61 di atas 5 persen pada kurun waktu 2006-2009. Rata-rata pertumbuhan ekonomi
kabupaten tertinggal tertinggi dicatat oleh Provinsi Gorontalo dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,19 persen. Upaya pemerintah daerah menggalakkan produksi
jagung di wilayah ini diduga menjadi stimulus positif dalam upaya menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah ini. Rata-rata pertumbuhan ekonomi terendah dicatat
oleh kabupaten tertinggal di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Pada kurun waktu 2006-2009, tercatat provinsi ini mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 2,72
persen.
4.2.2. Dinamika Ketimpangan
Pertumbuhan ekonomi yang dicapai kabupaten tertinggal diharapkan diikuti oleh penurunan ketimpangan pendapatan, sehingga dengan adanya penurunan
ketimpangan pendapatan maka penurunan tingkat kemiskinan di kabupaten tertinggal dapat dicapai. Ketimpangan pendapatan menurut Oshima 1970 dapat
dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan angka indeks gini yaitu: 1. ketidakmerataan rendah apabila angka indeks gini lebih kecil dari 0,3.
2. ketidakmerataan sedang apabila angka indeks gini terletak antara 0,3 - 0,4. 3. ketidakmerataan tinggi apabila angka indeks gini lebih besar dari 0,4.
Berdasarkan kiteria tersebut, ketimpangan distribusi pendapatan kabupaten tertinggal menurut provinsi yang diukur dengan angka indeks gini masih tergolong rendah
sampai sedang. Angka indeks gini juga mengalami tren peningkatan tiap tahunnya, hal ini dapat diartikan bahwa terjadi kenaikan ketimpangan distribusi pendapatan
pada kabupaten-kabupaten tertinggal di wilayah Indonesia.
62
Sumber: BPS, diolah dari data Susenas Kor 2006 dan 2009 Gambar 4.6. Perbandingan Angka Indeks gini Kabupaten Tertinggal KBI,
menurut Provinsi Tahun 2006-2009
Angka indeks gini kabupaten tertinggal KBI berada pada kisaran 0,25 hingga 0,39. Angka indeks gini tertinggi adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
dengan angka indeks gini pada tahun 2009 sebesar 0,39 Gambar 4.6. Angka indeks gini ini masih tergolong sebagai ketidakmerataan sedang, namun perlu diwaspadai
karena nilainya hampir mendekati kategori ketidakmerataan tinggi dan terdapat kecenderungan untuk meningkat tiap tahunnya. Daerah dengan angka indeks gini
terendah di KBI adalah Provinsi Bangka Belitung dengan nilai indeks gini pada tahun 2009 sebesar 0,28. Kondisi ini berarti ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi
Bangka Belitung termasuk kategori ketimpangan rendah. Dibandingkan dengan ketimpangan distribusi pendapatan KBI, KTI memiliki
ketimpangan pendapatan yang relatif lebih tinggi, hal ini tercermin dari indeks gini yang berada pada kisaran 0,30 hingga 0,40 Gambar 4.7. Sama halnya dengan KBI,
angka indeks gini ini masih tergolong sebagai ketidakmerataan sedang, namun perlu
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
0,35 0,4
0,45
Gini 2006
Gini 2009