ekonomi, hanya saja yang membedakan antar wilayah adalah tingkat kecenderungan disparitas, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran yang
terjadi. Hal ini tentunya membutuhkan penanganan yang berbeda.
Sumber: BPS, diolah. Gambar 4.7 Tren Pengangguran Menurut Pulau, Tahun 2007-2010 persen.
4.3 Investasi
4.3.1 Investasi Pemerintah
Investasi diperlukan
dalam melaksanakan
pembangunan. Teori
pertumbuhan ekonomi Harrod Domar menjelaskan hubungan positif antara tingkat investasi dan laju pertumbuhan ekonomi. Apabila tingkat investasi suatu
daerah tinggi maka daerah tersebut akan memiliki pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi karena kegiatan ekonomi yang terjadi di
daerah tersebut berjalan produktif. Investasi dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Kemampuan
pemerintah dalam menyediakan modal untuk keperluan percepatan pembangunan terbatas sehingga pemerintah perlu melakukan usaha-usaha untuk memperoleh
tambahan modal bagi pelaksanaan pembangunan di daerahnya masing-masing. Pemerintah daerah melalui otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
diberi kewenangan untuk menggali pendapatan dan melakukan peran alokasi secara mandiri dalam melaksanakan pembangunan di daerahnya. Melalui
9.67 9.19
8.46 8.07
4 .6
6 4
.3 6
4 .4
4 4
.2 5
5 .0
1 4
.3 9
4 .0
8 4
.0 8
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00
2007 2008
2009 2010
Sumatra Jawa
Bali NT Kalimantan
Sulawesi Maluku Papua
pengeluaran pemerintah untuk pembangunan yang ada di APBD, setiap pemerintah daerah berusaha mengoptimalkan anggaran yang ada untuk
menambah aset di daerahnya. Gambar 4.8 menunjukkan perkembangan investasi pemerintah dari tahun
2001-2009. Jawa yang menjadi pusat perekonomian justru menunjukkan kecenderungan menurun mulai tahun 2006 sampai tahun 2008, kondisi ini berbeda
dengan investasi pemerintah yang terus ditingkatkan di luar Jawa. Upaya pemerintah untuk memperoleh output yang tinggi melalui investasi yang
dilakukannya terlihat nyata di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku-Papua. Sedangkan Bali dan Nusa Tenggara justru menjadi pulau dengan investasi
pemerintah terendah. Kondisi yang terjadi di Bali dan Nusa Tenggara tersebut dimungkinkan karena pemerintah daerah tidak memiliki cukup dana untuk
melakukan pembangunan karena anggaran yang dimiliki lebih banyak digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin lihat Tabel 1.4.
Sumber: DJPK, diolah. Gambar 4.8 Perkembangan Investasi Pemerintah Menurut Pulau, Tahun 2001-
2009 juta rupiah Salah satu bentuk pembangunan yang dilakukan pemerintah adalah
melakukan perbaikan jalan-jalan yang masih dalam kategori rusak. Jalan dalam kondisi baik akan mempermudah akses menuju daerah-daerah yang semula sulit
20000000 40000000
60000000 80000000
100000000 120000000
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000 30000000
35000000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
juta rupiah IND
juta rupiah
INDONESIA Sumatra
Jawa Bali NT
Kalimantan Sulawesi
Maluku Papua
dijangkau atau sebaliknya. Panjang jalan dengan kondisi baik dan sedang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya di masing-masing pulau Tabel 4.2.
Peningkatan tersebut memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebab sistem jalan yang berkualitas dapat meningkatkan pengembangan
industri, memperlancar mobilitas faktor produksi dan tenaga kerja serta dapat meningkatkan pendapatan.
Tabel 4.2 Panjang Jalan dengan Kondisi Baik dan Sedang Menurut Pulau di Indonesia, Tahun 2006-2010 km
Pulau Tahun
2006 2007
2008 2009
2010 Sumatra
74.808 82.067
89.325 98.329
105.966 Jawa
76.469 77.012
77.554 82.190
84.710 Kalimantan
20.561 21.800
23.038 33.040
34.553 Sulawesi
54.033 50.937
47.840 46.500
49.868 Bali-Nusa Tenggara
18.579 20.205
21.830 22.213
22.137 Maluku-Papua
10.843 12.338
13.832 16.645
19.018
Sumber: BPS, diolah. Kondisi jalan yang baik juga akan mempermudah akses ke pusat-pusat
perekonomian di setiap pulau. Semakin mudahnya akses menuju pusat-pusat perekonomian maka kemungkinan masyarakat didaerah terpencil untuk
melakukan kegiatan ekonomi semakin terbuka. Iinvestor swasta yang berminat untuk mengembangkan potensi di daerah-daerah yang awalnya terisolir bisa
dijembatani. Selain infrastruktur jalan, ketersediaan infrastruktur listrik juga penting
untuk diperhatikan. Energi listrik merupakan salah satu unsur penggerak roda perekonomian, baik bagi rumah tangga maupun bagi pemerintah untuk
mendorong terciptanya kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi maka kebutuhan akan listrik juga semakin meningkat karena semakin
banyak kegiatan produksi dan penggunaan sarana penunjang kehidupan berteknologi tinggi yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya.