129
F Perolehan modal yang mudah
0,0512 3
0,1536 G
Hubungan baik dengan investor dan pemegang saham
0,0557 4
0,2230 H
Pengawasan proses produksi yang baik
0,0639 4
0,2557 I
Loyalitas karyawan tinggi 0,0551
3,2 0,1763
J Sumber daya manusia yang terlatih
0,0587 3,6
0,2113 K
Orientasi kepada jaminan kualitas produk yang dihasilkan
0,0642 4
0,2570 L
Perusahaan memakai komputerisasi dalam sistem pencatatan setiap
kegiatannya. 0,0476
3,4 0,1618
Total Skor Faktor Kekuatan 2,5806
Kelemahan M
Pasar yang dituju sama dengan perusahaan sejenis
0,0450 1,4
0,0630 N
Promosi belum optimal 0,0583
1,4 0,0817
O Belum memiliki indikator keuangan
Rasio Keuangan 0,0489
1,4 0,0684
P
Jumlah produksi yang masih undercapacity
0,0554 1,8
0,0998 Q
Belum adanya program khusus software yang mengintegrasikan
setiap divisi perusahaan 0,0473
1,8 0,0851
R
Tenaga kerja IT mengandalkan outsourcing.
0,0378 1,8
0,0681 Total Skor Faktor Kelemahan
0,4662 Total skor IFE
1,0000 3,0469
7.2 Analisis Matriks Profil Persaingan
Matriks profil persaingan CPMCompetitive Profile Matrix digunakan untuk mengidentifikasi pesaing – pesaing utama dengan mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam kaitannya dengan contoh posisi strategis perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen dan informasi yang diperoleh
dari berbagai pihak diketahui bahwa selain PT. JMR terdapat perusahaan sejenis yang
130
terletak di Provinsi Banten. Menurut data Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia AGRI, pada tahun 2008 terdapat tujuh perusahaan gula rafinasi di Indonesia. Namun yang
menjadi pesaing utama PT. JMR adalah PT. Angels Product PT. AP, PT. Sentra Usahatama Jaya PT. SUJ, dan PT. Permata Dunia Sukses Utama PT.PDSU.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan pesaing – pesaing utama perusahaan yaitu lokasi perusahaan, kapasitas produksi, pangsa pasar, wilayah
distribusi dan produk yang dihasilkan. 1.
PT. Angels Product Lokasi perusahaan yaitu Jl. Raya Bojonegara Km.7, Bojonegara, Kabupaten
Serang, Banten. PT. AP merupakan perusahaan gula rafinasi pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 2000. PT. AP merupakan perusahaan urutan kedua terbesar
dalam kapasitas produksi, setelah PT SUJ yaitu sebesar 500 ribu tontahun. Dengan posisi ini, maka PT.AP mampu memasok kebutuhan bahan baku gula rafinasi bagi
industri makanan dan minuman dengan jumlah yang besar. Pangsa pasar tahun 2008, PT. AP sebesar 25,8.
2. PT. Sentra Usahatama Jaya
Lokasi perusahaan yaitu Jl. Raya Anyer Km. 12, Kodya Cilegon, Banten. PT. SUJ merupakan perusahaan gula rafinasi di Indonesia yang memiliki kapasitas
produksi terbesar yaitu 540 ribu tontahun. Perkembangan perusahaan terus mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya. Pada tahun 2008, PT. SUJ
memiliki pangsa pasar terbesar yaitu sebesar 27,7.
131
3. PT. Permata Dunia Sukses Utama
Lokasi perusahaan yaitu Jl. Raya Anyer Km. 10, Kodya Cilegon, Banten. PT. PDSU merupakan perusahaan termuda diantara keempat perusahaan gula rafinasi
tersebut. Akan tetapi, PT. PDSU terus mengalami perkembangan dan hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah produksi per tahunnya. Pada tahun 2008 PT.
PDSU memiliki pangsa pasar sebesar 25,8. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen dan informasi yang
diperoleh dari berbagai pihak yang terkait dengan perkembangan industri gula rafinasi di Indonesia, serta menggunakan data IFE yang mencakup kekuatan dan
kelemahan perusahaan yang bersifat umum dan kritis, didapatkan enam faktor sukses kritis yang terdapat dalam CPM yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan
gula rafinasi, yaitu produk berkualitas, daya saing harga, kapasitas produksi, pemasarandistribusi, lokasi dan pangsa pasar.
Produk gula rafinasi yang berkualitas dapat dilihat dari beberapa parameter yaitu kadar kemurnian, warna larutan ICUMSA, kandungan abu dan kandungan air.
Daya saing harga diukur dari kesesuaian harga dengan kualitasmutu produk. Kapasitas produksi dapat mengetahui tingkat produksi dan efisiensi dari pabrik
tersebut. Pemasarandistribusi diukur atau dilihat dari wilayah pemasaran yang dituju. Lokasi dilihat dari aspek kemudahan perusahaan dijangkau dan kemudahan produk
diperoleh oleh industri penggunanya. Sedangkan pangsa pasar dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri
pengguna.
132
Pemberian nilai bobot dan peringkat untuk perusahaan dilakukan berdasarkan analisa kondisi relatif perusahaan pesaing yang dilakukan oleh pakar yang mengerti
industri gula rafinasi, yaitu pelaksana Dinas Perindustrian Provinsi Banten responden I dan Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Banten responden II. Masing
– masing bobot untuk tiap faktor sukses kritis dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
Tabel 26. Skor Rataan CPM Industri Gula Rafinasi Tahun 2008
Skor Rataan FAKTOR KRITIS
PT. AP PT. JMR
PT. SUJ PT.PDSU
Produk berkualitas 0,4792 0,6389 0,3993
0,4792 Daya
saing harga 0,4788 0,3192 0,4788
0,4788 Kapasitas
produksi 0,5045 0,3783 0,5045
0,3783 Pemasarandistribusi
0,6301 0,8401 0,7350 0,6301
Lokasi 0,5378 0,5378 0,5378
0,5378 Pangsa
pasar 0,8401 0,6301 0,8401
0,6301
Total 3,4706 3,3446 3,4957
3,1344
Hasil matriks CPM profil persaingan CPM pada Tabel 26 menunjukkan bahwa secara kumulatif PT. SUJ paling unggul dibandingkan dengan ketiga
pesaingnya yang lain yaitu, PT. AP, PT. JMR dan PT. PDSU. Untuk faktor kritis produk berkualitas PT. JMR paling unggul dibandingkan dengan perusahaan gula
rafinasi lainnya dengan skor rataan sebesar 0,6389. PT. JMR unggul dari aspek
133
produk berkualitas karena untuk tiap grade produk yang dihasilkan memiliki kadar ICUMSA yang lebih kecil. Untuk faktor daya saing harga, PT. SUJ dan PT. AP lebih
unggul dibandingkan dengan PT. JMR dengan masing – masing skor rataan sebesar 0,4788. Hal ini menunjukkan harga produk – produk PT. JMR relatif paling tinggi
dibandingkan dengan ketiga pesaing utama lainnya. Untuk faktor pemasaran atau distribusi, PT. JMR memperoleh nilai skor
rataan paling tinggi dibandingkan dengan ketiga pesaing utama perusahaan yaitu 0,8401. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. JMR memiliki sebaran wilayah
pemasaran yang lebih luas. Skor rataan faktor lokasi keempat perusahaan menunjukkan nilai yang sama sebesar 0,5378. Keempat perusahaan memiliki skor
rataan CPM yang sama karena lokasi perusahaan sama – sama strategis yaitu di Propinsi Banten. Hal ini dilihat dari kemudahan untuk memasarkan produk kepada
industri pengguna dan kemudahan perusahaan dalam pengangkutan bahan baku untuk produksi gula rafinasi. Keempat perusahaan gula rafinasi tersebut terletak di Provinsi
Banten yang memiliki pelabuhan untuk impor dan akses yang mudah untuk memasarkan produk ke pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Sedangkan faktor pangsa
pasar, PT. SUJ dan PT. AP lebih unggul dibandingkan kedua perusahaan lainnya dengan masing – masing skor rataan sebesar 0,8401. PT. JMR dan PT. PDSU
memiliki skor rataan faktor pangsa pasar yang sama yaitu 0,6301. Penguasaan pangsa pasar industri ini dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan.
Dari hasil analisis matriks profil persaingan atau CPM ini, dapat diketahui bahwa PT. JMR memiliki keunggulan yang dominan dalam hal mutu produk dan
memiliki kelemahan terbesar pada faktor daya saing harga. Dengan mengetahui posisi
134
bersaing PT. JMR, perusahaan dapat mengevaluasi informasi kondisi dan pesaing untuk memperbaiki langkah kerjanya dikemudian hari. Perusahaan harus
mempertahankan dan mengembangkan faktor – faktor kritis sukses yang dinilai sudah unggul dan baik, sedangkan faktor kritis sukses yang perlu ditingkatkan adalah
menyangkut penetapan harga, jumlah produksi dan pangsa pasar.
7.3 Analisis Matriks IE Internal – Eksternal