, bermutu tinggi dan dapat memenuhi permintaan. 3. Persediaan Keputusan persediaan mencakup mengelola banyaknya bahan baku, dan barang jadi. Keputusan spesifik termasuk apa yang dipesan, kapan memesannya, berapa yang dipesan dan penanganan material. Keputusan jumlah persediaan ini ditentukan berdasarkan permintaan pasar dan kebijakan pemerintah dalam memberikan izin impor bahan baku kepada perusahaan. 4. Tenaga Kerja Keputusan tenaga kerja berkenaan dengan dengan mengelola tenaga kerja terampil, tidak terampil dan manajerial. Keputusan spesifik termasuk desain pekerjaan pengukuran kerja, standar kerja, teknik motivasi. Tenaga kerja produksi perusahaan mendapatkan training atau pelatihan yang berguna untuk menambah keahlian seperti training dengan menggunakan jasa eksternal seperti pelatihan yang dilakukan oleh LPP Yogyakarta. 5. Mutu Keputusan mutu bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkan bermutu tinggi. Keputusan spesifik termasuk kendali mutu, pengambilan sampel, pengujian, pemastian mutu dan kendali biaya. 118 Pengendalian mutu produk yang dihasilkan selain diawasi oleh bagian produksi juga diawasi oleh laboratorium Quality Assurance perusahaan sehingga produk yang dihasilkan terjamin mutu dengan kualitas tinggi.

6.3.4 Sumber Daya Manusia