Sejarah Padi Hibrida di Indonesia

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Menurut Rahim dan Hastuti 2007, usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat. Menurut Shinta 2011, ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya lahan, tenaga kerja, modal, dan manajemen secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperolah hasil maksimal. Menurut Soekartawi 2002, ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara seseorang mengalokasikan suatu sumberdaya secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Usahatani dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya mampu menghasilkan keluaran output yang melebihi masukan input. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pertanian adalah sebagai berikut: 1. Lahan Pertanian Lahan pertanian merupakan komponen utama penentu faktor produksi dari suatu komoditas pertanian. Luas lahan pertanian yang digunakan mempengaruhi skala usaha dari usahatani. Secara umum, semakin luas lahan yang digarap, semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Kesuburan lahan merupakan faktor lain yang mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Semakin tinggi kesuburan lahan, semakin banyak hasil produksi yang didapatkan. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor penggerak dalam produksi dan penting diperhitungkan dalam usahatani. Ketersediaan jumlah tenaga kerja harus sesuai lahan pertanian yang ingin digarap. Disamping itu, kualitas tenaga kerja yang baik diperlukan dalam mengoperasikan teknologi pertanian untuk menghasilkan jumlah komoditas yang maksimal. 3. Modal Kegiatan proses produksi pertanian membutuhkan modal. Modal dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu modal tetap fixed cost dan modal tidak tetap variabel cost. Modal tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang memiliki sifat tidak habis dalam satu kali proses produksi. Berbagai contoh modal tetap seperti tanah, bangunan, dan mesin. Modal tidak tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang memiliki sifat habis dalam satu kali proses produksi, misalnya biaya produksi untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, dan upah tenaga kerja. 4. Manajemen Peranan manajemen dalam usahatani modern merupakan hal yang penting dan strategis. Peranan manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan serta evaluasi pada proses produksi. Manajemen ini melibatkan sejumlah tenaga kerja dalam pengelolaan proses produksi dan dipengaruhi oleh berbagai aspek lain, yaitu tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, skala usaha, besar kecilnya kredit, dan macam komoditas. 3.1.2 Analisis Usahatani 3.1.2.1 Analisis Pendapatan Usahatani Menurut Nicholson 1995, pendapatan disebut juga sebagai laba. Laba adalah selisih antara penerimaan dan biaya. Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan dapat dilakukan perhitungan dengan cara sebagai berikut: TR = Y . Py …………………………………………………………………… 1 Keterangan : TR = Total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen petani, nelayan, dan peternak dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal Rahim dan Hastuti 2007. Biaya dalam usahatani dapat