Keunggulan dan Kelemahan Padi Hibrida

diperlukan dalam mengoperasikan teknologi pertanian untuk menghasilkan jumlah komoditas yang maksimal. 3. Modal Kegiatan proses produksi pertanian membutuhkan modal. Modal dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu modal tetap fixed cost dan modal tidak tetap variabel cost. Modal tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang memiliki sifat tidak habis dalam satu kali proses produksi. Berbagai contoh modal tetap seperti tanah, bangunan, dan mesin. Modal tidak tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang memiliki sifat habis dalam satu kali proses produksi, misalnya biaya produksi untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, dan upah tenaga kerja. 4. Manajemen Peranan manajemen dalam usahatani modern merupakan hal yang penting dan strategis. Peranan manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan serta evaluasi pada proses produksi. Manajemen ini melibatkan sejumlah tenaga kerja dalam pengelolaan proses produksi dan dipengaruhi oleh berbagai aspek lain, yaitu tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, skala usaha, besar kecilnya kredit, dan macam komoditas. 3.1.2 Analisis Usahatani 3.1.2.1 Analisis Pendapatan Usahatani Menurut Nicholson 1995, pendapatan disebut juga sebagai laba. Laba adalah selisih antara penerimaan dan biaya. Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan dapat dilakukan perhitungan dengan cara sebagai berikut: TR = Y . Py …………………………………………………………………… 1 Keterangan : TR = Total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen petani, nelayan, dan peternak dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal Rahim dan Hastuti 2007. Biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu biaya tunai dan biaya non tunai biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai yang dikeluarkan oleh petani. Biaya non tunai merupakan pengeluaran yang secara tidak tunai dikeluarkan oleh petani seperti contoh biaya sewa traktor dan pajak lahan sawah. Secara umum biaya digolongkan menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variabel cost. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Salah satu contoh dari biaya tetap adalah pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayarkan dengan jumlah yang tidak akan berubah walaupun hasil dari usahatani tersebut melimpah ataupun gagal panen. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Produksi yang diperoleh biasanya berkaitan langsung dengan penggunaan faktor produksi yang digunakan. Sebagai contoh biaya untuk sarana produksi. Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Cara menghitung biaya total adalah sebagai berikut: TC = FC + VC , dengan VC = P x . X, sehingga TC = FC + P x . X ……………………………………………………………… 2 Keterangan : TC = Biaya total FC = Biaya tetap VC = Biaya tidak tetap P x = Harga input X = Jumlah input yang digunakan Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: π = TR – TC………………………………………………………………….... 3 Keterangan: π = Pendapatan usahatani atau laba TR = Penerimaan usahatani TC = Pengeluaran usahatani

3.1.2.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Ratio

Analisis imbangan penerimaan dan biaya RC Ratio merupakan perbandingan ratio atau nisbah antara penerimaan revenue dan biaya cost. RC ratio diguanakan untuk mengukur tingkat kelayakan dari suatu usahatani