95
saat ini dua pabrik telah melakukan investasi mesin – mesin baru dalam upaya meningkatkan kapasitasnya. Salah satunya PT. JMR, telah mendatangkan mesin –
mesin baru yang siap dioperasikan untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
6.2.2 Analisis Lingkungan Industri Perusahaan
Lingkungan industri adalah lingkungan yang berada disekitar usaha yang berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan. Faktor lingkungan industri
yang mempengaruhi perkembangan PT. JMR yaitu : 1. Ancaman Pendatang Baru
Besarnya ancaman masuk pendatang baru pada industri gula rafinasi saat ini sangat besar, hal ini disebabkan oleh hambatan masuk pasar atau industri yang relatif
mudah, sehingga menjadi salah satu faktor ancaman bagi perusahaan. Hambatan masuk industri gula rafinasi ini relatif mudah, dilihat dari kebijakan pemerintah dan
akses terhadap bahan baku Barrier to entry sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah. Izin untuk
berinvestasi di Indonesia diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM. Pada bulan November 2004 yang lalu BKPM telah mengeluarkan izin
kepada 12 perusahaan untuk berinvestasi dalam industri gula rafinasi. Dengan demikian total perusahaan yang telah memperoleh izin berinvestasi dalam industri ini
berjumlah 17 perusahaan. Namun dari 12 perusahaan baru tersebut belum ada
96
satupun yang beroperasi. Pada tahun 2009 terdapat tiga perusahaan yang siap beroperasi yaitu PT. Dharmapala Usaha Sukses PT.DUS berlokasi di Cilacap, Jawa
tengah, PT. Labintan dan PT. Duta yang berlokasi di Lampung. Masing – masing kapasitas terpasang ketiga pabrik tersebut yaitu 250.000 tontahun, 200.000 tontahun
dan 300.000 tontahun AGRI, 2008. Faktor lain yang mempengaruhi barrier to entry adalah akses terhadap bahan
baku. Bahan baku utama dari gula rafinasi adalah raw sugar yang hingga saat ini masih harus impor dari beberapa negara produsen yaitu Australia dan Thailand, dan
sebagian kecil mengambil dari Brazil, Uni Eropa dan Afrika Selatan. Aksesibilitas kelima pabrik gula rafinasi terhadap bahan baku dilihat juga dari metode pembelian
yang dilakukan. Semua pabrik gula rafinasi berbasis raw sugar impor menyatakan pembelian dilakukan dengan melalui dua metode yaitu spot dan kontrak dengan
alasan karena situasi harga dunia yang fluktuatif, sehingga untuk memperoleh harga terbaik perlu dikombinasikan dua metode pembelian tersebut. Namun pada sisi lain,
hal ini juga dapat mengindikasikan dua hal yaitu adanya kontinuitas permintaan yang belum stabil di dalam negeri dan kemampuan pengolahan yang masih undercapacity
dari pabrik – pabrik gula tersebut. 2. Ancaman Produk Substitusi
Produk substitusi adalah produk lain yang berbeda namun dapat memberikan kepuasan yang sama seperti produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Ancaman
produk substitusi ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang memiliki fungsi yang sama. Kekuatan kompetitif produk pengganti dapat diukur dari seberapa besar
97
pangsa pasar yang direbut dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.
Barang substitusi dari gula rafinasi adalah gula pemanis buatan. Terdapat tiga jenis pemanis buatan yang banyak dikenal masyarakat yaitu siklamat, sakarin dan
aspartame . Siklamat adalah pemanis buatan yang masih populer di Indonesia.
Pemanis buatan ini merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan. Sifat siklamat sangat mudah larut dalam
air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali gula. Dalam perdagangan dikenal sebagai assugrin, sucaryl, dan sucrosa. Sedangkan sakarin merupakan garam natrium
dari asam sakarin. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali gula. Dalam perdagangan dikenal dengan nama gucide, glucid, garantose,
saccharimol , saccharol, dan sykosa. Aspartame adalah pemanis buatan rendah kalori,
200 kali lebih manis dibandingkan sukrosa. Pengunaan pemanis buatan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan
manusia. Siklamat dan sakarin dapat menyebabkan kanker kandung kemih dan migrain. Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, di antaranya
tremor, migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,
kebotakan, dan kanker otak. Selain itu, aspartame mempunyai banyak efek samping yang dapat menumbulkan reaksi yang serius, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Efek samping yang mungkin bisa dibilang sangat berbahaya hanya akan timbul jika terlalu banyak mengonsumsi aspartame dan ada kelainan pada tubuh yang
mempengaruhi antibodi.
98
Efek berbahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan gula pemanis buatan ini dijadikan sorotan oleh Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia
YPKKI dan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM untuk membatasi penggunaan produk substitusi ini. Batas maksimum penggunaan gula pemanis buatan
ini adalah siklamat 11 mgkg berat badanhari, sakarin 2,5 mgkg berat badanhari dan aspartame 40 mgkg berat badanhari.
Dengan adanya batasan maksimum yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM terhadap penggunaan produk substitusi ini tidak
menjadikan produk tersebut sebagai ancaman tetapi menjadi peluang bagi perkembangan industri gula rafinasi. Namun selalu ada potensi bagi pengembangan
produk substitusi bagi gula rafinasi, sehingga pengambil keputusan harus tetap mewaspadai akan adanya ancaman produk substitusi.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Porter 1980 menyatakan bahwa pembeli bersaing dengan industri dengan
cara memaksa harga untuk turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Kekuatan pembeli dalam industri ditentukan dari
karakteristik pasarnya dan kepentingan relatif pembeli dari industri yang bersangkutan.
Kekuatan tawar menawar pembeli gula rafinasi ini tergantung dari informasi pasar yang dimiliki oleh industri penggunanya. Semakin banyak informasi pasar yang
miliki oleh industri penggunanya maka kekuatan tawar menawar pembeli relatif lebih tinggi jika dibandingkan industri pengguna yang memiliki informasi pasar yang
minim.
99
Untuk industri pengguna yang berskala besar mempunyai kekuatan tawar menawar yang tinggi dikarenakan industri pengguna ini memiliki informasi pasar
yang lengkap tentang kondisi pasar gula rafinasi terkini. Informasi pasar yang dimiliki oleh industri pengguna ini disebabkan gula rafinasi merupakan salah satu
komponen terbesar dalam biaya produksi dan pembelian yang dilakukan oleh industri pengguna ini dalam jumlah besar.
Perusahaan akan menghadapi ancaman dari banyaknya perusahaan sejenis yang masuk dalam industri. Hal tersebut dapat menjadikan kekuatan tawar –
menawar pembeli lebih tinggi karena pembeli mempunyai alternatif pilihan produk dari perusahaan yang berbeda dengan ditunjang informasi pasar yang lengkap.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Analisis kekuatan tawar – menawar pemasok ditujukan untuk melihat
kemampuan pemasok dalam mempengaruhi suatu industri melalui kemampuan pemasok untuk menaikkan harga dan mengurangi kualitas produk. Pemasok memiliki
peran yang signifikan bagi tiap perusahaan sebagai mitra usahanya. Seperti diketahui bahwa tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri sumber – sumber persediaan
bahan baku untuk diolah lebih lanjut dalam proses produksi. Bahan baku utama yang digunakan dalam kegiatan produksi di perusahaan
adalah raw sugar. Dalam memenuhi bahan baku tersebut perusahaan tidak tergantung kepada pemasok, raw sugar diperdagangkan melalui bursa gula New York sehingga
dalam penetapan harga ditentukan oleh pasar bursa. 5. Intensitas Persaingan Anggota Industri
100
Intensitas persaingan dalam industri relatif tinggi hal tersebut dikarenakan munculnya beberapa pabrik gula rafinasi yang akan menambah persaingan didalam
industri gula rafinasi lokal. Berdasarkan jumlah perusahaan gula rafinasi di Indonesia yang terus meningkat, menyebabkan persaingan di antara perusahaan yang ada di
industri ini semakin ketat. Berdasarkan data Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia dan Badan Koordinasi
Penanaman Modal 2008 menunjukkan bahwa pada bulan November 2004 yang lalu BKPM telah mengeluarkan izin kepada 12 perusahaan untuk berinvestasi dalam
industri gula rafinasi. Dengan demikian total perusahaan yang telah memperoleh izin berinvestasi dalam industri ini berjumlah 17 perusahaan. Namun dari 12 perusahaan
baru tersebut belum ada satupun yang beroperasi. Pada tahun 2009 terdapat tiga perusahaan yang siap beroperasi yaitu PT. Dharmapala Usaha Sukses PT.DUS
berlokasi di Cilacap, Jawa tengah, PT. Labintan dan PT. Duta yang berlokasi di Lampung. Masing – masing kapasitas terpasang ketiga pabrik tersebut yaitu 250.000
tontahun, 200.000 tontahun dan 300.000 tontahun AGRI, 2008. Intensitas persaingan dalam industri gula rafinasi ini juga dapat dilihat dari
penguasaan pasar pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan. Pada Tabel. 19 dapat dilihat pangsa pasar tiap perusahaan gula rafinasi relatif seimbang, hal ini dapat
dijadikan indikasi bahwa tingkat persaingan dalam industri gula rafinasi ini ketat. Tabel 19. Pangsa Pasar Tiap Perusahaan Gula Rafinasi Per Tahun pada Tahun 2008
Tahun No
Perusahaan 2004 2005
2006 2007
2008 1.
PT. Angels Product 28,9
28,9 29,6
27,8 25,8
101
2. PT. Jawamanis Rafinasi
20 19
20,2 20
20,7 3.
PT. Sentra Usahatama Jaya 26,8 26,9 26,5 27,8 27,7
4. PT. Permata Dunia Sukses Utama 25
25 23,6
24,4 25,8
Sumber : AGRI, 2008diolah
Tabel 20. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal PT. JMR Tahun 2008
Faktor Eksternal Analisis Lingkungan
Jauh Peluang Ancaman
Politik 1. Bea masuk impor gula
kasarmentah raw sugar
rendah 2. Pembatasan kuota impor
gula rafinasi 3. kenaikan BM gula
rafinasi impor 4. Pengembangan pasar
internasionalekspor pembangunan peti
kemas terbesar di Indonesia.
1.Pembatasan jumlah impor raw sugar
2.Rumitnya penyaluran gula rafinasi ke daerah
Ekonomi 1.Harga BBM yang
menurun 2. Kemudahan untuk
memasarkan produk gula rafinasi ke pasar
internasional 1. Nilai tukar rupiah yang
semakin terdepresiasi 2.Persaingan dengan
produk gula rafinasi impor
3.Harga gula rafinasi impor lebih rendah
Sosial dan Budaya Tingginya
jumlah kebutuhan industri
besar, menengah, kecil dan rumah
tangga Sentimen negatif pasar
industri makanan, minuman dan farmasi
terhadap produk gula rafinasi lokal
Teknologi Teknologi yang
semakin
102
berkembang
Analisis Lingkungan Industri Perusahaan
Ancaman Masuk Pendatang Baru
Hambatan untuk masuk industri relatif rendah
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Ketergantungan pemasok yang tidak terlalu tinggi
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli memiliki
kekuatan untuk menentukan pilihan
di antara jumlah perusahaan yang semakin bertambah.
Ancaman Produk Pengganti
Ancaman produk pengganti atau substitusi yang rendah
Tingkat Persaingan dalam Industri
Tingkat persaingan dalam industri tinggi
6.3 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan