Analisis Kelayakan Usaha Setelah Pengembangan

96 Sebagai langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba rugi bersih usaha. Perhitungan laba rugi usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno dapat dilihat pada Lampiran 5.

7.1.4 Manfaat Bersih Net Benefit

Manfaat bersih net benefit yang diperoleh pada kondisi sebelum pengembangan usaha diperoleh dari total inflow dikurangi dengan total outflow. Pada tahun pertama jumlah manfaat bersih yang diperoleh bernilai negatif yaitu 120.088.625 rupiah. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk investasi cukup besar sehingga pendapatan inflow yang diperoleh tidak mampu mencukupi total pengeluaran outflow. Sedangkan pada tahun kedua dan berikutnya jumlah manfaat bersih yang diperoleh bernilai positif yaitu 85.570.875 rupiah. Perhitungan manfaat bersih net benefit secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6.

7.2 Analisis Kelayakan Usaha Setelah Pengembangan

Pada kondisi pengembanga dilakukan pengembangan usaha dengan penambahan kapasitas kandang dan jumlah ternak. Penambahan ternak yang dilakukan berjumlah 120 ekor yaitu 60 ekor domba dan 60 ekor kambing dengan membangun satu kandang batere baru. Untuk memenuhi kebutuhan usaha penggemukan domba dan kambing ditambah beberapa investasi baru.

7.2.1 Arus Penerimaan Inflow

Pada kondisi pengembangan, penerimaan diperoleh dari modal pinjaman, penjualan domba dan kambing, kotoran domba dan kambing, dan nilai sisa investasi. Pada kondisi pengembangan jumlah ternak yang dihasilkan per tahunnya adalah 360 ekor 180 ekor domba dan 180 ekor kambing ditambah dengan kondisi sebelum pengembangan yaitu 450 ekor ternak 225 ekor domba dan 225 ekor kambing. 97

7.2.1.1 Modal Pinjaman

Pada pendirian usaha penggemukan domba dan kambing, usaha penggemukan ini menggunakan modal yang berasal dari keuangan pribadi. Jumlah modal yang dikeluarkan pada saat sebelum pengembangan adalah 176.774.000 rupiah sesuai dengan biaya investasi yang dikeluarkan. Sedangkan pada kondisi pengembangan, modal yang dikeluarkan adalah 399.874.000 rupiah dan 150.000.000 rupiah dari pinjaman. Pinjaman tersebut diperoleh dari Bank Mandiri.

7.2.1.2 Penerimaan Penjualan Domba dan Kambing

Usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan masih menjual produk yang sama seperti kondisi sebelum pengembangan yaitu berupa domba dan kambing hidup. Perbedaan kedua kondisi tersebut adalah jumlah ternak yang digemukkan. Pada kondisi sebelum pengembangan jumlah ternak yang digemukkan per tahun adalah 450 ekor 225 ekor kambing dan 225 ekor domba. Pada saat pengembangan, ternak pada kondisi awal ditambahkan dengan ternak pada kondisi pengembangan. Pada tahun pertama, penggemukan domba dan kambing hanya dilakukan dua periode selama setahun. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama pemilik baru mengembangkan usaha, sehingga empat bulan pertama merupakan masa persiapan usaha seperti pembangunan kandang baru sehingga periode pertama tidak dilakukan penggemukan domba dan kambing. Dalam satu periode empat bulan bakalan yang digemukkan adalah 270 ekor 135 ekor domba dan 135 ekor kambing. Maka jumlah ternak yang digemukkan per tahun pada tahun pertama yang terdiri dari dua periode adalah 540 ekor 270 ekor domba dan 270ekor kambing. Pada tahun kedua hingga tahun kedelapan, pada kondisi pengembangan ternak yang digemukkan adalah 270 ekor setiap periodenya dengan jumlah domba 135 ekor dan jumlah kambing 135 ekor. Dalam satu tahun terdapat tiga periode sehingga dalam satu tahun jumlah ternak yang digemukkan adalah 810 ekor 405 ekor domba dan 405 ekor kambing. Berat rata-rata bobot domba dan kambing hidup yang siap jual adalah 38 kilogram dengan harga jual domba 32.000 per 98 kilogram dan harga kambing 35.000 rupiah per kilogram. Dengan kata lain harga ternak domba hidup adalah 1.216.000 rupiah per ekor dan harga ternak kambing 1.330.000 rupiah per ekor. Total penjualan usaha penggemukan domba dan kambing dengan pengembangan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Proyeksi Penjualan Domba dan Kambing pada Kondisi Pengembangan Usaha Tahun Jumlah Penjualan Ekor Harga JualEkor Rp Penerimaan Rp Domba Kambing Domba Kambing 1 270 270 1.216.000 1.330.000 687.420.000 2 405 405 1.216.000 1.330.000 1.031.130.000 3 405 405 1.216.000 1.330.000 1.031.130.000 4 405 405 1.216.000 1.330.000 1.031.130.000 5 405 405 1.216.000 1.330.000 1.031.130.000 6 405 405 1.216.000 1.330.000 1.031.130.000 7 405 405 1.216.000 1.330.000 1.031.130.000 8 405 405 1.216.000 1.330.000 1.031.130.000

7.2.1.3 Penerimaan Penjualan Kotoran domba dan Kambing

Pada kondisi pengembangan, usaha penggemukan domba dan kambing ini menambah jumlah ternak domba dan kambing. Semakin banyak jumlah ternak yang ditambah maka jumlah kotoran ternak juga akan bertambah. Harga kotoran ternak domba dan kambing juga sama dengan harga sebelum pengembangan yaitu 5.000 rupiah per karung. Sebelum pengembangan jumlah kotoran yang dihasilkan dari limbah ternak domba dan kambing adalah 27.000 kilogram per tahunnya. Pada kondisi pengembangan jumlah kotoran yang dihasilkan semakin bertambah. Dalam satu hari kotoran yang dihasilkan oleh domba dan kambing adalah 81 kilogram. Hal ini diasumsikan dengan jumlah ternak domba dan kambing berjumlah 270 ekor per periodenya. Rata-rata domba dan kambing menghasilkan kotoran 0,5 kilogram tiap harinya dan mengalami penyusutan 0,2 kilogram sehingga pada saat dijual berat kotoran yang dihasilkan tiap ekor domba adalah 0,3 kilogram. Dalam satu hari jumlah kotoran yang dihasilkan yaitu 270 ekor ternak dikalikan dengan 0,3 kilogram per ekor jumlah kotoran yang dihasilkan yaitu 81 kilogram. Maka dalam satu bulan kotoran yang dihasilkan adalah 2.430 kilogram yaitu 81 kilogram per hari dikalikan dengan tiga puluh 99 hari. Dalam 120 hari atau empat bulan ternak domba dan kambing menghasilkan kotoran 9.720 kilogram. Maka dalam satu tahun dengan tiga periode setiap tahunnya, jumlah kotoran yang dihasilkan adalah 9.720 kilogram dikalikan dengan tiga periode yaitu 29.160 kilogram 972 karung. Pada tahun pertama jumlah kotoran yang dihasilkan lebih sedikit daripada tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdapat dua periode penggemukan delapan bulan oleh karena itu jumlah ternak domba dan kambing yang digemukkan juga lebih sedikit. Dalam satu hari jumlah kotoran yang dihasilkan yaitu 270 ekor ternak dikalikan dengan 0,3 kilogram jumlah kotoran yang dihasilkan per ekor yaitu 81 kilogram. Maka dalam satu bulan kotoran yang dihasilkan adalah 2.430 kilogram yaitu 81 kilogram per hari dikalikan dengan tiga puluh hari. Dalam 120 hari atau empat bulan ternak domba dan kambing menghasilkan kotoran 9.720 kilogram. Maka dalam satu tahun dengan dua periode setiap tahunnya, jumlah kotoran yang dihasilkan adalah 9.720 dikalikan dengan dua periode yaitu 19.440 kilogram 648 karung. Penerimaan penjualan dari kotoran domba dan kambing dapat dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Penerimaan Penjualan Kotoran Domba dan Kambing pada Kondisi Pengembangan Usaha Tahun Jumlah Penjualan Kilogram Jumlah Karung 30 Kilogramkarung Harga Jual Karung Rp Penerimaan Rp 1 19.440 648 5.000 3.240.000 2 48.600 972 5.000 4.860.000 3 48.600 972 5.000 4.860.000 4 48.600 972 5.000 4.860.000 5 48.600 972 5.000 4.860.000 6 48.600 972 5.000 4.860.000 7 48.600 972 5.000 4.860.000 8 48.600 972 5.000 4.860.000

7.2.1.4 Nilai Sisa

Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal investasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. Pada pengembangan usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno, nilai sisa diperoleh dari 100 investasi pada akhir tahun kedelapan yaitu sebesar 164.745.000 rupiah. Rincian nilai sisa untuk investasi dengan pengembangan usaha dapat dilihat pada Lampiran 7.

7.2.2 Arus Pengeluaran Outflow

Arus pengeluaran pada kondisi pengembangan sama dengan kondisi awal yang terdiri dari dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional yang terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

7.2.2.1 Biaya Investasi

Pada kondisi pengembangan, usaha penggemukan domba dan kambing ini melakukan beberapa investasi baru yaitu tanah, kandang, motor pakan, instalasi air dan instalasi listrik. Sama halnya juga dengan kondisi sebelum pengembangan, untuk beberapa alat usaha tersebut mengeluarkan biaya reinvestasi. Biaya investasi yang akan dikeluarkan oleh usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 179. Biaya Investasi Usaha Penggemukan Domba dan Kambing pada Kondisi Pengembangan Usaha No Investasi Satuan Jumlah Umur Ekonomis Tahun HargaSatuan Rp Jumlah Biaya Rp 1 Tanah Meter 300 8 100.000 30.000.000 2 Tanah Baru Meter 800 8 150.000 120.000.000 3 Perizinan Usaha 1 8 1.000.000 1.000.000 4 Kandang Unit 1 8 25.000.000 25.000.000 5 KandangBaru Unit 1 8 60.000.000 60.000.000 6 Gudang Unit 1 8 10.000.000 10.000.000 7 Instalasi Listrik 1 8 1.000.000 1.000.000 8 Instalasi ListrikBaru 1 8 600.000 600.000 9 Instalasi Air 1 8 2.000.000 2.000.000 10 Instalasi Air Baru 8 2.500.000 2.500.000 11 Mobil Unit 1 10 84.000.000 84.000.000 12 Motor Pakan Unit 1 10 23.000.000 23.000.000 13 Motor Pakan Baru Unit 1 10 40.000.000 40.000.000 14 Sabit Unit 5 2 30.000 150.000 15 Garpu Rumput Unit 3 2 8.000 24.000 16 Skop Unit 5 2 30.000 150.000 17 Timbangan Unit 1 10 450.000 450.000 TOTAL 399.874.000 101 1 Tanah Tanah merupakan hal yang paling utama dibutuhkan dalam investasi usaha penggemukan domba dan kambing. Sebelum pengembangan usaha, usaha penggemukan domba dan kambing ini memiliki luas tanah 300 meter persegi. Harga tanah per meter adalah 100.000 rupiah, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membeli 300 meter persegi tanah adalah 300 meter persegi dikalikan dengan 100.000 rupiah per meter yaitu 30.000.000 rupiah. pada saat pengembangan pemilik melakukan pembelian tanah dengan harga 150.000 rupiah per meter persegi. Maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian tanah adalah 150.000 rupiah dikalikan dengan 800 meter persegi yaitu 120.000.000. Tanah tidak memiliki umur ekonomis usaha, karena nilai tanah semakin hari semakin mahal. Sama halnya dengan sebelum pengembangan usaha, diasumsikan nilai tanah sama pada saat pembelian, sehingga pada akhir umur ekonomis usaha, tanah masih memiliki nilai sisa yaitu 120.000.000 rupiah. 2 Perijinan Usaha Ijin usaha yang didapatkan yaitu dari Dinas Peternakan Kabupaten Bogor dan ijin dari masyarakat setempat yang diajukan kepada Kepala Desa Citapen. Dalam melakukan pengurusan perijinan usaha, usaha ini mengeluarkan biaya sebesar 1.000.000 rupiah. Ijin yang didapatkan ini berlaku selama usaha masih berjalan sehingga pada saat pengembangan usaha pemilik tidak mengeluarkan biaya lagi untuk mengurus perijinan usaha. 3 Kandang Pada pengembangan usaha dibangun kandang baru untuk penggemukan domba dan kambing. Hal ini dikarenakan adanya penambahan jumlah bakalan yang akan digemukkan sehingga kapasitas kandang lama tidak mencukupi. Pada saat pembangunan kandang lama, biaya yang dikeluarkan adalah 25.000.000 rupiah sedangkan pada pembangunan kandang baru jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 60.000.000 rupiah. 102 4 Gudang Gudang digunakan untuk meyimpan kotoran domba dan kambing hingga kotoran tersebut terjual. Gudang dibangun bersamaan dengan dibangunnya kandang. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan gudang adalah 10.000.000 rupiah. Pada saat pengembangan usaha tidak ada pembangunan gudang baru maupun perluasan gudang, sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan gudang pada saat kondisi pengembangan. 5 Instalasi Listrik Usaha penggemukan domba dan kambing membutuhkan listrik untuk keperluan sehari-harinya. Pada malam hari listrik digunakan untuk penerangan di dalam kandang. Biaya yang dikeluarkan pada saat instalasi listrik, pembelian kabel dan lampu pada kondisi sebelum pengembangan adalah 1.000.000 rupiah sedangkan pada pengembangan usaha biaya yang dikeluarkan adalah 600.000 rupiah. 6 Instalasi Air Air sangat dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari pada usaha penggemukan domba dan kambing. Sama halnya pada kondisi sebelum pengembangan, pada kondisi pengembangan air digunakan untuk minum domba dan kambing, untuk membersihkan kandang, memandikan domba, membersihkan peralatan dan lainnya. Untuk mendapatkan air tersebut, usaha ini harus membangun instalasi air seperti pipa-papa penyambungan air, agar air dapat tersalurkan ke lokasi penggemukan. Biaya yang dikeluarkan untuk instalasi air pada kondisi sebelum pengembangan adalah 2.000.000 rupiah sedangkan pada kondisi pengembangan biaya yang dikeluarkan adalah 2.500.000 rupiah. 7 Mobil Mobil digunakan untuk pengangkutan domba dan kambing pada saat pembelian bakalan. Selain itu juga digunakan untuk penjualan yaitu mengantarkan ternak domba dan kambing kepada konsumen yang telah membeli ternak tersebut atau mengantarkan ternak pesanan konsumen. Mobil yang digunakan adalah 103 mobil jenis pickup. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian mobil adalah 84.000.000 rupiah, mobil ini dibeli dengan kondisi yang masih baru. Pada saat pengembangan tidak ada pembelian mobil baru. 8 Motor Pakan Motor pakan digunakan dalam kegiatan sehari-hari yaitu untuk pengangkutan pakan ternak berupa pakan hijauan dan pakan konsentrat dari lokasi pembelian pakan menuju lokasi penggemukan. Motor pakan dibeli dengan kondisi masih baru, biaya yang dikeluarkan adalah 23.000.000 rupiah. Pada kondisi pengembangan usaha ada penambahan motor pakan baru, biaya yang dikeluarkan untuk pembelian motor pakan baru yaitu 40.000.000 rupiah. 9 Sabit Sabit digunakan untuk memotong pakan hijauan, pada usaha penggemukan domba dan kambing ini sabit yang dibutuhkan yaitu lima unit dengan harga per unitnya adalah 30.000 rupiah, maka jumlah biaya yang dibutuhkan untuk lima unit sabit yaitu 30.000 per unit dikalikan dengan lima unit yaitu 150.000 rupiah. Sabit ini hanya memiliki umur ekonomis dua tahun sehingga dalam dua tahun sekali sabit ini harus reinvestasi. 10 Garpu rumput Garpu rumput digunakan untuk membersihkan kotoran rumput atau sisa pakan hijauan yang terbuang di dalam kandang. Garpu rumput yang dibutuhkan pada usaha penggemukan domba dan kambing sebelum pengembangan usaha adalah tiga unit dengan harga per unitnya yaitu 8.000 rupiah. Maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian garpu rumput yaitu 8.000 per unit dikalikan dengan tiga unit yaitu 24.000 rupiah. Sama halnya dengan sabit, garpu rumput hanya memiliki umur ekonomis dua tahun sehingga dalam dua tahun sekali garpu rumput juga harus reinvestasi. 104 11 Skop Skop digunakan untuk membersihkan kotoran domba dan kambing. Skop yang dibutuhkan pada usaha penggemukan domba dan kambing yaitu lima unit dengan harga 30.000 rupiah perunitnya. Maka jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian skop yaitu 30.000 per unit dikalikan dengan lima unit yaitu 150.000 rupiah. Sama halnya dengan sabit dan garpu rumput, skop juga hanya memiliki umur ekonomis dua tahun sehingga dalam dua tahun sekali skop juga harus reinvestasi. 12 Timbangan Dalam melakukan penjualan, untuk mengetahui bobot tubuh ternak domba maupun kambing dilakukan penimbangan. Oleh karena itu timbangan dibutuhkan untuk usaha penggemukan domba dan kambing. Selain untuk menimbang ternak pada saat akan dijual, juga digunakan untuk menimbang pada saat bakalan baru dibeli agar diketahui pertambahan bobot tubuh selama penggemukan. Dalam usaha penggemukan domba dan kambing ini, timbangan yang diperlukan adalah satu unit dengan harga 450.000 rupiah.

7.2.2.2 Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan oleh usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno pada kondisi pengembangan dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 1 Biaya Tetap Pada kondisi pengembangan biaya tetap mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan kandang baru dan jumlah ternak sehingga mempengaruhi biaya tetap. Biaya tetap yang akan dikeluarkan dalam pengembangan usaha ini adalah sebesar 206.284.400 rupiah Tabel 20. 105 Tabel 20. Biaya Tetap Usaha Penggemukan Domba dan Kambing pada Kondisi Pengembangan Usaha No Uraian Satuan Jumlah Biaya Bulan Rp Biaya Tahun Pertama Rp Biaya Tahun Rp 1. Gaji : a. Ketua Orang 1 2.700.000 21.600.000 32.400.000 b. Pengadaan Pakan Orang 2 1.350.000 21.600.000 32.400.000 c. Pemasaran Orang 1 1.350.000 10.800.000 16.200.000 d. Pemeliharaan Orang 2 1.350.000 21.600.000 32.400.000 2. THR : a. Ketua Orang 1 3.000.000 3.000.000 b. Pengadaan Pakan Orang 2 3.000.000 3.000.000 c. Pemasaran Orang 1 1.500.000 1.500.000 d. Pemeliharaan Orang 2 3.000.000 3.000.000 3. Rekening : a. Listrik 50.000 400.000 600.000 b. Telepon 200.000 1.600.000 2.400.000 4. Air 300.000 2.400.000 3.600.000 5. Karung Bekas Karung 81 194.000 129.600 194.400 6. Gunting Cukur Unit 4 80.000 80.000 7. Ember Unit 60 600.000 600.000 8. Pemeliharaan 1.400.000 11.200.000 16.800.000 9. BBM Liter 500 2.250.000 18.000.000 27.000.000 10. Pajak : a. Mobil 500.000 500.000 b. Motor Pakan 200.000 200.000 c. Motor Pakan Baru 300.000 300.000 d. PBB 60.000 60.000 a Gaji Adanya pengembangan usaha menyebabkan pekerjaan yang dilakukan semakin berat sehingga gaji yang diberikan juga semakin bertambah untuk setiap karyawan. Gaji yang dikeluarkan dari usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan adalah gaji untuk ketua, pengadaan pakan, pemasaran dan pemeliharaan. Untuk ketua gaji yang dikeluarkan setiap bulan yaitu 2.700.000 rupiah dan dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 32.400.000 rupiah. Untuk pengadaan pakan jumlah karyawan yang dimiliki terdiri dari dua orang, setiap orang menerima gaji sebesar 1.350.000 rupiah setiap bulannya sehingga dalam satu tahun biaya yang dikeluarkan adalah 32.400.000 rupiah. Sedangkan untuk bagian pemasaran yaitu satu orang dan bagian pemeliharaan terdiri dari dua orang, setiap orang mendapatkan gaji yang sama setiap bulannya seperti bagian pengadaan pakan yaitu masing-masing 106 menerima gaji 1.350.000 rupiah. Maka dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bagian pemasaran adalah 1.350.000 rupiah dikali dengan dua belas bulan yaitu 16.200.000 rupiah per tahun. Untuk bagian pemeliharaan yang terdiri dari dua orang, jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 1.350.000 dikali dengan dua belas bulan dan dikali dengan jumlah karyawan yaitu dua orang, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 32.400.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk gaji lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga kedelapan. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdapat dua periode penggemukan, sehingga empat bulan pertama satu periode tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk gaji. Pada tahun pertama terdiri dari delapan bulan sehingga gaji yang dikeluarkan untuk ketua yaitu 2.700.000 rupiah per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 21.600.000 rupiah. Untuk pengadaan pakan jumlah karyawan yang dimiliki terdiri dari dua orang, setiap orang menerima gaji sebesar 1.350.000 rupiah setiap bulannya sehingga dalam delapan bulan biaya yang dikeluarkan adalah 21.600.000 rupiah. Sedangkan untuk bagian pemasaran yaitu satu orang dan bagian pemeliharaan terdiri dari dua orang, setiap orang mendapatkan gaji yang sama setiap bulannya seperti bagian pengadaan pakan yaitu masing-masing menerima gaji 1.350.000 rupiah. Maka dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bagian pemasaran adalah 1.350.000 rupiah dikalikan dengan delapan bulan yaitu 10.800.00 rupiah. Untuk bagian pemeliharaan yang terdiri dari dua orang, jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 1.350.000 dikali dengan delapan bulan kemudian dikalikan dengan jumlah karyawan yaitu dua orang, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 21.600.000 rupiah. b Tunjangan Hari Raya THR Tunjangan Hari Raya THR yang diberikan kepada pemilik kepada karyawannya pada pengembangan usaha sama halnya dengan sebelum pengembangan, hanya saja jumlahnya berbeda yakni semakin besar. Tunjangan Hari Raya THR yang didapat karena adanya hari-hari besar yaitu Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan tahun baru. Tunjangan Hari Raya yang dikeluarkan dari usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan yaitu 107 untuk ketua, pengadaan pakan, pemasaran dan pemeliharaan. Gaji yang dikeluarkan untuk ketua setiap hari besar yaitu 1.000.000 rupiah, dalam satu tahun terdapat tiga hari besar maka biaya yang dikeluarkan untuk THR adalah 3.000.000 rupiah per tahun. Untuk bagian pengadaan pakan biaya yang dikeluarkan adalah 500.000 rupiah per orang setiap hari besarnya, maka setiap tahun biaya yang dikeluarkan untuk THR pengadaan pakan adalah 500.000 rupiah dikalikan dengan tiga hari besar kemudian dikalikan dengan dua orang yaitu 3.000.000 rupiah per tahun. Hal ini sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk THR bagian pemeliharaan. Sedangkan untuk bagian pemasaran biaya yang dikeluarkan adalah 500.000 rupiah per orang setiap hari besarnya, maka setiap tahun biaya yang dikeluarkan untuk THR pengadaan pakan adalah 500.000 rupiah dikalikan dengan tiga hari besar dikalikan satu orang yaitu 1.500.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama jumlah THR yang diberikan sama dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal ini diasumsikan pada tahun pertama yang hanya terdiri dari dua periode juga terdapat hari-hari besar seperti tahun kedua hingga tahun kedelapan. c Rekening Sama halnya dengan kondisi sebelum pengembangan usaha, usaha penggemukan domba dan kambing membutuhkan listrik dan telepon. Listrik digunakan untuk memberikan penerangan pada kandang domba dan kambing pada malam hari sedangkan telepon digunakan untuk kegiatan pemasaran. Adanya penambahan kandang baru mengakibatkan penambahan biaya listrik dan telepon. Biaya listrik yang dikeluarkan setiap bulan adalah 50.000 rupiah sehingga dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 50.000 dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 600.000 rupiah per tahun. Untuk telepon biaya yang dikeluarkan setiap bulan juga semakin bertambah yaitu 200.000, maka dalam satu tahun jumlah yang dikeluarkan adalah 200.000 rupiah dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 2.400.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama yang terdiri dari dua periode delapan bulan, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk rekening listrik dan telepon lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal dikarenakan pada tahun pertama hanya terdiri dari dua periode delapan bulan. Maka jumlah biaya 108 yang dikeluarkan untuk listrik adalah 50.000 rupiah per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 400.000 rupiah. Sedangkan untuk telepon biaya yang dikeluarkan adalah 200.000 rupiah perbulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 1.600.000 rupiah per tahun. d Air Usaha penggemukan domba dan kambing pada saat pengembangan usaha juga sangat membutuhkan air. Air dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum ternak, memandikan ternak, membersihkan kandang ternak dan membersihkan peralatan. Semakin banyak ternak yang digemukkan semakin banyak kebutuhan air yang diperlukan karena setiap ternak membutuhkan air untuk minum setiap harinya. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk air pada kondisi pengembangan usaha setiap bulannya adalah 300.000 rupiah sehingga dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 300.000 dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 3.600.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama yang hanya terdiri dari dua periode delapan bulan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk air lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Biaya yang dikeluarkan adalah 300.000 per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 2.400.000 rupiah per tahun. e Peralatan dan Perlengkapan Peralatan yang dibeli setiap tahun pada kondisi pengembangan usaha sama dengan pada saat kondisi sebelum pengembangan yaitu gunting cukur dan ember, hanya saja pada saat pengembangan usaha ada penambahan jumlah peralatan. Jumlah gunting cukur setiap tahun pada kondisi pengembangan menjadi empat unit dengan harga satu unitnya adalah 20.000 rupiah maka biaya yang dikeluarkan untuk gunting cukur setiap tahun adalah 80.000 rupiah. Sedangkan ember yang digunakan setiap tahun bertambah menjadi 60. Ember digunakan untuk memberikan minum kepada ternak domba dan kambing. Harga setiap ember adalah 10.000 rupiah, biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun pada kondisi pengembangan adalah 10.000 rupiah per ember dikalikan dengan jumlah ember yaitu 60, maka biaya yang dikeluarkan setiap tahun adalah 600.000 rupiah. Untuk 109 perlengkapan yaitu karung yang digunakan sebagai wadah untuk kotoran ternak domba dan kambing. Pada kondisi pengembangan usaha semakin bertambah, setiap bulannya karung yang dibutuhkan adalah 81 karung. Harga setiap karung adalah 200 rupiah, maka setiap bulannya biaya yang dikeluarkan adalah 16.200 rupiah. Dalam satu tahun biaya yang dikeluarkan untuk pembelian karung pada kondisi pengembangan usaha adalah 16.200 rupiah dikalikan dengan 12 bulan yaitu 194.400 rupiah. Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk gunting cukur dan ember adalah sama dengan tahun kedua hingga kedelapan. Namun biaya untuk karung jumlah biaya yang dikeluarkan berbeda karena pada tahun pertama penggemukan hanya dilakukan dalam dua periode delapan bulan sehingga jumlah karung yang dibutuhkan untuk pengemasan kotoran juga lebih sedikit. Dalam satu bulan jumlah biaya yang dibutuhkan adalah 16.200 rupiah maka dalam dua periode atau delapan bulan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk karung yaitu 16.200 rupiah dikalikan dengan delapan bulan yaitu 129.600 rupiah. f Pemeliharaan Investasi yang ada pada usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan juga membutuhkan pemeliharaan seperti pada kondisi sebelum pengembangan. Oleh karena itu diperlukan biaya untuk pemeliharaan investasi. Adanya penambahan kandang baru menyebabkan adanya penambahan biaya untuk pemeliharaan investasi. Biaya yang dikeluarkan setiap bulan untuk pemeliharaan investasi adalah 1.400.000 rupiah dengan rincian 200.000 rupiah untuk pemeliharaan kandang baru, 400.000 rupiah untuk kandang lama, 200.000 rupiah untuk motor pakan, 200.000 rupiah untuk motor pakan baru dan 400.000 rupiah untuk mobil. Dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan investasi adalah 1.400.000 rupiah dikalikan dengan 12 bulan yaitu 16.800.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga kedelapan. Pada tahun pertama yang hanya terdiri dari dua periode delapan bulan, jumlah biaya yang dikeluarkan 110 untuk pemeliharaan adalah 1.400.000 rupiah per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 11.200.000 rupiah. g Bahan Bakar Minyak BBM Pada kondisi pengembangan usaha kegiatan penggemukan domba dan kambing juga membutuhkan BBM untuk transportasi yang digunakan sehari-hari. Adanya penambahan motor pakan baru mengakibatkan penambahan biaya untuk pembelian BBM. Walaupun tidak ada penambahan mobil akan tetapi ada penambahan biaya untuk pembelian BBM, karena mobil juga semakin sering digunakan untuk mengantarkan ternak domba dan kambing ke konsumen. Setiap harinya motor pakan membutuhkan lima liter BBM, dalam satu bulan dibutuhkan 150 liter. Pada kondisi pengembangan usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno memiliki dua motor pakan sehingga jumlah BBM yang dibutuhkan adalah 300 liter per bulan. Sedangkan untuk mobil yang hanya mengangkut domba dan kambing jika ada pembelian bakalan ataupun penjualan ternak, jumlah BBM yang dibutuhkan setiap bulan adalah 200 liter. Jumlah BBM yang dibutuhkan setiap bulan adalah 500 liter. Harga BBM tiap liternya adalah 4.500 rupiah, maka jumlah biaya yang dikeluarkan setiap bulan adalah 500 liter dikalikan dengan 4.500 rupiah per liter yaitu 2.250.00 rupiah. Sehingga dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan pada kondisi pengembangan usaha adalah 2.250.000 rupiah dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 27.000.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk BBM juga lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdiri dari delapan bulan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk BBM yaitu 2.250.000 rupiah dikalikan dengan delapan bulan yaitu 18.000.000 rupiah. h Pajak Pajak yang dibayarkan oleh usaha penggemukan domba dan kambing setiap tahunnya pada kondisi pengembangan juga sama dengan pada kondisi sebelum pengembangan usaha yaitu pajak motor pakan, pajak mobil, serta Pajak 111 Bumi dan Bangunan PBB yaitu kandang dan tanah. Hanya saja ada penambahan karena ada penambahan motor pakan baru dan bangunan baru. Untuk motor pakan jumlah pajak yang dibayarkan setiap tahunnya adalah 400.000 rupiah. Sedangkan untuk mobil, pajak yang dibayarkan setiap tahunnya adalah 500.000 rupiah. Untuk PBB sebelum pengembangan usaha adalah 20.000 rupiah dan PBB pada kondisi pengembangan adalah 40.000 rupiah. Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pajak diasumsikan sama dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan yaitu 960.000 rupiah per tahun. 2 Biaya Variabel Sama halnya dengan perubahan pada biaya tetap, pada kondisi pengembangan biaya variabel juga terjadi perubahan. Hal ini diakibatkan oleh bertambahnya jumlah ternak yang digemukkan sehingga menambah jumlah biaya variabel yang dikeluarkan. Tabel 21. Biaya Variabel Usaha Penggemukan Domba dan Kambing pada Kondisi Pengembangan Usaha No Uraian Satuan Jumlah Harga Rp BiayaTahun Rp Biaya Tahun Pertama Rp 1. Bakalan Domba Ekor 405 600.000 243.000.000 162.000.000 2. Bakalan Kambing Ekor 405 650.000 263.250.000 175.500.000 3. Rumput Kg 486.000 150 72.900.000 48.600.000 4. Konsentrat : a. Ampas Tahu Kg 48.600 1.000 48.600.000 32.400.000 b. Singkong Kg 48.600 1.000 48.600.000 32.400.000 5. Obat-obatan : a. Obat Cacing Liter 81 45.000 3.645.000 2.430.000 b. Obat Mata Pcs 162 5.000 810.000 540.000 c. Antibiotik Liter 81 20.000 1.620.000 1.080.000 d. Vitamin Liter 81 35.000 2.835.000 1.890.000 TOTAL BIAYA VARIABEL 685.260.000 456.840.000 a Bakalan Adanya pengembangan usaha mengakibatkan penambahan bakalan domba dan kambing. Jumlah bakalan yang digemukkan setiap periodenya pada kondisi sebelum pengembangan adalah 150 ekor 75 ekor domba dan 75 ekor kambing dengan harga bakalan domba hidup adalah 600.000 per ekor dan harga bakalan kambing hidup adalah 650.000 per ekor. Pada saat pengembangan jumlah bakalan 112 bertambah 120 ekor 60 ekor domba dan 60 ekor kambing. Maka dalam satu tahun pada kondisi pengembangan jumlah bakalan yang dibutuhkan adalah 810 ekor 405 ekor domba dan 405 ekor kambing. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bakalan domba adalah 405 ekor dikalikan dengan harga bakalan 600.000 rupiah per ekor yaitu 243.000.000 rupiah. Sedangkan untuk kambing biaya yang dikeluarkan adalah 405 ekor dikalikan dengan 650.000 rupiah per ekor yaitu 263.250.000 rupiah. Maka biaya yang dikeluarkan untuk membeli bakalan domba dan kambing pada kondisi pengembangan usaha setiap tahunnya adalah 281.250.000 rupiah. Untuk tahun pertama jumlah ternak yang digemukkan lebih sedikit oleh karena itu biaya yang dikeluarkan juga lebih sedikit. Pada tahun pertama hanya terdapat dua periode penggemukan. Dalam satu periode jumlah ternak yang digemukkan adalah 270 ekor 135 ekor domba dan 135 ekor kambing. Maka pada tahun pertama jumlah domba dan kambing yang digemukkan dalam dua periode yaitu 270 ekor dikalikan dengan dua periode yaitu 540 ekor. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bakalan domba adalah 270 ekor dikalikan dengan harga bakalan 600.000 rupiah per ekor yaitu 162.000.000 rupiah. Sedangkan untuk kambing biaya yang dikeluarkan adalah 270 ekor dikalikan dengan 650.000 rupiah per ekor yaitu 175.500.000 rupiah. b Pakan Biaya yang dikeluarkan untuk pakan pada kondisi pengembangan semakin bertambah karena jumlah ternak yang digemukkan juga semakin bertambah. Pakan hijauan yang diberikan untuk ternak adalah lima kilogram per hari dengan harga 150 rupiah per kilogram. Dalam satu hari pakan hijauan yang dibutuhkan adalah 270 ekor ternak dikalikan dengan lima kilogram yaitu 1.350 kilogram. Untuk satu bulan pakan yang dibutuhkan adalah 1.350 kilogram dikalikan dengan 30 hari yaitu 40.500 kilogram, maka biaya yang dibutuhkan dalam satu bulan untuk pakan hijauan yaitu 40.500 kilogram dikalikan dengan 150 rupiah yaitu 6.075.000 rupiah. Dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pakan hijauan adalah 6.075.000 dikalikan dengan 12 bulan yaitu 72.900.000 rupiah per tahun. 113 Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pakan lebih sedikit karena periode penggemukan hanya terdapat dua periode delapan bulan. Dengan asumsi yang sama dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Pakan hijauan yang diberikan untuk ternak adalah lima kilogram per hari dengan harga 150 rupiah per kilogram. Dalam satu hari pakan hijauan yang dibutuhkan adalah 270 ekor ternak dikalikan dengan lima kilogram yaitu 1.350 kilogram. Untuk satu bulan pakan yang dibutuhkan adalah 1.350 kilogram dikalikan dengan 30 hari yaitu 40.500 kilogram maka biaya yang dibutuhkan dalam satu bulan untuk pakan hijauan yaitu 40.500 kilogram dikalikan dengan 150 rupiah yaitu 6.075.000 rupiah. Dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pakan hijauan adalah 6.075.000 dikalikan dengan 8 bulan yaitu 48.600.000 rupiah. Untuk pakan konsentrat yang terdiri dari ampas tahu dan singkong, pada kondisi pengembangan harga ampas tahu dan singkong sama dengan harga sebelum pengembangan usaha yaitu 1.000 rupiah per kilogram. Setiap ternak diberikan ampas tahu 0,5 kilogram dan singkong 0,5 kilogram per hari. Pada kondisi pengembangan usaha, dalam satu periode ternak yang digemukkan adalah 270 ekor, maka jumlah ampas tahu yang dibutuhkan adalah 0,5 kilogram dikalikan dengan jumlah ternak 270 ekor yaitu 135 kilogram per hari. Sama halnya dengan singkong jumlah yang dibutuhkan adalah 0,5 kilogram dikalikan dengan jumlah ternak 270 ekor yaitu 135 kilogram per hari. Untuk satu bulan jumlah pakan yang dibutuhkan adalah 270 kilogram konsentrat perhari 135 kilogram ampas tahu dan 135 kilogram singkong dikalikan dengan 30 hari yaitu 8.100 kilogram. Untuk satu periode jumlah ampas tahu dan singkong yang dibutuhkan adalah 8.100 rupiah dikalikan dengan empat bulan yaitu 32.400 kilogram. Maka jumlah ampas tahu dan singkong yang dibutuhkan dalam satu tahun yang terdiri dari tiga periode adalah tiga periode dikalikan 32.400 kilogram yaitu 97.200 kilogram 48.600 kilogram ampas tahu dan 48.600 kilogram singkong. Biaya yang dikeluarkan untuk ampas tahu adalah 48.600 kilogram dikalikan dengan 1.000 rupiah per kilogram yaitu 48.600.000 rupiah. Sama halnya juga dengan singkong, biaya yang dikeluarkan adalah 48.600 dikalikan dengan 1.000 rupiah per kilogram yaitu 48.600.000 rupiah. 114 Pada tahun pertama pakan konsentrat yang dibutuhkan lebih sedikit karena hanya terdapat dua periode penggemukan. Dengan asumsi yang sama dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan namun dengan jumlah periode yang berbeda. Untuk satu periode penggemukan jumlah ampas tahu dan singkong yang dibutuhkan adalah 8.100 kilogram dikali dengan empat bulan yaitu 32.400 kilogram. Maka jumlah ampas tahu dan singkong yang dibutuhkan dalam satu tahun yang terdiri dari dua periode adalah dua periode dikalikan 32.400 kilogram yaitu 64.800 kilogram 32.400 kilogram ampas tahu dan 32.400 kilogram singkong. Biaya yang dikeluarkan untuk ampas tahu adalah 32.400 kilogram dikalikan dengan 1.000 rupiah per kilogram yaitu 32.400.000 rupiah. Sama halnya juga dengan singkong, biaya yang dikeluarkan adalah 32.400 kilogram dikalikan dengan 1.000 rupiah per kilogram yaitu 32.400.000 rupiah. c Obat-Obatan Obat-obatan yang digunakan usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan usaha sama dengan pada kondisi sebelum pengembangan yaitu obat cacing, obat mata, antibiotik dan vitamin. Hanya saja jumlah yang dibutuhkan semakin bertambah karena jumlah ternak juga bertambah. Dalam satu tahun jumlah obat cacing yang dibutuhkan adalah 81 liter dengan harga 45.000 rupiah per liter, biaya yang dikeluarkan yaitu 3.645.000 rupiah per tahun. Vitamin yang dibutuhkan adalah 81 liter dengan harga 35.000 rupiah per liter, biaya yang dikeluarkan yaitu 2.835.000 rupiah per tahun. Antibiotik yang dibutuhkan adalah 81 liter dengan harga 20.000 rupiah perliter, biaya yang dikeluarkan yaitu 1.620.000 rupiah per tahun. Sedangkan untuk obat mata jumlah yang dibutuhkan per tahun adalah 162 pieces pcs dengan harga 5.000 rupiah per pieces, maka biaya yang dikeluarkan adalah 810.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama jumlah obat-obatan yang dibutuhkan juga lebih sedikit karena ternak yang digemukkan juga lebih sedikit. Dalam satu tahun jumlah obat cacing yang dibutuhkan adalah 54 liter dengan harga 45.000 rupiah per liter, biaya yang dikeluarkan yaitu 2.430.000 rupiah. Vitamin yang dibutuhkan adalah 54 liter dengan harga 35.000 rupiah per liter, biaya yang dikeluarkan yaitu 1.890.000 115 rupiah. Antibiotik yang dibutuhkan adalah 54 liter dengan harga 20.000 rupiah per liter, biaya yang dikeluarkan yaitu 1.080.000 rupiah. Sedangkan untuk obat mata jumlah yang dibutuhkan per tahun adalah 108 pieces dengan harga 5.000 rupiah per pieces, maka biaya yang dikeluarkan adalah 540.000 rupiah. 3 Biaya Lain Pembayaran Angsuran Selain biaya-biaya tetap yang dikeluarkan pada kondisi pengembangan, usaha penggemukan domba dan kambing ini juga melakukan pinjaman kepada Bank, sehingga ada biaya berupa angsuran yang dikeluarkan setiap tahun. Pemilik melakukan pinjaman pada Bank Mandiri. Angsuran tersebut dibayar setiap tahun dengan jumlah yang sama per tahunnya yaitu 30.150.000 rupiah. Pembayaran angsuran ini dilakukan hingga tahun kedelapan dengan jumlah yang sama. Rincian angsuran peminjaman modal investasi usaha penggemukan domba dan kambing dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Rincian Angsuran Pinjaman Modal Usaha Penggemukan Domba dan Kambing Perhitungan Pembayaran Pinjaman No Uraian Keterangan 1 Pinjaman Rp 150.000.000 2 Jangka Waktu Pengembalian Tahun 8 3 Tingkat Suku Bunga 12 4 Capital Recovery Factor 0,201 5 Angsuran Kredit per Tahun Rp 30.150.000 Penjadualan Hutang Tahun Pokok Pinjaman Rp Biaya Bunga Rp Angsuran Rp Sisa Pokok Pinjaman Rp 1 12.150.000 18.000.000 30.150.000 137.850.000 2 13.608.000 16.542.000 30.150.000 124.242.000 3 15.240.960 14.909.040 30.150.000 109.001.040 4 17.069.875 13.080.125 30.150.000 91.931.165 5 19.118.260 11.031.740 30.150.000 72.812.905 6 21.412.451 8.737.549 30.150.000 51.400.454 7 23.981.945 6.168.055 30.150.000 27.418.509 8 27.418.509 3.290.221 30.150.000 116

7.2.3 Analisis Laba Rugi

Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk melihat pendapatan bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Usaha penggemukan domba dan kambing ini melakukan pinjaman pada saat pengembangan usaha kepada Bank Mandiri sehingga ada pengurangan terhadap biaya beban bunga per tahunnya. Perhitungan laba pada saat pengembangan sama halnya dengan kondisi sebelum pengembangan. Perhitungan laba rugi secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 8.

7.2.4 Manfaat Bersih Net Benefit

Manfaat bersih net benefit yang diperoleh pada kondisi pengembangan usaha diperoleh dari total inflow dikurangi dengan total outflow. Pada tahun pertama jumlah manfaat bersih yang diperoleh bernilai negatif yaitu 233.261.200 rupiah. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk investasi cukup besar sehingga pendapatan inflow yang diperoleh tidak mampu mencukupi total pengeluaran outflow. Sedangkan pada tahun kedua dan berikutnya jumlah manfaat bersih yang diperoleh bernilai positif yaitu 100.796.700 rupiah. Perhitungan manfaat bersih net benefit secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9.

7.3 Analisis Incremental Net Benefit