11 pengembangan usaha penggemukan domba dari aspek finansial oleh karena itu
perlu dilakukan analisis switching value. Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat beberapa masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini antara lain: 1
Bagaimana kelayakan usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno berdasarkan aspek nonfinansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya serta aspek lingkungan baik pada kondisi sebelum maupun setelah pengembangan?
2 Bagaimana kelayakan usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak
Sarno pada aspek finansial berdasarkan kriteria investasi baik pada kondisi sebelum maupun setelah pengembangan?
3 Bagaimana usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno jika
terjadi penurunan harga penjualan dan peningkatan biaya pembelian bakalan baik pada kondisi sebelum maupun setelah pengembangan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Menganalisis kelayakan usaha penggemukan domba dan kambing milik
Bapak Sarno berdasarkan aspek nonfinansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, serta aspek
lingkungan pada kondisi sebelum maupun setelah pengembangan. 2
Menganalisis usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno pada aspek finansial berdasarkan kriteria investasi pada kondisi sebelum dan
setelah pengembangan. 3
Menganalisis kelayakan finansial usaha penggemukan domba dan kambing dengan switching value apabila terjadi kenaikan harga bakalan dan penurunan
harga penjualan.
12
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yakni: 1
Bagi penulis, penelitian ini akan melatih dan menambah kemampuan penulis dalam berkomunikasi dengan pihak pengusaha, masyarakat maupun pihak-
pihak terkait serta meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh di perkuliahan.
2 Bagi pemilik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan
informasi yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan usaha serta kelayakan usaha untuk keberlanjutannya.
3 Bagi masyarakat luas terutama para peternak domba dan kambing, sebagai
bahan masukan dan informasi dalam melakukan usaha penggemukan domba dan kambing.
4 Bagi mahasiswa dan pihak yang membutuhkan informasi tentang
penggemukan domba dan kambing, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta sebagai sumber literatur dan menambah
wawasan mengenai usaha penggemukan domba dan kambing.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggemukan Domba dan Kambing
Ternak domba dan kambing memiliki potensi pengembangan yang cukup besar. Ternak domba dan kambing mudah dikembangkan, memiliki sistem
pemeliharaan yang relatif mudah dilakukan, siklus reproduksi relatif singkat, serta ternak domba dan kambing merupakan ternak yang lebih tahan terhadap berbagai
penyakit daripada ternak lainnya. Penelitian mengenai penggemukan domba dan kambing telah banyak
dilakukan oleh para peneliti maupun balai penelitian dan pengembangan peternakan. Umumnya usaha penggemukan domba dan kambing dilakukan di
daerah pedesaan. Hal ini dikarenakan sumber pakan yang diperoleh mudah didapat seperti pakan hijauan berupa dedaunan dan rumput. Namun ada beberapa
peternak yang memberikan pakan tambahan selain dedaunan dan rumput seperti penelitian yang dilakukan Priyanto dan Rusdiana 2008 yang berjudul Analisis
Ekonomi Penggemukan Ternak Domba Jantan Berbasis Tanaman Ubi Kayu di Perdesaan. Pengamatan usaha ternak domba jantan dilakukan di Kecamatan
Ciemas dengan dua model perlakuan dan kontrol. Ternak domba dikandangkan selama empat bulan. Pemberian pakan berupa ubi kayu dengan kombinasi daun
ubi kayu baik kering, layu maupun segar yang diberikan satu kali dalam sehari Untuk menutupi kekurangan gizi diberi tambahan pakan penguat seperti dedak
padi dan ampas tahu pada domba perlakuan. Sedangkan domba kontrol hanya diberikan pakan hijauan rumput gajah dan sisa limbah pertanian. Analisis yang
digunakan adalah analisis ekonomi BC ratio dan uji regresi linier yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ternak domba. Dari penelitian tersebut
didapatkan hasil yaitu ternak yang memperoleh pakan perlakuan menunjukkan pertumbuhan bobot hidup yang lebih baik dibandingkan dengan domba kontrol.
Ternak dengan pakan perlakuan menunjukkan peningkatan bobot hidup rata-rata 9,38 kilogram per ekor sedangkan pada domba kontrol hanya 5,59 kilogram per
ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan dari hasil usaha penggemukan ternak domba skala 50 ekor memberikan keuntungan sebesar
12.000.980 rupiah per periode.
14 Pemberian pakan berupa ubi jalar dan dedak padi pada ternak kambing
juga dilakukan pada penelitian Farida 1998 yang berjudul Pengimbuhan konsentrat pada ransum penggemukan kambing muda di Wamena, Irian Jaya.
Penelitian ini menggunakan dua belas ekor Kambing Kacang muda dengan umur empat sampai enam bulan. Penelitian dilakukan selama empat bulan untuk
mengetahui pengaruh pengimbuhan konsentrat berupa ubi jalar dan dedak padi terhadap konsumsi dan perkembangan kambing muda. Hasil penelitian ini
menunjukkan pengimbuhan ubi jalar dan dedak padi masing-masing sebanyak 300 gram per ekor per hari ke dalam ransum ternyata meningkatkan konsumsi
bahan kering, protein, lemak, bahan ekstrak tanpa N, kecernaan bahan kering serta tingginya pertambahan bobot badan harian dan angka konversi pakan yang baik.
Penggemukan kambing juga dilakukan dengan cara yang berbeda seperti berkelompok dengan bergabung pada kelompok tani maupun secara individu,
namun masih memberikan pakan tambahan berupa pakan konsentrat yaitu dedak. Pada penelitian yang dilakukan oleh Jakfar dan Irwan 2010 yang berjudul
Analisis Ekonomi Penggemukan Kambing Kacang Berbasis Sumber Daya Lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode On Farm Research
OFR dan dilaksanakan di lahan petani dengan mengikut sertakan sepuluh orang petani yang tergabung dalam kelompok tani petani kooperator. Sebagai
pembanding atau kontrol dipilih lima orang petani non kooperator yang berlokasi di sekitar tempat penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
penggemukan kambing pola kooperator memperoleh berat badan lebih tinggi dibandingkan non kooperator, yaitu rata-rata sebesar 11,62 kilogram per ekor atau
rata-rata sebesar 96,83 gram per ekor per hari selama empat bulan dan memperoleh keuntungan sebesar 454.100 rupiah. Selanjutnya, kinerja ekonomi
diperoleh nilai RC ratio yaitu 1,32. Usaha penggemukan ternak kambing lokal dengan menggunakan skala usaha sepuluh ekor ternak kambing dengan pola
kooperator perlakuan memperoleh keuntungan lebih tinggi yaitu 454.100 rupiah selama empat bulan dibandingkan dengan usaha penggemukan kambing lokal
dengan menggunakan skala usaha enam ekor dengan pola non kooperator kontrol yaitu 408.000 rupiah selama empat bulan. Perbedaan ini disebabkan
pertambahan berat hidup ternak kambing yang dihasilkan pola perlakuan
15 menggunakan tambahan konsentrat dedak. Sedangkan pertambahan berat hidup
ternak kambing yang dihasilkan kontrol tidak menggunakan pakan tambahan. Pemberian konsentrat pada pengemukan domba dan kambing tidak
selamanya menguntungkan, karena biaya yang dikeluarkan untuk pakan tersebut lebih banyak dibandingkan hasil yang didapat seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Dodo 2007 yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Ternak Kambing Melalui Penelitian Aksi Partisipatif. Penelitian ini dilakukan pada
kelompok tani Harapan Mekar, Situ Gede, Bogor, Jawa Barat. Kelompok tani Harapan Mekar memiliki 76 kelompok peternak kambing. Hasil analisis non-
finansial menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan pada perluasan kandang tanpa menggunakan konsentrat, yaitu nilai p value koefisien teknis 0,000
0,005. Sedangkan pada perluasan kandang dengan menggunakan konsentrat menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak untuk dijalankan, yaitu nilai p value
koefisien teknis 0,147 0,005.
2.2 Penelitian Terdahulu Studi Kelayakan Bisnis