Konsep Infrastruktur Kerangka Teori

25 Sebaran daerah tertinggal secara geografis digolongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain: a. Daerah yang terletak di wilayah pedalaman, tepi hutan, dan pegunungan yang pada umumnya tidak atau belum memiliki akses ke daerah lain yang relatif lebih maju b. Daerah yang terletak di pulau-pulau kecil, gugusan pulau yang berpenduduk dan memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang lebih maju c. Daerah yang secara administratif sebagian atau seluruhnya terletak di perbatasan antarnegara baik batas darat maupun laut d. Daerah yang terletak di wilayah rawan bencana alam baik gempa, longsor, gunung api, maupun banjir. e. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pesisir. Penetapan kriteria daerah tertinggal dilakukan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan pada perhitungan 6 kriteria dasar yaitu: perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, prasarana infrastruktur, kemampuan keuangan lokal celah fiskal, aksesibilitas dan karakteristik daerah. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka dalam Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal, ditetapkan 183 kabupaten yang dikategorikan kabupaten tertinggal. Daftar kabupaten tertinggal tersaji pada Lampiran 2.

2.1.7. Operasionalisasi Kebijakan Pembangunan Kabupaten Tertinggal

Upaya pengentasan kabupaten tertinggal dilakukan dengan mengimplementasikan kebijakan pembangunan daerah tertinggal secara terpadu dan tepat sasaran serta tepat kegiatan, maka KPDT melaksanakan program prioritas yang diarahkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi oleh semua daerah tertinggal ke dalam bidang-bidang kegiatan, antara lain: a. Bidang Pembangunan Infrastruktur Pedesaan dengan melaksanakan program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Daerah Tertinggal P2IPDT yang dilakukan dengan melakukan penyediaan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi, pelayanan sosial dasar dan pemberdayaan masyarakat adat terasing. b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan melaksanakan tiga program yaitu: 1. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus P2DTK yang dilakukan dengan menyediakan “block grant” untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, penyediaan sarana dan prasarana lokal dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kapasitas pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat. 2. Percepatan Pembangunan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal P2SEDT yang dilakukan melalui manajemen marketing dan regional, pengembangan sistem distribusi barang dan jasa, pelayanan informasi, maupun pengembangan jaringan prasarana antar wilayah transportasi dan komunikasi 3. Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan P2WP yang dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasikomunikasi, pengembangan ekonomi lokal, pelayanan sosial dasar dan pelayanan lintas batas c. Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal dengan melaksanakan dua program prioritas yaitu: 1. Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal P2KPDT yang dilakukan melalui penyiapan lahan dan investasi dalam kegiatan usaha di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan rakyat, pariwisata berikut industri pengolahan dan pendukung yang dikelola secara kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat 2. Percepatan Pembangunan Pusat Pertumbuhan P4DT yang dilakukan melalui pembangunan pusat pelayanan jasa dan distribusikota penyangga, termasuk kawasan industri terpadu dan kawasan perdagangan bebas atau kawasan ekonomi khusus.