6.1.2 Penggunaan Input 6.1.2.1 Lahan
Lahan yang dimiliki petani biasanya merupakan lahan warisan keluarga secara turun-temurun yang digunakan untuk menanam padi. Harga sewa lahan
sawah di
Desa Suru
adalah Rp
14 000
000hektartahun atau
Rp 4 666 667hektarmusim tanam dan di Desa Clumprit adalah Rp 15 000 000hektartahun atau Rp 5 000 000hektarmusim tanamnya.
6.1.2.2 Benih
Benih padi hibrida yang digunakan petani adalah Sembada 168 dan Sembada B9. Benih Sembada 168 merupakan benih terbanyak yang digunakan
petani hibrida yaitu sebanyak 51 orang atau 85. Benih tersebut merupakan benih bantuan dari pemerintah dan impor dari Cina. Harga beli benih hibrida yang
mencapai Rp 250 000kemasan lima kg atau Rp 50 000kg sehingga membuat petani tidak mampu membeli sendiri. Karakteristik jenis padi Sembada 168 adalah
umur tanaman ±113 hari, rataan hasil 10.5 tonhektar GKG gabah kering giling, kerebahan tanaman padi kuat, dan kerontokan tanaman padi sedang serta jenis
padi Sembada B9 umur tanaman ±113 hari, rataan hasil 9.6 tonhektar GKG, kerebahan tanaman padi kuat, dan kerontokan tanaman padi sedang
3
. Jenis penggunaan benih padi inbrida terbanyak adalah jenis padi Ciherang
sebanyak 20 orang atau 33.33. Harga benih padi inbrida adalah Rp 8 500 –
Rp 9 000kg. Karakterisitik jenis padi Ciherang adalah umur tanaman 116-125 hari, rataan hasil 5-7 tonhektar GKG, kerebahan dan kerontokan tanaman padi
sedang
4
. Penggunaan benih padi hibrida dan inbrida selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.
3
http:cybex.deptan.go.id diakses pada tanggal 6 Oktober 2013
4
http:www.puslittan.bogor.net diakses pada tanggal 6 Oktober 2013
Tabel 10 Penggunaan benih padi hibrida dan inbrida
Jenis Padi Jumlah Petani
Jumlah orang Persentase
Padi Inbrida 1. Cibogo
11 18.33
2. Ciherang 20
33.33 3. IR 64
10 16.67
4. Logawa 1
1.67 5. Lok-Ulo
1 1.67
6. Mikongga 12
20.00 7. Situbagendit
5 8.33
Sub total 60
100 Padi Hibrida
1. Sembada B9 9
15.00 2. Sembada 168
51 85.00
Sub total 60
100.00
Sumber: Data Primer 2013
Rata-rata penggunaan benih padi hibrida adalah 24.37 kghektar dengan biaya sebesar Rp 1 218 457 dan padi inbrida adalah 25.58 kghektar dengan biaya
sebesar Rp 227 676. Anjuran penggunaan benih menurut penyuluh pertanian lapang PPL untuk padi hibrida adalah 15 kghektar dan padi inbrida adalah 20
kghektar sehingga penggunaan benih padi hibrida dan inbrida sudah berlebih. Rata-rata penggunaan benih hibrida dan inbrida dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Rata-rata penggunaan benih hibrida dan inbrida
Padi Hibrida Padi Inbrida
Penggunaan kghektar 24.37
25.56 Anjuran kghektar
15.00 20.00
Selisih kghektar 9.37
5.56 Harga Rpkg
50 000 8 908
Biaya Rp 1 218 457
227 676
Sumber: Olahan Data Primer 2013
Penggunaan benih padi hibrida dan padi inbrida dapat dibedakan berdasarkan luas lahan. Penggunaan benih hibrida pada lahan luas lebih banyak
dibandingkan penggunaan benih hibrida pada lahan sempit dan penggunaan benih inbrida pada lahan luas lebih banyak dibandingkan penggunaan benih inbrida
pada lahan sempit. Namun, penggunaan benih hibrida pada lahan luas dan lahan sempit serta penggunaan benih inbrida pada lahan luas dan lahan sempit sudah
berlebih. Rata-rata penggunaan benih hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 12.