Pengaruh Investasi Pemerintah terhadap Kesenjangan PDRB per

keberhasilan pembangunan tidak serta merta dibarengi dengan pemerataan pendapatan. Sumber: BPS, diolah. Gambar 4.6 Tren Penduduk Miskin Menurut Pulau, Tahun 2007-2010 persen. Ketidakmerataan pembangunan juga terlihat dari banyaknya jumlah pengangguran yang ada di suatu wilayah. Pembangunan ekonomi yang tidak disertai dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi akan menimbulkan permasalahan ekonomi baru, beban yang harus ditanggung negara akibat tingginya angka pengangguran. Gambar 4.7 menunjukkan tren angka pengangguran menurut pulau selama tahun 2007-2010. Pulau-pulau yang memiliki PDRB per kapita tinggi juga harus menghadapi jumlah pengangguran yang tinggi. Sedangkan untuk pulau Bali dan Nusa Tenggara serta pulau Maluku dan Papua yang memiliki angka pengangguran yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya ternyata mempunyai PDRB per kapita relatif lebih rendah dibandingkan pulau lainnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa daerah yang sudah maju maupun yang sedang berkembang mempunyai permasalahan yang sama yaitu pengangguran. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan kesenjangan 1 6 .2 2 1 5 .2 2 1 3 .8 8 1 2 .9 2 1 .3 7 9 .1 4 7 .4 9 7 .3 6 3 2 .5 2 2 9 .9 4 2 9 .6 8 2 8 .9 6 5 10 15 20 25 30 35 2007 2008 2009 2010 Sumatra Jawa Bali NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua ekonomi, hanya saja yang membedakan antar wilayah adalah tingkat kecenderungan disparitas, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran yang terjadi. Hal ini tentunya membutuhkan penanganan yang berbeda. Sumber: BPS, diolah. Gambar 4.7 Tren Pengangguran Menurut Pulau, Tahun 2007-2010 persen.

4.3 Investasi

4.3.1 Investasi Pemerintah

Investasi diperlukan dalam melaksanakan pembangunan. Teori pertumbuhan ekonomi Harrod Domar menjelaskan hubungan positif antara tingkat investasi dan laju pertumbuhan ekonomi. Apabila tingkat investasi suatu daerah tinggi maka daerah tersebut akan memiliki pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi karena kegiatan ekonomi yang terjadi di daerah tersebut berjalan produktif. Investasi dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Kemampuan pemerintah dalam menyediakan modal untuk keperluan percepatan pembangunan terbatas sehingga pemerintah perlu melakukan usaha-usaha untuk memperoleh tambahan modal bagi pelaksanaan pembangunan di daerahnya masing-masing. Pemerintah daerah melalui otonomi daerah dan desentralisasi fiskal diberi kewenangan untuk menggali pendapatan dan melakukan peran alokasi secara mandiri dalam melaksanakan pembangunan di daerahnya. Melalui 9.67 9.19 8.46 8.07 4 .6 6 4 .3 6 4 .4 4 4 .2 5 5 .0 1 4 .3 9 4 .0 8 4 .0 8 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 2007 2008 2009 2010 Sumatra Jawa Bali NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua