95 Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel
bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 jadi
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.4 Analisis Linier Berganda
Analisis linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas seleksi,
penilaian kerja, daj insentif terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan Y.
Tabel 4.22 Variables EnteredRemoved
Model Variables
Entered Variables
Removed Method
1 Insentif, Seleksi,
Penilaian_Kerja
a
. Enter a. All requested variables entered.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.20 Variabel Enteredremoved
b
menunjukkan hasil analisis statistik tiap indikator sebagai berikut.
Tabel 4.23 Analisis Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 13.327
2.894 4.605
.000 Seleksi
.598 .084
.557 7.103
.000 Penilaian_Kerja
.128 .052
.195 2.469
.015 Insentif
.112 .051
.173 2.218
.029 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.21 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:
96
Y = 13,327 + 0,598 X
1
+ 0,128 X
2
+ 0,112 X
3
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta a = 13,327 , ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel
seleksi X
1
, penilaian kerja X
2
, dan insentif X
3
= 0, maka kinerja karyawan = 13,327.
b. Koefisien X
1
b
1
= 0,598 , ini berarti bahwa variabel seleksi X
1
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, atau dengan kata lain jika seleksi X
1
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawam akan bertambah sebesar 0,598. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel
seleksi dengan kinerja karywan, semakin meningkat seleksi seorang pegawai dalam bekerja maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan tersebut pada
PT. Tiga Raksa Satria, Tbk Cabang Medan.
c. Koefisien X
2
b
2
= 0,128 , ini berarti bahwa variabel penilaian kerja X
2
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, atau dengan kata lain jika penilaian kerja X
2
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0,128. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan
positif antara variabel penilaian kerja dengan kinerja karyawan, semakin meningkat penilaian kerja ke arah yang semakin baik maka akan semakin
meningkat pula kinerja karyawan pada PT. Tiga Raksa Satria, Tbk Cabang Medan.
d. Koefisien X
3
b
3
= 0,112 , ini berarti bahwa variabel insentif X
3
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, atau dengan kata lain jika insentif X
3
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0,112. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel
97 insentif dengan kinerja karyawan, semakin meningkat insentif ke arah yang
semakin baik maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan pada PT. Tiga Raksa Satria, Tbk Cabang Medan.
4.5 Uji Hipotesis