terjadi  pelanggaran  asumsi  homoskedastisitas  atau  sering  disebut  sebagai heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat menggunakan
metode  General  Least  Square  Cross  Section  Weights  yaitu  dengan membandingkan sum square residual dengan sum square residual unweighted
statistics.  Apabila  sum  square  residual  lebih  kecil  dari  sum  square  residual unweighted statistics maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi  adalah  korelasi  yang  terjadi  antar  observasi  dalam  satu  peubah atau  korelasi  antar  error  masa  yang  lalu  dengan  error  masa  yang  sekarang.
Terjadinya  autokorelasi  dapat  berpengaruh  terhadap  efisiensi  dari  estimator yang  diperoleh.  Untuk  mendeteksi  adanya  autokorelasi  dapat  menggunakan
statistik Durbin Watson DW. Untuk mengetahui ada autokorelasi atau tidak dilakukan dengan membandingkan nilai statistik DW dengan nilai DW-tabel.
Gujarati  2004  mengelompokkan    nilia  DW-tabel  untuk  identifikasi autokorelasi tabel 3.1.
Tabel 3.1. Nilai dan Arti Statistik Durbin Watson DW Nilai DW
ArtiHasil 4 – dl  DW  4
Terdapat korelasi serial negatif 4 – du  DW  4 - dl
Hasil tidak dapat ditentukan 2  DW  4 - du
Tidak ada korelasi serial du  DW  2
Tidak ada korelasi serial dl  DW  du
Hasil tidak dapat ditentukan 0  DW  dl
Terdapat korelasi serial positif
3.2.4.4 Evaluasi Model
Untuk  mengevaluasi  model  yang  diperoleh,  beberapa  uji  yang  dilakukan sebagai berikut:
1. Uji-F
Uji-F  digunakan  untuk  menguji  hipotesis  koefisien  regresi  slope  secara simultan. Hipotesis yang diuji adalah:
H :
I 0    j adalah jumlah variabel bebas
H
1
: Paling sedikit ada satu 2 0
Kriteria  pengujiannya  adalah  jika  nilai  F-statistic    F-tabel  maka  H ditolak
yang berarti minimal ada salah satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tak bebas.
2. Uji-t
Uji-t  digunakan  untuk  menguji  parameter  regresi  secara  individual  parsial. Hipotesis yang diuji adalah:
H :
H
1
: 2 0
Kriteria  pengujiannya  adalah  jika  t-hitung    t-tabel  maka  H ditolak  yang
berarti  bahwa  variabel  bebas  tersebut  berpengaruh  pada  taraf  nyata  terhadap variabel tak bebas.
3. Koefisien Determinasi
J Koefisien  determinasi  dalam  regresi  dapat  juga  disebut  goodness  of  fit
merupakan ukuran yang  menggambarkan  seberapa besar variasi dari variabel tak  bebas  Y  yang  diterangkan  oleh  variabel-variabel  bebas  yang  digunakan
X.  Nilai J   berkisar  antara  0  dan  1.  Makin  besar  koefisien  determinasi,
model semakin fit. 4.
Uji Normalitas Uji  normalitas  digunakan  untuk  memeriksa  apakah  error  term  mengikuti
distribusi  normal  atau  tidak.  Jika  asumsi  kenormalan  tidak  terpenuhi,  maka prosedur pengujian  dengan  statistik-t  menjadi  tidak  sah.  Uji  normalitas error
term  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  uji  Jarque  Bera.  Apabila  nilai probabilitas Jarque Bera lebih besar dari taraf nyata, maka disimpulkan bahwa
error term berdistribusi normal.
3.3 Spesifikasi Model
3.3.1 Pengaruh  Investasi  Pemerintah  terhadap  Kesenjangan  PDRB  per
Kapita di Pulau-pulau Utama di Indonesia Untuk  mengetahui  pengaruh  dari  faktor-faktor  yang  diperkirakan
mempengaruhi  tingkat  konvergensi  suatu  wilayah  dapat  menggunakan  beta convergence.  Prosedur  pengujian  beta  convergence  adalah  terlebih  dahulu
meneliti apakah terdapat konvergensi absolut absolute convergence, selanjutnya