Analisis Lingkungan Jauh Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

86 5. Tempat bagi karyawan untuk membangun dan mengembangkan keahlian hingga mencapai predikat professional. 6. Secara terus – menerus meningkatkan diri melalui tantangan yang dihadapi.

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Faktor – faktor utama eksternal yang perlu diperhatikan adalah analisis lingkungan jauh dan lingkungan industri perusahaan.

6.2.1 Analisis Lingkungan Jauh

1. Politik dan Hukum Stabilitas politik dan keamanan merupakan aspek penting yang mempengaruhi iklim usaha di suatu negara. Kondisi politik bangsa Indonesia saat ini masih berada dalam keadaan tidak stabil. Kondisi politik dan keamanan yang tidak stabil memberikan dampak negatif bagi pelaku usaha, karena kondisi tersebut akan meningkatkan risiko dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, termasuk PT. JMR. Stabilitas politik dan keamanan akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan operasi yang akan berimplikasi terhadap harga dan penjualan. Kondisi politik yang baik dan mendukung akan menciptakan keamanan dan kelancaran iklim usaha pada suatu negara. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perkembangan PT. JMR diantaranya: 87 a. UU Pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Andang-Undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1983 dan Peraturan AMDAL dan Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang – undang ini mengatur setiap kegiatan industri untuk ramah lingkungan. UU yang ditetapkan pemerintah ini mengharuskan limbah yang dihasilkan oleh pabrik sebelum dibuang, melalui proses pengolahan terlebih dahulu, baik berupa limbah cair, padat maupun gas sehingga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. b. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 527MPPKep92004. Jenis gula yang dapat diimpor terdiri dari gula kristal mentah raw sugar, gula kristal rafinasi refined sugar, dan gula kristal putih plantation White sugar. Gula kristal rafinasi hanya dapat diimpor oleh perusahaan yang diakui sebagai Importir Produsen IP. Sedangkan gula kristal putih dapat diimpor oleh perusahaan yang tercatat sebagai Importir Terdaftar IT. Berdasarkan keputusan tersebut, izin dan bea masuk BM impor raw sugar untuk pabrik gula rafinasi didasarkan pada pasar atau kerjasama perusahaan gula dengan pasar industrinya. Pasar tersebut adalah industri minuman, makanan dan farmasi. Dengan demikian gula jenis ini hanya dipergunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi dari industri yang dimiliki oleh IP gula dan dilarang diperdagangkan maupun dipindah tangankan serta dilarang diperdagangkan ke pasar di dalam negeri. Bea masuk impor gula kasar atau mentah raw sugar untuk gula rafinasi rendah, yaitu lima persen dari total impor. Nilainya berada jauh dibawah bea masuk 88 impor gula putih white sugar untuk konsumsi pasar rumah tangga ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 324KMK.012001. Menurut Departemen Perindustrian, pada tahun 2009 akan terjadi kenaikan BM untuk gula rafinasi impor sebesar 50 Depperin, 2008. Kenaikan BM gula rafinasi impor ini akan menaikkan permintaan produk gula rafinasi lokal dan menjadi peluang bagi produsen gula rafinasi untuk meningkatkan volume penjualan. c. SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.643MPPKep2002 tanggal 23 September 2002. Impor raw sugar dan refined sugar hanya boleh dilakukan oleh importir produsen IP gula yang memakai gula tersebut sebagai bahan baku untuk proses produksi industri yang dimiliki oleh IP gula dan dilarang diperjualbelikan maupun dipindahtangankan. Sedangkan gula putih plantation white sugar hanya dapat diimpor jika harga gula putih ditingkat petani rendah dan hanya dilaksanakan oleh perusahaan yang ditunjuk sebagai importir terdaftar IT gula. Kuota izin impor raw sugar dan refined sugar diberikan oleh pemerintah dengan pertimbangan menyelarasan dengan kondisi pergulaan di Indonesia. Pada akhir tahun 2008, pemerintah memangkas kuota izin impor gula rafinasi sebesar 200.000 ton kepada produsen industri makanan dan minuman Depperin, 2008. Sebelumnya pemerintah memberikan kuota impor sebanyak 600.000 ton gula rafinasi per tahunnya. Pemangkasan kuota impor gula rafinasi ini menyebabkan produsen makanan dan minuman melirik produk gula rafinasi lokal untuk memenuhi kebutuhannya. Pembatasan kuota impor gula rafinasi oleh pemerintah ini dapat dijadikan peluang bagi industri gula rafinasi lokal untuk berkembang. 89 d. Surat Menteri Perdagangan No.357M-DAG42008 Surat Menteri Perdagangan ini menyangkut perihal monitoring dan pengawasan penyaluran atau pendistribusian gula rafinasi di daerah, terdiri dari Penunjukkan distributor dan sub distributor gula kristal rafinasi, pendistribusian atau penyaluran gula kristal rafinasi ke industri pengguna, monitoring dan pelaporan pendistribusian gula kristal rafinasi. Untuk melayani kebutuhan industri di setiap propinsi, produsen gula rafinasi menunjuk distributor atau sub distributor secara resmi atau tertulis dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Propinsi. Sedangkan, pengiriman gula rafinasi untuk perdagangan antar pulau atau pelabuhan produsen wajib memiliki dokumen Surat Persetujuan Perdagangan Gula Rafinasi Antar Pulau SPPGRAP. Peraturan pemerintah tentang penyaluran gula rafinasi ini menjadikan pendistribusian gula rafinasi oleh produsen menjadi lebih rumit. 2. Ekonomi Faktor ekonomi yang dianalisis terdiri dari infrastruktur, nilai tukar mata uang, harga bahan bakar minyak BBM, dan perdagangan bebas. Faktor – faktor ini mempengaruhi aktivitas usaha PT. JMR baik secara langsung maupun tidak langsung. a. Infrastruktur Pada tahun 2010, Pemerintah Provinsi Banten akan membuka pelabuhan peti kemas di daerah Bojonagara dan merupakan pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia. Dengan pembangunan pelabuhan ini dapat dijadikan peluang bagi perkembangan pasar industri gula rafinasi. b. Nilai Tukar Mata Uang 90 Nilai tukar mata uang yang tidak stabil akan mempengaruhi perusahaan. Bahan utama gula rafinasi adalah raw sugar yang 100 diperoleh dari pasar internasional. Raw sugar diperdagangkan khusus dalam bursa perdagangan raw sugar di New York. Bahan baku gula rafinasi ini diperdagangkan dengan menggunakan mata uang tukar dollar Amerika. Kondisi perekonomian global yang saat ini tidak stabil sangat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar. Pada Gambar 8 dapat dilihat nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap mata uang dollar US hingga mencapai Rp.12.338,00US pada bulan Oktober 2008. Sumber : http:www.bi.go.id [diakses 25 November 2008] Gambar 8. Nilai Tukar Rupiah Rp Terhadap Dollar AmerikaUS c. Harga Bahan Bakar Minyak BBM 91 Kenaikan harga BBM khususnya solar akan membebankan perusahaan yang menggunakan solar sebagai bahan bakar utama untuk proses produksinya. Bahan bakar solar mengambil porsi terbesar dari komponen biaya produksi sebesar 30 - 35. Pada Tabel 17 dapat dilihat adanya penurunan harga solar yang terjadi pada bulan September sampai November 2008. Penurunan harga BBM ini merupakan peluang bagi industri gula rafinasi lokal karena dapat mengurangi biaya produksi sehingga harga gula rafinasi lokal dapat bersaing dengan gula rafinasi impor yang cenderung harganya lebih murah. Jika harga gula rafinasi dapat bersaing dengan gula rafinasi impor maka industri makanan, minuman dan farmasi akan memilih gula rafinasi lokal dan hal tersebut akan menambah pangsa pasar sehingga volume penjualan meningkat. Tabel 17. Harga Solar untuk Konsumsi Industri per 1 Januari 2006 – 1 November 2008 Harga Rupiah Bulan 2006 2007 2008 Januari 4.950,00 4.983,00 8.091,00 Februari 5.200,00 4.895,00 7.879,12 Maret 5.043,92 4.983,00 8.718,75 April 5.129,16 5.126,00 8.458,78 Mei 5.512,45 5.522,00 9.424,84 Juni 6.014,91 5.797,00 10.816,00 Juli 6.321,22 5.858,70 11.277,00 Agustus 6.321,70 6.187,50 10.943,00 September 6.290,90 6.254,60 8.563,20 Oktober 5.709,00 6.607,70 7.951,00 November 5.242,60 6.849,70 6.233,00 Desember 5.063,30 7.939,80 - Sumber : http:www.bi.go.id [diakses 25 november 2008] c. Perdagangan bebas. 92 Dengan berlakunya perdagangan bebas AFTA Asean Free Trade Area pada tahun 2003, maka produk – produk dari luar negeri yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, akan bebas bea tarif, yang berarti bahwa produk – produk dari luar negeri akan bebas masuk ke dalam negeri, begitu pula produk – produk dalam negeri dapat lebih mudah dipasarkan ke luar negeri. Produk gula rafinasi dari luar negeri akan menambah persaingan dalam industri gula rafinasi dalam negeri sehingga gula rafinasi lokal akan bersaing dalam hal mutu, harga dan kontinuitas penyediaan. 3. Sosial Budaya Setiap tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Proyeksi pertumbuhan penduduk yang dilakukan BPS dapat dilihat pada Tabel 18, terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk. Tabel 18. Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2007 Tahun Jumlah Penduduk jiwa 2000 205.132.000 2002 210.736.300 2004 216.381.600 2006 222.051.300 2008 227.779.100 2010 233.477.400 Sumber : BPS 2007 Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Faktor demografi merupakan faktor yang perlu di perhatikan oleh perusahaan dalam melakukan produksi dan pemasaran. Pasar industri gula rafinasi adalah industri makanan, minuman dan farmasi. Jumlah populasi sangat mempengaruhi tingkat konsumsi makanan, minuman dan farmasi sehingga 93 peningkatan jumlah konsumsi berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi gula rafinasi oleh industri makanan, minuman dan farmasi. Kebutuhan industri pengguna gula rafinasi tahun 2007 mencapai 2,15 juta ton 1,15 juta ton untuk industri besar dan menengah, 1 juta ton untuk industri kecil dan rumah tangga, naik jika dibandingkan dengan kebutuhan tahun 2006 sebanyak 1,8 juta ton 1 juta ton untuk industri besar dan menengah, 800 ribu ton untuk industri kecil dan rumah tangga dan pada tahun 2008 jumlah kebutuhan industri pengguna sebesar 2,30 juta ton Depperin, 2008. Dari aspek pemasaran industri gula rafinasi yang dilakukan perusahaan, bahwa perusahaan mengandalkan pasokan kepada industri berskala besar dan menengah 70 industri besar dan menengah dan 30 distributor sementara sasaran pasar yang ditargetkan tersebut penuh dengan pesaing, baik bersaing dengan sesama dengan produsen gula rafinasi dalam negeri maupun gula rafinasi produk impor. Dilihat dari jumlah kebutuhan antara industri skala besar, menengah dan kecil tidak jauh berbeda, jumlah kebutuhan untuk industri kecil dan rumah tangga juga relatif tinggi. Untuk kebutuhan industri kecil dan rumah tangga, perusahaan menyerahkannya kepada distributor sehingga perusahaan tidak mengetahui bagaimana karakter atau perilaku pasar industri kecil dan rumah tangga ini. d. Teknologi Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada akhir – akhir ini mampu merubah berbagai macam strategi bisnis yang telah diambil banyak perusahaan. Sebagai contoh internet. Banyak perusahaan yang mulai menutup sebagian besar toko 94 atau tempat pemasarannya di beberapa daerah dan menggantinya dengan melakukan pemasaran melalui internet. Teknologi juga dapat membantu efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya yang ada, operasional perusahaan, dibidang informasi, produksi dan transportasi dalam suatu perusahaan. Dengan berkembangnya teknologi dan alat – alat produksi, tujuan untuk mencapai skala ekonomi dalam produksi dapat dilakukan. Hal ini pun berlaku bagi PT. JMR. Beberapa pemanfaatan teknologi yang telah dimanfaatkan oleh PT. JMR adalah penggunaan internet, penambahan alat – alat produksi, alat – alat untuk menunjang pengelolaan sumber daya dan operasional perusahaan. PT. JMR memiliki alamat website tersendiri yang digunakan untuk publikasi profil perusahaan atau alamat email yang digunakan untuk publikasi produk – produk perusahaan. Walaupun PT. JMR telah menggunakan teknologi internet, namun pengelolaannya masih belum optimal. Teknologi pengolahan raw sugar menjadi refined sugar terus mengalami perkembangan meskipun beberapa fungsi dasar dan prinsip kerjanya tidak jauh berbeda, yaitu mulai proses affinasi pencucian hingga curing pemisahan kristal dan pengeringan. Perbedaan tingkat teknologi umumnya dapat terlihat dari kapasitas terpasang yang terefleksikan oleh nilai investasi yang berbeda. Dari kelima perusahaan gula rafinasi yang sudah beroperasi, hanya dua perusahaan yang menggunakan mesin baru pada awal produksinya, sisanya menggunakan mesin – mesin bekas yang berasal dari Inggris, Singapura dan Jepang. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya efisiensi dan semacam uji coba terhadap pasar. Akan tetapi 95 saat ini dua pabrik telah melakukan investasi mesin – mesin baru dalam upaya meningkatkan kapasitasnya. Salah satunya PT. JMR, telah mendatangkan mesin – mesin baru yang siap dioperasikan untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

6.2.2 Analisis Lingkungan Industri Perusahaan