Perkembangan PDRB per Kapita
pendidikan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga akan
menghasilkan tenaga kerja yang lebih produktif yang mampu menjadi faktor pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Selain pendidikan, kulaitas modal manusia juga bisa didekati dengan tingkat kesehatan maupun indikator-indikator lainnya Prahara, 2010. Manusia
dengan pendidikan tinggi yang disertai dengan tingkat kesehatan yang baik akan semakin meningkatkan produktivitasnya. Penduduk dengan tingkat pendidikan
dan tingkat kesehatan yang baik merupakan investasi yang penting bagi percepatan pertumbuhan ekonomi karena didalamnya terdapat angkatan kerja
yang produktif yang penting bagi pembangunan. Ukuran pembangunan manusia yang digunakan adalah Indeks
Pembangunan Manusia IPM. Tabel 4.3 menunjukkan pencapaian IPM menurut provinsi di Indonesia. Dari tahun 2009 ke tahun 2010, angka IPM Indonesia
menunjukkan peningkatan. Artinya kualitas manusia terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Tren yang sama juga dialami
oleh setiap provinsi di Indonesia, angka IPM maupun komponen pendidikan dan kesehatan juga menunjukkan adanya peningkatan. Meskipun masih ada beberapa
provinsi yang pencapaian angka IPM maupun indikator pendidikan dan kesehatannya masih di bawah angka nasional. Provinsi-provinsi tersebut sebagian
besar berada di luar pulau Jawa dan Sumatra atau berada di wilayah KTI. IPM menunjukkan kondisi manusia yang ada di suatu wilayah. Penduduk
yang berkualitas akan meningkatkan kualitas pembangunan yang mampu dicapai oleh wilayah tersebut. Di dalam penduduk yang berkualitas terdapat angkatan
kerja yang berkualitas pula. Semakin banyak tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan memiliki tingkat kesehatan yang baik maka produktivitas tenaga kerja
akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan output yang bisa dicapai. Kesenjangan modal manusia yang terjadi di Indonesia berpotensi untuk
memperparah kesenjangan ekonomi. Tidak adanya manusia yang berkualitas di suatu wilayah akan menghambat kemajuan yang ingin dicapai. Meskipun IPM
untuk setiap provinsi menunjukkan kenaikan setiap tahunnya namun provinsi- provinsi yang sejak awal memiliki IPM rendah belum bisa mengejar
ketertinggalannya dari provinsi lain yang sejak awal sudah lebih maju dalam melakukan pembangunan manusia.
Tabel 4.4 Komponen Pendidikan, Kesehatan dan IPM Menurut Provinsi, Tahun 2009-2010.
Provinsi Angka Harapan
Hidup tahun
Angka Melek Huruf
Rata-rata Lama Sekolah
tahun IPM
2009 2010
2009 2010
2009 2010
2009 2010
Aceh 68,60
68,70 96,39
96,88 8,63
8,81 71,31 71,70
Sumut 69,35
69,50 97,15
97,32 8,65
8,85 73,80 74,19
Sumbar 69,25
69,50 96,81
97,09 8,45
8,48 73,44 73,78
Riau 71,25
71,40 98,11
98,35 8,56
8,58 75,60 76,07
Jambi 68,95
69,10 96,06
96,07 7,68
7,84 72,45 72,74
Sumsel 69,40
69,60 97,21
97,36 7,66
7,82 72,61 72,95
Bengkulu 69,65
69,90 94,90
95,30 8,23
8,25 72,55 72,92
Lampung 69,25
69,50 94,37
94,64 7,49
7,75 70,93 71,42
Babel 68,75
68,90 95,63
95,69 7,41
7,45 72,55 72,86
Kepri 69,75
69,80 96,08
97,19 8,96
9,16 74,54 75,07
Jakarta 73,05
73,20 98,94
99,13 10,90
10,93 77,36 77,60
Jabar 68,00
68,20 95,98
96,18 7,72
8,02 71,64 72,29
Jateng 71,25
71,40 89,46
89,95 7,07
7,24 72,10 72,49
DI Y 73,16
73,22 90,18
90,84 8,78
9,07 75,23 75,77
Jatim 69,35
69,60 87,80
88,34 7,20
7,24 71,06 71,62
Banten 64,75
64,90 95,95
96,20 8,15
8,32 70,06 70,48
Bali 70,67
70,72 87,22
88,40 7,83
8,21 71,52 72,28
NTB 61,80
62,11 80,18
81,05 6,73
6,77 64,66 65,20
NTT 67,25
67,50 87,96
88,59 6,60
6,99 66,60 67,26
Kalbar 66,45
66,60 89,70
90,26 6,75
6,82 68,79 69,15
Kalteng 71,10
71,20 97,69
97,78 8,02
8,03 74,36 74,64
Kalsel 63,45
63,81 95,41
95,94 7,54
7,65 69,30 69,92
Kaltim 71,00
71,20 96,89
97,05 8,85
8,87 75,11 75,56
Sulut 72,12
72,22 99,41
99,45 8,82
8,89 75,68 76,09
Sulteng 66,35
66,60 95,78
96,08 7,89
8,00 70,70 71,14
Sulsel 69,80
70,00 87,02
87,75 7,41
7,84 70,94 71,62
Sultra 67,60
67,80 91,51
91,85 7,90
8,11 69,52 70,00
Gorontalo 66,50
66,81 95,77
96,00 7,18
7,38 69,79 70,28
Sulbar 67,60
67,80 87,59
88,48 7,05
7,11 69,18 69,64
Maluku 67,20
67,40 98,13
98,14 8,63
8,76 70,96 71,42
Malut 65,70
66,01 95,74
96,08 8,61
8,63 68,63 69,03
Pabar 68,20
68,51 92,34
93,19 8,01
8,21 68,58 69,15
Papua 68,35
68,60 75,58
75,60 6,57
6,66 64,53 64,94
Indonesia 69,21
69,43 92,58
92,91 7,72
7,92 71,76 72,27
Sumber: BPS.
Terlihat pada Gambar 4.11 bahwa daerah yang memiliki jumlah tenaga kerja berpendidikan minimal SMA terendah adalah pulau Maluku dan Papua. Hal
ini sejalan dengan keberhasilan pulau tersebut dalam memperoleh output pembangunan. Pulau Maluku dan Papua merupakan pulau dengan PDRB terendah
dibandingkan pulau-pulau lainnya selama tahun 2001-2010. Meskipun demikian, selama tahun 2005-2010 jumlah tenaga kerja yang pendidikannya minimal SMA
di pulau tersebut menunjukkan peningkatan sehingga produktivitas juga meningkat. Peningkatan produktivitas tersebut tercermin dari pencapaian output
yang juga semakin meningkat selama tahun 2005-2010 lihat Gambar 4.3.
Sumber: BPS, diolah. Gambar 4.10 Jumlah Tenaga kerja Berpendidikan SMA ke atas Menurut Pulau di
Indonesia, Tahun 2005-2010 orang.
4 3
8 6
4 1
4 4
4 9
3 5
1 9
5 6
7 5
7 4
1 5
8 6
2 4
3 3
7 1
2 5
6 8
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000 30000000
35000000
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
14000000 16000000
18000000 20000000
2005 2006
2007 2008
2009 2010
ORG IND ORG PULAU
Sumatra Jawa
Bali NT Kalimantan
Sulawesi Maluku Papua
indonesia
Halaman ini sengaja dikosongkan