III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Pengertian Investasi
Kasmir dan Jakfar 2009 menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam
berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik ataupun nonfisik, seperti proyek
pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian dan pengembangan.
Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
1 Investasi nyata real investment
Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap fixed asset seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
2 Investasi finansial financial investment
Investasi finansial atau financial investment merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga
lainnya seperti sertifikat deposito. Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan profit, hal utama yang perlu
dipikirkan adalah seberapa pengembalian dana yang ditanam di proyek tersebut agar segera kembali. Sebelum perusahaan dijalankan, maka terlebih dahulu perlu
dihitung apakah proyek atau usaha yang akan dijalankan benar-benar dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut dalam
jangka waktu tertentu dan dapat memberikan keuntungan finansial lainnya sesuai yang diharapkan. Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan
tujuan yang diinginkan, maka apabila ingin melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi
yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan atau dengan kata lain jika usaha tersebut dijalankan akan memberikan manfaat atau tidak.
Penilaian investasi dalam studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menghindari terjadinya keterlanjutan investasi yang tidak menguntungkan karena
24 bisnis yang tidak layak. Karena kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi
akan menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Gittinger 1986 mengungkapkan bahwa kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber
finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan- keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu. Secara umum,
bisnis merupakan kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil atau benefit dan secara logika merupakan wadah untuk
melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit bisnis.
Mankiw 2007 menyatakan bahwa investasi tergantung pada tingkat bunga. Penurunan tingkat bunga riil akan mengurangi biaya modal. Karena itu,
hal ini meningkatkan jumlah laba dari kepemilikan modal dan meningkatkan insentif untuk mengakumulasi lebih banyak modal. Demikian pula, kenaikan
tingkat bunga riil akan meningkatkan biaya modal dan menyebabkan perusahaan menurunkan investasi. Karena itu, kurva investasi yang mengaitkan investasi
dengan tingkat bunga akan miring ke bawah Gambar 1.
Sumber : Mankiw 2007 Makroekonomi, Edisi Keenam. Gambar 1. Fungsi Investasi dan Tingkat Bunga Riil
Gambar 1 menunjukkan bahwa investasi tetap bisnis naik ketika tingkat bunga turun. Hal tersebut dikarenakan tingkat bunga yang lebih rendah
Tingkat bunga riil, r
Investasi, I
r
1
r
2
I
1
I
2
25 menurunkan biaya modal dan karena itu memiliki modal menjadi lebih
menguntungkan.
3.1.2 Studi Kelayakan Bisnis
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Kasmir dan Jakfar, 2009. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan
akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak
hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.
Menurut Johan 2011 bisnis didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau aktifitas yang mengalokasikan sumber-sumber daya yang dimiliki ke dalam suatu
kegiatan produksi yang menghasilkan barang atau jasa, dengan tujuan barang dan jasa tersebut bisa dipasarkan kepada konsumen agar dapat memperoleh
keuntungan atau pengembalian hasil. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Kasmir dan Jakfar 2009, bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan
utamanya untuk memperoleh keuntungan. Studi kelayakan adalah sebuah studi untuk mengkaji secara komprehensif
dan mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha Johan, 2011. Layak atau tidak layak dijalankannya sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor
ekonomi yang akan dialokasikan ke dalam sebuah usaha atau bisnis baru dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Sedangkan menurut Suliyanto 2010, studi kelayakan bisnis
merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk
dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak stake holder dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan.
26
3.1.3 Aspek-Aspek Kelayakan Usaha
Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Setiap aspek untuk bisa dikatakan layak harus memiliki suatu
standar nilai tertentu, namun keputusan penilaian tidak hanya dilakukan pada satu aspek saja. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada
seluruh aspek yang akan dinilai nantinya. Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, ukuran kelayakan masing-masing
jenis usaha sangat berbeda misalnya antara jasa dan nonjasa, seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan kelapa sawit. Akan tetapi, aspek-
aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya adalah sama sekalipun bidang usahanya berbeda. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi
kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, aspek keuangan dan aspek
lingkungan.
1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap
kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar. Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, pasar secara sederhana diartikan
sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Namun dalam praktiknya pengertian pasar dapat lebih luas lagi, artinya pembeli
dan penjual tidak harus bertemu di suatu tempat untuk melakukan transaksi, tetapi cukup melalui sarana elektronik seperti telepon, faksmili atau melalui internet.
Sedangkan pemasaran adalah upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan
produk dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen di pasar.
Berdasarkan definisi tersebut pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau marketing mix. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari
27 empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang dapat
dikendalikan oleh
pengelola usaha.
Variabel-variabel tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok utama yang dikenal dengan 4P, yaitu
produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. a
Produk product Produk adalah semua yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Pihak perusahaan terlebih dahulu harus memilih
dan mendesain produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang akan dituju, agar investasi yang ditanam dapat berhasil
dengan baik. b
Harga price Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix.
Harga adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Penentuan harga sangat penting untuk
diperhatikan karena harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk yang ditawarkan.
c Tempat place
Penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung juga merupakan hal yang penting, hal ini disebabkan agar produk yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen mudah diperoleh pada waktu dan tempat yang tepat.
d Promosi promotion
Promosi adalah kegiatan menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang baru. Ada beberapa
sarana yang dapat digunakan dalam mempromosikan suatu barang atau jasa yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi.
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut dapat menghasilkan produk yang dapat diterima pasar
dibutuhkan dan diinginkan oleh calon konsumen dengan tingkat penjualan yang menguntungkan Suliyanto, 2010.
28
2 Aspek Teknis
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan
dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahan menyangkut hal- hal yang berkaitan dengan teknis atau operasi, sehingga apabila tidak dianalisis
dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak layout, penyusunan peralatan pabrik dan proses
produksinya termasuk pemilihan teknologi Kasmir dan Jakfar 2009. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi jika berdasarkan
hasil analisis ide bisnis dapat dibangun dan dijalankan dioperasionalkan dengan baik.
3 Aspek Manajemen
Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha, karena walaupun suatu usaha telah
dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin mengalami kegagalan. Baik
menyangkut masalah Sumber Daya Manusia SDM maupun menyangkut rencana perusahaan secara keseluruhan harus sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan
perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen akan tergambar dari masing-masing fungsi yang
ada dalam manajemen. Menurut Suliyanto 2010, analisis aspek manajemen dan sumber daya
manusia terdiri dari dua bahasan penting, yaitu sub aspek manajemen dan sub aspek sumber daya manusia. Analisis sub aspek manajemen lebih menekankan
pada proses dan tahap-tahap yang harus dilakukan pada proses pembangunan bisnis, sedangkan analisis sub aspek sumber daya manusia menekankan pada
ketersediaan dan kesiapan tenaga kerja baik jenis atau mutu maupun jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Kesalahan pada
analisis kelayakan sumber daya manusia dapat menyebabkan bisnis tidak bisa
29 dijalankan karena tidak dikelola oleh orang-orang kompeten sesuai dengan
kebutuhan.
4 Aspek Hukum
Bisnis sering mengalami kegagalan karena menghadapi masalah hukum atau tidak memperoleh izin dari pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu,
sebelum ide bisnis dilaksanakan analisis terhadap aspek hukum harus dilakukan agar di kemudian hari bisnis yang akan dilaksanakan tidak gagal karena terhambat
oleh permasalahan hukum dan perijinan. Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, untuk memulai studi kelayakan usaha
pada umumnya dimulai aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukannya dari aspek lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
5 Aspek Ekonomi dan Sosial
Setiap usaha yang dijalankan, tentu akan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik
bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas. Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, jika ditinjau dari aspek ekonomi
adanya investasi akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh dari aspek
ekonomi adalah memberikan pemasukan berupa pendapatan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebaliknya dampak negatif tidak akan terlepas
dari aspek ekonomi seperti eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat
sekitarnya. Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negatif
dari aspek sosial adanya perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk
terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
30 Oleh karena itu diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, pada bisnis
yang akan dijalankan memberikan dampak positif yang lebih banyak. Dengan kata lain, berdirinya suatu bisnis secara ekonomi dan sosial banyak memberikan
manfaat dibandingkan kerugiannya.
6 Aspek Finansial
Menurut Umar 2007 menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui
perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan
proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang. Aspek ini bertujuan untuk
menilai biaya-biaya apa saja yang akan dihitung dan berapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan, seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika bisnis
dijalankan. Hal-hal yang diteliti dalam aspek ini adalah lama pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan, tingkat suku bunga yang berlaku,
biaya kebutuhan investasi, dan aliran kas cashflow.
7
Aspek Lingkungan
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehingga menimbulkan dampak bagi lingkungan di sekitar lokasi bisnis. Lingkungan hidup merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan jika suatu investasi dilakukan, baik dampak negatif maupun dampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan
usaha atau proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa yang akan datang.
Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik, kimia, biologi atau sosial.
Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora, maupun manusia itu sendiri.
31 Oleh karena itu, sebelum suatu usaha dijalankan maka sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul, baik sekarang maupun yang akan datang. Analisis mengenai dampak lingkungan
hidup sudah merupakan bagian kegiatan studi kelayakan usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi ini akan berguna untuk para perencana serta bagi
pengambil keputusan.
3.1.4 Teori Biaya dan Manfaat
Menurut Nurmalina et al. 2009 biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis. Komponen-komponen biaya tersebut pada
dasarnya terdiri dari barang-barang fisik, tenaga kerja, tanah, biaya tak terduga contingency allowance dan biaya-biaya yang dikeluarkan dimasa lalu sebelum
investasi baru yang direncanakan akan ditetapkan sunk cost. Manfaat dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan
kontribusi terhadap suatu usaha atau proyek. Manfaat terdiri dari tiga macam yaitu tangible benefit yang merupakan manfaat yang dapat diukur, indirect or
secondary benefit adalah manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri sehingga mempengaruhi keadaan eksternal di luar bisnis, dan intangible benefit
yaitu manfaat yang riil ada tapi sulit untuk diukur.
3.1.5 Tanpa dan Dengan Bisnis With and Without Business
Menurut Nurmalina et al. 2009 analisis studi kelayakan bisnis terutama yang bergerak di bidang pertanian membedakan antara arus komponen biaya dan
manfaat antara kondisi dengan with dan tanpa without bisnis. Perbedaan besaran angka kondisi tanpa dan dengan bisnis ini, merupakan besaran yang
sebenarnya yaitu sebagai pengaruh kondisi yang dihasilkan oleh adanya investasi baru atau kondisi yang sebenarnya sebagai pengaruh adanya bisnis. Jika yang
diidentifikasi adalah kondisi dengan bisnis, maka yang dimaksud adalah kondisi yang dipengaruhi oleh adanya bisnis yang dibandingkan dengan kondisi yang
sebenarnya terjadi tanpa adanya bisnis. Usaha pada sektor pertanian atau agribisnis, hal yang perlu diperhatikan
adalah manfaat bersih tambahan Incremental Net Benefit yaitu manfaat bersih
32 dengan bisnis net benefit with business dikurangi dengan manfaat bersih tanpa
bisnis Net Benefit Without Business. Hal ini dimungkinkan karena ada faktor- faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun
belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor tersebut
memberikan manfaat benefit atau tidak bagi bisnis yang dijalankan.
3.1.6 Analisis Kelayakan Investasi
Studi kelayakan usaha pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan usaha berdasarkan kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan
yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Period PP.
a Net Present Value NPV
Menurut Suliyanto 2010, Net Present Value merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dan aliran kas masuk
bersih proceed dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi outlays. Jika hasil perhitungan NPV positif berarti investasi akan
memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan rate of return minimum yang diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif berarti investasi akan
memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan rate of return minimum yang diiginkan, maka investasi pada usaha tersebut sebaiknya tidak
dijalankan. b
Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga
yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek Suliyanto, 2010.
Internal Rate of Return adalah tingkat discount rate DR yang menghasilkan NVP sama dengan nol. Usaha dikatakan layak apabila IRR
nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya. c
Net Benefit Cost Ratio Net BC Net Benefit Cost Ratio merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi Kasmir dan Jakfar, 2009. Menurut Umar 2007 menghitung Net
33 Benefit Cost Ratio adalah dengan menghitung perbandingan antara nilai
sekarang present value dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang present value dari investasi
yang akan dilaksanakan. Dengan kata lain dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Suatu usaha atau kegiatan
investasi dapat dikatakan layak apabila Net BC lebih besar dari satu dan dikatakan tidak layak bila Net BC lebih kecil dari satu.
d Payback Period PP
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi
initial cash
investment dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan
waktu Umar, 2007. Metode Payback Period ini cukup sederhana sehingga mempunyai kelemahan. Kelemahan utamanya yaitu metode ini tidak
memperhatikan konsep nilai waktu dari uang di samping juga tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback.
e Break Event Point BEP
Break Event Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue TR sama dengan total cost TC. Break Event Point dilihat dari jangka jangka
waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya titik pulang pokok atau TR sama dengan TC tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek
dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya Ibrahim, 1997.
f Analisis Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode
tertentu Kasmir dan Jakfar, 2009. Menurut Nurmalina et al. 2009, langkah penting yang dilakukan dalam pengelolaan usaha adalah menyusun
laporan laba rugi yang berisi tentang total penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun
akuntansi atau produksi.
34
3.1.7 Analisis Switching Value
Analisis switching value dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan beberapa faktor dalam pengembangan usaha, yaitu penurunan inflow dan kenaikan
outflow. Penurunan inflow disebabkan oleh perubahan kapasitas produksi dan penurunan harga, sedangkan kenaikan nilai outflow disebabkan kenaikan biaya
variabel. Menurut Nurmalina et al. 2009 besarnya perubahan pada switching value dapat dilakukan dengan menghitung secara coba-coba perubahan
maksimum yang boleh terjadi akibat komponen inflow atau outflow agar bisnis masih tetap layak sedangkan pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah
diketahui secara empirik.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional