10
3. Alternatif - alternatif strategi apa saja yang sesuai dengan kondisi perusahaan?
Kondisi persaingan dalam industri gula rafinasi dalam negeri sangat mempengaruhi perkembangan PT. JMR sebagai salah satu perusahaan manufaktur
swasta nasional yang bergerak dibidang industri gula rafinasi. Untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam industri, perusahaan membutuhkan alternatif - alternatif
strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga perusahaan dapat berkembang dan bertahan dalam industri.
4. Alternatif strategi mana yang paling tepat untuk dijalankan oleh perusahaan dan
sesuai dengan kondisi perusahaan? Kondisi persaingan yang semakin ketat dalam industri gula rafinasi menjadikan
manajemen PT. JMR harus bekerja pada kondisi yang efektif dan efisien supaya dapat berkembang dan bertahan yaitu dengan mengetahui alternatif strategi yang
paling tepat untuk dijalankan oleh perusahaan dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Dimana perusahaan harus memilih prioritas terbaik untuk jangka pendek terlebih
dahulu.
1.3 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan eksternal dan internal yang dapat
menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan. 2.
Menentukan posisi perusahaan dalam persaingan.
11
3. Merumuskan alternatif – alternatif yang sesuai dengan kondisi perusahaan
4. Menentukan alternatif strategi utama yang tepat untuk dijalankan dan sesuai
dengan kondisi perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penyusunan penelitian ini adalah : 1.
Bagi PT. JMR Memberikan masukan kepada pihak manajemen PT. Jawamanis Rafinasi
mengenai kondisi umum perusahaan dan bahan pertimbangan dalam perencanaan strategi yang tepat, alternatif strategi dan kebijakan perusahaan yang berkaitan
dengan pengembangan bisnis perusahaan. 2.
Bagi Penulis Berguna untuk melatih kemampuan dalam menganalisis masalah serta
menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai industri gula rafinasi. 3.
Bagi Pembaca Memberikan bahan acuan dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada pihak yang berkepentingan dan sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya, khususnya mengenai industri gula rafinasi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dengan judul Analisis Strategi Bersaing Gula Rafinasi ini tidak membahas secara mendalam proses produksi gula rafinasi dan dibatasi hanya pada
tahap pertama proses manajemen strategi, yaitu tahap formulasi strategi. Hasil
12
formulasi dimaksudkan untuk memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melakukan perencanaan, sedangkan tahap implementasi dan
tahap evaluasi strategi di perusahaan merupakan wewenang penuh manajemen perusahaan.
13
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jenis – Jenis Gula Berbahan Baku Tebu
Di Indonesia, jenis gula berbahan baku tebu dibagi menjadi tiga jenis, yaitu gula mentah raw sugar, gula kristal putih plantation white sugar dan gula kristal
rafinasi refined sugar. Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 01-3140.2-2006, bahwa definisi ketiga jenis gula sebagai berikut :
1. Gula mentah raw sugar adalah gula kristal sakarosa yang terbuat dari tebu
melalui proses defikasi, yang tidak dapat langsung dikonsumsi oleh manusia sebelum diproses lebih lanjut.
2. Gula kristal putih plantation white sugar adalah gula kristal sakarosa kering
dari tebu yang dibuat melalui proses sulfitasi atau karbonatasi sehingga langsung dapat dikonsumsi.
3. Gula kristal rafinasi refined sugar adalah gula kristal sakarosa kering yang
dibuat dari kristal gula mentah raw sugar melalui proses rafinasi. Perbedaan diantara ketiga jenis gula tersebut dapat juga dilihat dari spesifikasi
teknis gula berdasarkan teknologi proses seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Spesifikasi Teknis Gula Berdasarkan Teknologi Proses Tahun 2008
Uraian Raw Sugar
Gula Putih Gula Putih
Gula Rafinasi
Proses Defiktasi Sulfitasi
Karbonatasi Refined
Purity Pol
Min 96.0 Min 99.50
Min 99.60 Min 99.70
ICUMSA UNIT IU
1.000 – 7.000 137 - 370
60 – 150 45
Ash Content 0,3 max
0.03 – 0,14 0,02 – 0,12
0,002–0,008 Invert Sugar
0,3 max 0,2 max
0,1 max 0,015 max
14
Moisture 0,5 max
0,02 – 0,04 0,02 – 0,04
0,02 – 0,04
Sumber : AGRI Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia, 2008.
Di Indonesia, jenis gula berbahan baku tebu yang diperuntukkan konsumsi langsung oleh masyarakat adalah gula kristal putih plantation white sugar atau lebih
dikenal dengan gula pasir atau gula putih. Sedangkan penggunaan raw sugar digunakan sebagai bahan baku utama industri gula rafinasi dan gula rafinasi
digunakan untuk industri makanan, minuman dan farmasi. Secara teknis perbedaan gula rafinasi dengan gula putih atau gula pasir plantation white sugar, dapat
diketahui secara visual dengan melihat warna gula. Tabel 1 menunjukkan bahwa gula rafinasi memiliki keunggulan dibandingkan dengan raw sugar dan gula putih.
Keunggulan tersebut dapat dilihat dari kadar kemurnian atau Purity yang dimiliki oleh gula rafinasi lebih tinggi dibandingkan dengan raw sugar dan gula putih , yaitu
sebesar minimal 99.70 Polarisasi. Besarnya kadar abu atau ash content menunjukkan jumlah bahan-bahan
non organik Al, Ca, Mg dan Fe yang ada di dalam gula. Bahan-bahan tersebut akan
membawa sukrosa, sehingga tidak dapat diambil menjadi refined sugar. Banyaknya kandungan abu akan menyebabkan tingginya molasses yang dihasilkan sekaligus
akan meningkatkan kehilangan gula. Kandungan ash content yang dimiliki gula rafinasi lebih kecil sehingga molasses yang dihasilkan rendah dan dapat menurunkan
kehilangan gula. Semakin kecil Invert Sugar suatu gula maka semakin mudah dikristalkan
dan tidak akan terbawa bersama molasses. Invert Sugar gula rafinasi lebih kecil
15
bila dibandingkan dengan raw sugar dan gula putih yaitu sebesar 0,015 max . Semakin tinggi kadar moisture artinya semakin basah gula, maka akan mudah terjadi
penggumpalan. Untuk daya simpan, gula putih dan gula rafinasi memiliki daya simpan yang sama karena memiliki besaran kadar moisture yang sama yaitu 0,02 –
0,04 . Makin kecil angka ICUMSA maka makin putih warna gula atau
kejernihannya dan sebaliknya makin besar angka ICUMSA makin suram tingkat kejernihannya. Gula rafinasi lebih jernih karena memiliki nilai ICUMSA paling
rendah dibandingkan dengan raw sugar dan gula putih yaitu 45 IU. Spesifikasi gula yang dibutuhkan industri makanan, minuman dan farmasi
untuk bahan bakunya yaitu gula yang memiliki kadar purity 99,90 dan ICUMSA 45 IU. Diantara ketiga jenis gula berbahan baku tebu yang memenuhi persyaratan
spesifikasi industri makanan, minuman dan farmasi adalah gula rafinasi. Di Indonesia, penggunaan gula rafinasi dibatasi untuk konsumsi tidak langsung atau
antara melalui industri makanan, minuman dan farmasi, karena untuk konsumsi langsung di sektor rumah tangga masih dilarang untuk kepentingan perlindungan
industri gula dalam negeri Sub Dinas Bina Produksi.
2.2 Pengertian Gula Mentah Raw Sugar