Switching Value Analysis Asumsi Dasar yang Digunakan dalam Penelitian

46 TC, laba kotor, pajak dan laba bersih setelah pajak. Laba rugi dirumuskan sebagai berikut: Π = TR -TC Keterangan : π : Keuntungan TR : Total Revenue total penerimaan TC : Total Cost total biaya

4.7.7 Incremental Net Benefit

Incremental Net Benefit merupakan manfaat bersih tambahan yang didapatkan dari usaha dan diperoleh dari manfaat bersih dengan bisnis net benefit with business dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis net benefit without business. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum termanfaatkan. Secara matematis Incremental Net Benefit rumus yang digunakan pada penelitian ini adalah: Incremental Net Benefit = Manfaat bersih dengan bisnis - Manfaat bersih tanpa bisnis

4.8 Switching Value Analysis

Switching value merupakan perh itungan untuk mengukur “perubahan maximum” dari perubahan suatu komponen inflow penurunan harga output, penurunan produksi atau perubahan komponen outflow peningkatan harga inputpeningkatan biaya produksi yang masih dapat ditoleransi agar usaha masih tetap layak. Dalam penelitian usaha penggemukan domba dan kambing ini, switching value dilakukan untuk menguji kepekaan setiap perubahan kenaikan harga input dan penurunan otput yaitu penjualan. Harga input adalah harga bakalan ternak domba dan kambing. Sedangkan output yang dimaksud yaitu penurunan harga jual ternak. Penentuan switching value pada variabel bakalan merupakan variabel input tersebut, berdasarkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk variabel tersebut sangat besar dan pada suatu waktu dapat berubah, begitu pula halnya dengan variabel output. Oleh karena itu perlu dilakukan switching value untuk menguji 47 usaha tersebut pada perubahan-perubahan agar diketahui batas kekuatan usaha tersebut pada perubahan yang terjadi.

4.9 Asumsi Dasar yang Digunakan dalam Penelitian

Sebagai upaya memudahkan analisis secara finansial, beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno adalah sebagai berikut : 1 Lahan dan bangunan yang digunakan adalah milik sendiri. 2 Umur ekonomis usaha ditetapkan delapan tahun. Umur ini ditetapkan berdasarkan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada usaha yaitu kandang domba dan kambing. 3 Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga konstan yang berlaku pada saat penelitian dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik. 4 Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yaitu : Penyusutan = ekonomis Umur sisa nilai beli Nilai  5 Pajak pendapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yaitu : Pasal 17 ayat 1b. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 persen. Pasal 17 ayat 2a. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b menjadi 25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. 6 Pada kondisi pengembangan usaha, pemilik usaha melakukan pinjaman modal kepada Bank Mandiri. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga kredit Bank Mandiri pada tahun 2012, yaitu sebesar 12 persen. 7 Pada saat sebelum pengembangan, dalam satu tahun terdapat tiga periode penggemukan. Setiap satu periode ternak yang digemukkan 150 ekor 75 ekor domba dan 75 ekor kambing. Sehingga dalam satu tahun yang terdiri dari tiga 48 periode ternak yang digemukkan adalah 450 ekor 225 ekor domba dan 225 ekor kambing. Dalam setiap tahunnya diasumsikan seluruh hasil produksi laku terjual. Namun pada tahun pertama jumlah ternak yang digemukkan lebih sedikit karena hanya terdapat dua periode penggemukan yaitu 150 ekor per periode dikalikan dengan dua periode yaitu 300 ekor 150 ekor domba dan 150 ekor kambing. Hal ini disebabkan pada tahun pertama, periode pertama merupakan masa persiapan seperti pembangunan kandang sehingga tidak dilakukan penggemukan domba dan kambing. 8 Pada saat pengembangan, dalam satu tahun juga terdapat tiga periode penggemukan. Setiap satu periode ternak yang digemukkan 270 ekor 135 ekor domba dan 135 ekor kambing. Sehingga dalam satu tahun yang terdiri dari tiga periode ternak yang digemukkan adalah 810 ekor 405 ekor domba dan 405 ekor kambing. Dalam setiap tahunnya diasumsikan seluruh hasil produksi laku terjual. Namun pada tahun pertama jumlah ternak yang digemukkan lebih sedikit karena hanya terdapat dua periode penggemukan yaitu 270 ekor per periode dikalikan dengan dua periode yaitu 540 ekor 270 ekor domba dan 270 ekor kambing. Hal ini disebabkan pada tahun pertama, periode pertama merupakan masa persiapan pengembangan seperti pembangunan kandang sehingga tidak dilakukan penggemukan domba dan kambing. 9 Penerimaan dalam usaha ini terdiri dari penjualan ternak, penjualan kotoran dan nilai sisa. Besarnya penerimaan penjualan ternak ditentukan berdasarkan bobot hidup ternak dikalikan dengan harga per kilogramnya. 10 Dalam analisis finansial, digunakan dua kondisi yaitu analisis finansial usaha pada kondisi sebelum pengembangan aktual dan kondisi kedua yaitu analisis finansial usaha setelah melakukan pengembangan dengan penambahan jumlah ternak domba dan kambing serta pembangunan kandang baru. 11 Pada analisis switching value, diasumsikan komponen lain selain harga bakalan kambing dan harga penjualan kambing tidak berubah cateris peribus. V GAMBARAN UMUM USAHA

5.1 Gambaran Umum Desa Citapen