Strategi Pengentasan Kemiskinan di Daerah Tertinggal

dan komunikasi, pelayanan sosial dasar dan pemberdayaan masyarakat adat terasing. b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan melaksanakan tiga program yaitu: 1. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus P2DTK yang dilakukan dengan menyediakan “block grant” untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, penyediaan sarana dan prasarana lokal dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kapasitas pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat. 2. Percepatan Pembangunan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal P2SEDT yang dilakukan melalui manajemen marketing dan regional, pengembangan sistem distribusi barang dan jasa, pelayanan informasi, maupun pengembangan jaringan prasarana antar wilayah transportasi dan komunikasi 3. Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan P2WP yang dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasikomunikasi, pengembangan ekonomi lokal, pelayanan sosial dasar dan pelayanan lintas batas c. Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal dengan melaksanakan dua program prioritas yaitu: 1. Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal P2KPDT yang dilakukan melalui penyiapan lahan dan investasi dalam kegiatan usaha di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan rakyat, pariwisata berikut industri pengolahan dan pendukung yang dikelola secara kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat 2. Percepatan Pembangunan Pusat Pertumbuhan P4DT yang dilakukan melalui pembangunan pusat pelayanan jasa dan distribusikota penyangga, termasuk kawasan industri terpadu dan kawasan perdagangan bebas atau kawasan ekonomi khusus. 27

2.1.8. Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Daerah Tertinggal P2IPDT

Instrumen Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Daerah Tertinggal P2IPDT dilaksanakan di bawah tanggung jawab Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur Kementrian PDT. Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur selain sebagai penanggungjawab instrumen, juga melaksanakan fungsi operasionalisasi kebijakan di bidang infrastruktur pedesaan. P2IPDT dicanangkan dan dilaksanakan di kabupaten tertinggal sebagi solusi mengatasi ketimpangan infrastruktur. Instrumen ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pokok dari pemerintah kepada daerah tertinggal di bidang pembangunan infrastruktur pedesaan dan menjadi stimulan kegiatan pendukung atau pendorong dan pemicu pembangunan infrastruktur daerah melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi, dalam membentuk bantuan sosial, dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi lokal. Bantuan stimulan bersifat komplementer dan integral terhadap sektor terkait dan dengan program daerah yang bersangkutan. Instrumen P2IPDT dilaksanakan pada kabupaten tertinggal, dengan tujuan antara lain: a. Sebagai bahan dari implementasi kebijakan pengembangan infrastruktur pedesaan dalam bidang transportasi, informasi dan telekomunikasi, sosial, ekonomi dan energi di daerah tertinggal yang dapat difasilitasi oleh Kementrian PDT. b. Merupakan upaya Kementrian PDT dalam mengurangi keterisolasian daerah tertinggal agar menjadi daerah maju yang setara dengan daerah lainnya. c. Memberikan arah dan panduan teknis terhadap pelaksanaan program P2IPDT di daerah tertinggal. d. Menjamin terlaksananya koordinasi pusat dan kabupaten dalam pelaksanaan bantuan stimulan infrastruktur pedesaan. Ruang lingkup dari instrumen P2IPDT pada dasarnya adalah melaksanakan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan koordinasi, pemantauan, pengawasan, pelaksanaan koordinasi dan pelaporan yang meliputi: