51 modal sendiri mendirikan kandang dan membeli sepuluh ekor bakalan domba dan
kambing untuk di budidayakan. Pada awal pegembangan usahanya, Bapak Sarno mengalami kekurangan
modal. Bapak Sarno ingin memperbanyak jumlah ternaknya akan tetapi modal yang dimiliki terbatas. Maka Bapak Sarno berinisiatif memaruhkan ternaknya ke
orang lain agar ternaknya cepat berkembang tanpa harus mengeluarkan biaya lagi. Dari tiga ekor yang diparuhkan, ternak domba tersebut selama setahun
menghasilkan sepuluh ekor domba. Hasil ini dibagi dua oleh Bapak Sarno dengan pembagian lima ekor untuk yang mengurus ternaknya dan lima ekor lagi untuk
Bapak Sarno. Semakin lama jumlah domba dan kambing Bapak Sarno semakin banyak hingga ratusan ekor dan usahanya semakin berkembang. Bapak Sarno
juga melihat ada peluang untuk usaha penggemukan domba dan kambing. Hal ini terlihat dari penjualan domba dan kambing yang terus meningkat terutama pada
saat Hari Raya Idul Adha. Hal ini terus berlangsung hingga saat ini Bapak Sarno telah memiliki kandang domba yang berkapasitas 150 ekor dan pada saat ini
membangun kandang baru dengan kapasitas 120 ekor.
5.3 Lokasi Usaha
Peternakan milik Bapak Sarno terletak di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilik memanfaatkan lahan di sekitar rumah
seluas 500 meter persegi untuk peternakan domba dan kambing, sementara kandang baru yang akan dibangun terletak tidak jauh dari rumah 50 meter dari
rumah Bapak Sarno yang dibeli dari tanah penduduk dengan luas 800 meter persegi. Lokasi ini dipilih karena lokasi tersebut tidak jauh dari tempat tinggalnya
sehingga pemilik dapat mengawasi langsung kegiatan harian karyawan pada peternakan domba dan kambing.
5.4 Kegiatan Usaha
Usaha yang dijalankan Bapak Sarno merupakan usaha penggemukan ternak domba dan kambing. Penggemukan domba dan kambing yang dilakukan di
peternakan ini adalah ternak yang diberikan perlakuan khusus sejak bakalan sampai di kandang. Domba dan kambing diberikan perlakuan awal yaitu
52 ditenangkan sebentar di kandang, lalu diberi pakan yang telah disediakan
sebelumnya. Bakalan yang baru sampai di kandang biasanya akan sedikit mengalami stres setelah mengalami perjalanan dari tempat asalnya. Setelah
didiamkan sekitar satu hari domba diberi obat cacing dan dimandikan. Pemberian obat cacing dilakukan guna menjaga kesehatan domba dan kambing agar
pertumbuhannya tidak terganggu sedangkan domba dan kambing dimandikan agar badannya menjadi lebih segar dan memiliki nafsu makan yang tinggi.
Pakan yang diberikan berupa rumput yang diperoleh dari daerah sekitar Desa Citapen. Rumput yang tersedia sangat melimpah sehingga domba tidak
pernah mengalami kekurangan pakan. Selain itu domba dan kambing juga diberi pakan tambahan berupa konsentrat ampas tahu dan singkong.
Pada usaha penggemukan domba dan kambing, masalah pengadaan bakalan sangat menjadi perhatian bahkan hal yang paling utama. Hingga saat ini
pemilik masih mengalami kendala dalam hal pengadaan bakalan yaitu belum adanya pemasok tetap yang dapat memenuhi standar baik kualitas maupun
kuantitas yang diinginkan. Pengadaan bakalan masih menggunakan sistem hunting yaitu mencari kesana-kemari untuk mendapatkan bakalan yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Pencarian biasanya dilakukan dengan cara mendatangi peternak-peternak yang ada disekitar wilayah Bogor, Jonggol, Cianjur
dan Sukabumi. Cara ini merupakan kelemahan bagi pemilik saat ini karena dengan kondisi seperti ini, maka jaminan kebersinambungan pasokan bahan baku
menjadi lemah.
VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL
Analisis aspek kelayakan non finansial dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan yang berpengaruh pada proses alternatif pengambilan keputusan
terbaik dan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha penggemukan domba dan kambing layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Setiap aspek saling
berhubungan satu dengan yang lain, sehingga penting untuk dikaji hal yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan sebagai gambaran prospek usaha yang akan
dikembangkan. Dalam penelitian ini dikaji beberapa aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, hukum, sosial ekonomi dan
lingkungan.
6.1 Aspek Pasar