Faktor-faktor Pemacu Pertumbuhan PDRB per Kapita di Pulau Jawa

Jawa hingga mencapai 80 selama tahun 2001-2009. Kondisi ini juga dapat memperparah kesenjangan antar pulau yang terjadi di Indonesia. Pulau Jawa merupakan pulau dengan tingkat kesenjangan yang tertinggi selama tahun 2001-2009. Investasi pemerintah yang diharapkan dapat mengintervensi kesenjangan yang terjadi ternyata tidak cukup efektif menurunkan kesenjangan PDRB per kapita di Jawa. Kondisi ini disebabkan karena adanya keberpihakan terhadap wilayah tertentu dalam melakukan investasi pemerintah, padahal investasi pemerintah juga merupakan pendorong bagi terciptanya investasi swasta. DKI Jakarta sebagai ibukota negara sekaligus pusat perekonomian Indonesia tentunya menjadi prioritas utama pembangunan di Jawa. Semakin besar investasi yang ditanamkan di DKI Jakarta maka PDRB per kapita provinsi tersebut akan semakin jauh meninggalkan provinsi-provinsi lain di Jawa. Semakin besar perbedaan PDRB per kapita yang diperoleh setiap provinsi yang ada di Jawa maka kesenjangan PDRB per kapita di Jawa akan semakin lebar. Untuk mengejar ketertinggalan maka provinsi-provinsi di Jawa yang memiliki PDRB per kapita relatif lebih rendah harus memacu pertumbuhan PDRB per kapitanya dengan memperhatikan perbaikan dan peningkatan infrastruktur jalan, listrik, dan fasilitas pendidikan sehingga kesenjangan PDRB per kapita di Jawa dapat dipersempit. Kondisi yang sama terjadi di Pulau Bali-Nusa Tenggara. Investasi pemerintah melalui pengeluaran pembangunanbelanja modal tidak berkorelasi negatif dengan kesenjangan PDRB per kapita di pulau ini. Tidak tercapainya kecenderungan konvergensi di Bali-Nusa Tenggara disebabkan oleh potensi ketiga provinsi yang ada di pulau ini berbeda. Bali yang telah lama maju meninggalkan NTB dan NTT dalam upaya mengejar ketertinggalannya.Selain itu, Bali yang terkenal dengan potensi pariwisatanya telah banyak menyedot investor swasta untuk menanamkan modalnya di provinsi tersebut. Kondisi inilah yang membuat kesenjangan di antara ketiga provinsi tersebut tetap ada. Iklim investasi yang lebih menjanjikan di Bali telah membuat Bali memiliki PDRB per kapita yang lebih tinggi dibandingkan kedua provinsi yang lain. Untuk itu perlu digali potensi-potensi yang ada di Nusa Tenggara sehingga dapat disejajarkan dengan Bali sehingga pada akhirnya akan mempersempit kesenjangan diantara provinsi- provinsi tersebut. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh pemerintah daerah adalah dengan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan yang ada. Infrastruktur jalan yang baik akan membuka akses ke wilayah-wilayah yang masih terpencil dan belum tergali potensinya di NTB dan NTT. Lancarnya akses ke seluruh wilayah yang ada tentunya dapat meningkatkan aktivitas ekonomi yang selama ini belum optimal karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Investasi pemerintah cukup efektif menurunkan kesenjangan PDRB per kapita di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua. Peningkatan pengeluaran pembangunanbelanja modal sebagai investasi pemerintah akan menurunkan kesenjangan PDRB per kapita antar provinsi di masing-masing pulau. Salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi adalah dengan meningkatkan PDRB per kapita. Pertumbuhan PDRB per kapita pada masing- masing pulau dapat dipacu sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Investasi yang semakin optimal akan menghasilkan infrastruktur yang semakin lengkap dan baik. Pembangunan sarana dan prasarana yang baik akan menunjang peningkatan output sehingga pada akhirnya akan menurunkan kesenjangan antar wilayah. Penelitian ini menegaskan pentingnya penggunaan penerimaan daerah untuk melakukan pengeluaranbelanja daerah investasi pemerintah yang berkualitas serta pembangunan infrastruktur fisik, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu peningkatan kualitas sumber daya manusia juga diperlukan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antar pulau khususnya dengan meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik sehingga akan tercipta tenaga kerja yang lebih produktif dan berkualitas di setiap wilayah Indonesia. Halaman ini sengaja dikosongkan