Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Koefisien Determinasi Uji Signifikan Secara Simultan Uji-F

51 b Jika nilai VIF 10 maka ada multikolonieritas

3. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2006:99, uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model yang baik tidak terjadi autokorelasi, jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokeralsi . Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual pengganggu tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya.. Beberapa cara untuk menguji menggunakan Uji Durbin-Watson DW test, Uji Langrange Multiplier LM test, Uji Statistics Q Box-Pierce dan Ljung Box, serta Run Test.

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2006:125, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas proses rekrutmen dan seleksi dengan variabel terikat kinerja karyawan. Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi 52 berganda seperti yang dikutip dalam Sugiyono 2009 : 277, yakni sebagai berikut: Y = a + + e Keterangan: Y = kinerja karyawan a = konstanta b1, b2,b3 = koefisien regresi berganda = variabel bebas yaitu proses seleksi = variabel bebas yaitu penilaian kinerja = variabel bebas yaitu insentif e = standar eror

3.10.4 Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali 2006:87, uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya . Jika yang diperoleh mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika . makin mendekati 0 nol maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel 53 terikat. Koefisien determinasi . bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

3.10.5 Uji Signifikan Secara Simultan Uji-F

Menurut Ghozali 2006:88, uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Dimana Fhitung Ftabel, maka H1 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung Ftabel, maka H0 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5 α= 0,05. Jika sig ά 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak. Jika sig ά 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima.

3.10.6 Uji Signifikan Secara Parsial Uji-t