Halaman ini sengaja dikosongkan
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1. Dana Alokasi Umum DAU belum cukup efektif untuk mengurangi
kesenjangan PDRB per kapita yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena pemerintah daerah lebih banyak menggunakan DAU
untuk membiayai pengeluaran rutinnya. Peningkatan proporsi DAU terhadap total penerimaan pemerintah daerah tidak diikuti oleh peningkatan
proporsi pengeluaran pembangunanbelanja modal sebagai investasi pemerintah terhadap total pengeluaran. Pemerintah lebih banyak
mengandalkan DAK bidang infrastruktur untuk meningkatkan akumulasi modal yang diperlukan guna meningkatkan output perekonomian. Kondisi
ini menunjukkan
bahwa pemerintah
daerah belum
melakukan pengeluaranbelanja yang berkualitas sehingga investasi pemerintah belum
dapat optimal menurunkan kesenjangan antar wilayah. 2.
Peningkatan PDRB per kapita khususnya bagi provinsi-provinsi yang masih relatif tertinggal di setiap pulau dapat mempersempit kesenjangan PDRB
per kapita antar provinsi yang terjadi. Perbaikan dan peningkatan investasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui belanja modal khususnya
yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur jalan dan listrik dapat meningkatkan PDRB per kapita.
7.2. Saran
1. Pemberian DAU dan DAK bidang infrastruktur untuk mengurangi
kesenjangan antar pulau perlu disesuaikan dengan kebutuhan setiap daerah dan alokasi penggunaannya lebih ditekankan untuk investasi pemerintah.
Selain itu, diperlukan pengawasan yang lebih baik dalam melakukan pengelolaan anggaran sehingga dana-dana yang dimiliki setiap pemerintah
daerah benar-benar digunakan sesuai dengan tujuannya. 2.
Peningkatan alokasi pengeluaran pembangunanbelanja modal sebagai investasi pemerintah dari anggaran pemerintah daerah diperlukan untuk
melakukan percepatan
pembangunan. Selain
itu, pembangunan
infrastruktur jalan, listrik, fasilitas pendidikan dan kesehatan juga diperlukan untuk mendorong pertumbuhan PDRB per kapita di seluruh
wilayah Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah yang pendapatan per kapitanya masih rendah.
3. Investasi pemerintah memiliki peranan yang relatif besar dalam
menurunkan kesenjangan PDRB per kapita antar pulau maupun antar provinsi di Indonesia, maka setiap pemerintah daerah perlu merencanakan
anggarannya agar lebih tepat guna dan efisien agar manfaatnya bagi perekonomian dapat langsung dirasakan dan dapat menarik investor swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Ambramovitz M. 1986. Catching Up, Forging Ahead, and Falling Behind. Journal of Economic History. Vol 46 2: 385-406.
Adirinekso, G.P. 2001. Faktor-Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Optimal dalam Era Desentralisasi Fiskal. [Tesis]. Depok:
Universitas Indonesia. Akita, T, dan Alisjahbana, A. 2002. Income Inequality in Indonesia and the Initial
Impact of the Economic Crisis. Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol 38 2: 201-222.
Alkadri. 1999. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Pusat Studi Indonesia. Universitas Terbuka.
Arsyad, L. 2010. Ekonomi Pembangunan Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Atmanti, H.D. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan.
Dinamika Pembangunan. Vol 2 1: 30-39. Badan Pusat Statistik. 2000-2010. Statistik Indonesia. Jakarta.
Baltagi B.H. 2005. Econometrics analysis of Panel Data 3
rd
Edition. Chicester: John Wiley and Sons. Ltd.
Baransano, M.A. 2011. Analisis Disparitas Pembangunan Wilayah di Provinsi Papua Barat [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Barro, R. dan Sala-I-Martin, X. 1995. Economic Growth. New York: McGraw- Hill.
Barzelay, M. 1991. Managing Local Development, Lesson from Spain. Policy Sciences. Vol 24: 271 – 290.
Bhinadi, A. 2003. Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa dengan Luar Jawa. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.8 10: 39-48.
Blanchard O. 2006. Macroeconomics. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Brata, AG. 2002. Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Konvergensi Pendapatan
Per Kapita Studi Kasus Jawa Tengah 19951996-19981999 [Tesis].Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Brodjonegoro, B. 2000. Otonomi Daerah dan Kondisi Fiskal di Indonesia. Jakarta.
Brodjonegoro, B. 2001. Indonesian Intergovernmental Tranfer in Decentralization Era : The Case of General Allocation Fund. Working Paper.
Capello, R. 2007. Regional Economics. New York: Routledge. Caska, dan Riadi, RM. 2008. Pertumbuhan dan Ketimpangan Pembangunan
Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Riau. Jurnal Ekonomi F-KIP. Universitas Riau.
Daryanto A. 2003. Disparitas Pembangunan Perkotaan – Perdesaan di Indonesia. Agrimedia. Vol 8 2: 30 – 39.
Daulay, R. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatra Utara [Tesis]. Medan:
Universitas Sumatra Utara. Elhorst, JP. 2003. The Mystery of Regional Unemployment Differentials:
Theoritical and Empirical Explanations. Journal of Economic Survey,Vol 17 5: 709-748.
Emilia dan Imelia. 2006. Ekonomi Regional. Jambi: Universitas Jambi. Esmara, H. 1986. Politik Perencanaan Pembangunan: Teori, Kebijaksanaan dan
Prospek. Jakarta: PT. Gramedia. Firdaus, M. 2006. Impact of Investment Inflowson Regional Disparity in
Indonesia [Disertasi]. Kuala Lumpur: Universiti Putra Malaysia. Firdaus, M. dan Yusop, Z. 2009. Dynamic Analysis of Regional Convergence in
Indonesia. International Journal of Economic and Manajemen, Vol 3 1 : 73-86.
Hartono, B. 2008. Analisis Ketimpangan Pembangunan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ikhsan. 2004. Hubungan antara Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan. Jakarta: LPEM.
Indrawati, T. 2011. Analisis Peranan Anggaran Belanja Modal sebagai Investasi Pemerintah dalam Perekonomian Kawasan Timur Indonesia Tahun 2005-
2009. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Garcia, G.J dan Soelistiningsih, L. 1998. Why Do Differences in Provincial
Income Persist in Indonesia?. Bulletin of Indonesian Economic Studies. Vol. 34 1 : 95-120.
Jhingan, M.L. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Rajawali Pers, Jakarta.
Juanda, B. 2009. EKONOMETRIKA : Pemodelan dan Pendugaan. Bogor : IPB Press.
Kuncoro, M. 2003. Ekonomi Pembangunan – Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Kodoatie, R.J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Lucas, R.E.B. 1997. Internal Migration in Developing Countries, Handbook of Population and Family Economics ed. M. R. Rosenzweig and O. Stark.
Boston: Elsevier-Science Press, 721-798. Mankiw, N. G. 2007. Makroekonomi, Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
Mangkoesoebroto G. 1993. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE. Meier, G, M. 1989. Leading Issues Economic Development. 5th. Edition. New
York.: Oxford University Press. Mopanga, H. 2010. Analisis Ketimpangan Pembangunan dan Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Gorontalo [Tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Muis, N.H. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai Variabel Intervening [Tesis]. Medan: Universitas Sumatra Utara.
Nachrowi, D.N, dan Usman, H. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Universitas Indonesia. Nanga, M. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. Pancawati, N. 2000. Pengaruh Rasio Kapital-Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan,
Stok Kapital dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Tingkat Pertumbuhan GDP Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15, No.2,
Universitas Gajah Mada. Prahara, G. 2010. Analisis Disparitas Antar Wilayah TerhadapPertumbuhan
Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat [Tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Prud’homme R. 1995. On The Danger of Decentralization. The World Bank Policy Research Working Paper 1252 .
Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan Nasional. 1997. Evaluasi Paruh Waktu Pelita VI Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Semarang : Universitas
Gajah Mada dan Bappeda Tingkat I Jawa Tengah. Putra, M.S.Y. Asas, I. Amar, S. Asnawi, M. 2010. Masalah Pendapatan dan
Kemiskinan di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Quah, D. 1995. Empirics for Economic Growth and Convergence. Centre for
Economic Performance Discussion Paper 253:10-23. Rezeki, R. 2007. Disparitas Sub Wilayah Kasus Perkembangan Antar
Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar [Tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro.
Rustiadi, E. Saefulhakim, S. Panuju, D.R. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crestpent Press dan Yayasan Obor.
Schultz, T.W. 1962. Invesment in Human Capital. in. Peter M. Gutmann edt. Economic Growth an American Problem. New York: Prentice-Hall Inc.
Sasana, H. 2001. Studi Dampak Kebijaksanaan Pembangunan Terhadap Disparitas Ekonomi Antar Wilayah Pendekatan Model Analisis Sistem
Neraca Sosial Ekonomi [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. __________. 2005. Analisis Dampak Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan Antarwilayah, Antarsektor di KabupatenKota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Vol. 12 2 : 249-264. __________. 2009. Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi di
KabupatenKota Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10 1 : 103-124.
Sirojuzilam. 2009. Disparitas Ekonomi Regional dan Perencanaan Wilayah. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Ekonomi
Regional. Medan: Universitas Sumatra Utara. Sjafrizal, 1997, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah
Indonesia Bagian Barat. Jakarta : Jurnal Buletin Prisma. ______. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Padang.
Stiglitz, J. 2000. Economics of The Public Sector. Third Edition. New York: WW Norton.