Persiapan Lahan Budidaya Padi Sawah

Tabel 10 Penggunaan benih padi hibrida dan inbrida Jenis Padi Jumlah Petani Jumlah orang Persentase Padi Inbrida 1. Cibogo 11 18.33 2. Ciherang 20 33.33 3. IR 64 10 16.67 4. Logawa 1 1.67 5. Lok-Ulo 1 1.67 6. Mikongga 12 20.00 7. Situbagendit 5 8.33 Sub total 60 100 Padi Hibrida 1. Sembada B9 9 15.00 2. Sembada 168 51 85.00 Sub total 60 100.00 Sumber: Data Primer 2013 Rata-rata penggunaan benih padi hibrida adalah 24.37 kghektar dengan biaya sebesar Rp 1 218 457 dan padi inbrida adalah 25.58 kghektar dengan biaya sebesar Rp 227 676. Anjuran penggunaan benih menurut penyuluh pertanian lapang PPL untuk padi hibrida adalah 15 kghektar dan padi inbrida adalah 20 kghektar sehingga penggunaan benih padi hibrida dan inbrida sudah berlebih. Rata-rata penggunaan benih hibrida dan inbrida dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Rata-rata penggunaan benih hibrida dan inbrida Padi Hibrida Padi Inbrida Penggunaan kghektar 24.37 25.56 Anjuran kghektar 15.00 20.00 Selisih kghektar 9.37 5.56 Harga Rpkg 50 000 8 908 Biaya Rp 1 218 457 227 676 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Penggunaan benih padi hibrida dan padi inbrida dapat dibedakan berdasarkan luas lahan. Penggunaan benih hibrida pada lahan luas lebih banyak dibandingkan penggunaan benih hibrida pada lahan sempit dan penggunaan benih inbrida pada lahan luas lebih banyak dibandingkan penggunaan benih inbrida pada lahan sempit. Namun, penggunaan benih hibrida pada lahan luas dan lahan sempit serta penggunaan benih inbrida pada lahan luas dan lahan sempit sudah berlebih. Rata-rata penggunaan benih hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Rata-rata penggunaan benih hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan Padi Hibrida Padi Inbrida Lahan Luas Lahan Sempit Lahan Luas Lahan Sempit Penggunaan kghektar 25.07 20.85 26.13 22.71 Anjuran kghektar 15.00 15.00 20.00 20.00 Selisih kghektar 10.07 5.85 6.13 2.71 Harga Rpkg 50 000 50 000 8 908 8 908 Biaya Rp 1 253 650 1 042 493 232 756 202 275 Sumber: Olahan Data Primer 2013

6.1.2.3 Pupuk

Jenis penggunaan pupuk pada padi hibrida dan inbrida adalah sama yaitu menggunakan pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat yang digunakan adalah pupuk organik, pupuk TSP, pupuk Urea, pupuk Phonska, dan pupuk ZA, serta pupuk cair yang digunakan adalah Bayfolan. Bayfolan merupakan pupuk tambahan yang berfungsi sebagai penyubur tanaman. Penggunaan pupuk pada padi hibrida dan inbrida dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Penggunaan pupuk pada padi hibrida dan inbrida Jenis Pupuk Padat Penggunaan Pupuk kghektar Anjuran kghektar Selisih kghektar Harga Rpkg Biaya Rp Hibrida Inbrida Hibrida Inbrida Hibrida Inbrida 1. Pupuk Organik 638.69 456.39 1 000 -361.31 -543.61 550 351 281 251 014 2. Pupuk TSP 67.11 61.33 50 17.11 11.33 2 500 167 764 153 321 3. Pupuk Urea 173.07 169.37 200 -26.93 -30.63 2 000 346 142 338 731 4. Pupuk Phonska 196.27 198.97 200 -3.73 -1.03 2 500 490 683 497 423 5. Pupuk ZA 151.35 148.01 50 101.35 98.01 1 800 272 438 266 411 6. Pupuk Cair 0.78 0.78 1.00 -0.22 -0.22 41 000 32 040 31 861 Total 1 660 348 1 538 761 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Keterangan: literhektar Rpliter Selisih = Penggunaan - Anjuran Berdasarkan Tabel 12, penggunaan pupuk pada padi hibrida lebih banyak dibandingkan padi inbrida karena padi hibrida lebih respon terhadap pemupukan yang berdampak pada peningkatan produksi, namun penggunaan pupuk pada padi hibrida dan padi inbrida belum sesuai dengan anjuran penggunaan pupuk yang telah ditetapkan oleh Penyuluh Pertanian Lapang PPL yaitu 1 tonhektar untuk pupuk organik, 50 kghektar untuk pupuk TSP, 200 kghektar untuk pupuk Urea, 200 kghektar untuk pupuk Phonska, dan 50 kghektar untuk pupuk ZA.