Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Hibrida dan Inbrida

Tabel 21 Struktur biaya usahatani padi hibrida dan padi inbrida per hektar per musim tanam berdasarkan luas lahan Komponen Biaya Hibrida Inbrida Lahan Luas Lahan Sempit Lahan Luas Lahan Sempit Nilai Rphektar Persentase Nilai Rphektar Persentase Nilai Rphektar Persentase Nilai Rphektar Persentase A. Biaya Tunai Biaya Tetap 1 Pajak 483 333 3.56 483 333 3.63 483 333 3.95 483 333 3.99 2 Sewa Traktor 1 000 000 7.38 1 000 000 7.51 1 000 000 8.16 1 000 000 8.25 3 Biaya Pengairan 175 000 1.29 175 000 1.31 175 000 1.43 175 000 1.44 Sub Total Biaya Tunai Tetap 1 658 333 12.23 1 658 333 12.45 1 658 333 13.54 1 658 333 13.68 Biaya Variabel 4 Benih inbrida 0.00 0.00 232 756 1.90 202 275 1.67 5 Pupuk 1 689 949 12.46 1 661 283 12.47 1 553 153 12.68 1 482 866 12.23 6 Pestisida 469 811 3.47 427 888 3.21 396 310 3.24 368 512 3.04 Tenaga Kerja 7 Tenaga Kerja Luar Keluarga 1 012 810 7.47 1 069 129 8.03 1 049 921 8.57 1 058 127 8.73 8 Borongan 385 350 2.84 364 350 2.74 410 200 3.35 407 400 3.36 9 Kedokan 549 850 4.06 546 770 4.11 488 880 3.99 486 885 4.02 10 Upah Panen 476 735 3.52 475 370 3.57 401 205 3.28 398 650 3.29 Sub Total Tenaga Kerja Luar Keluarga 2 424 745 17.88 2 455 619 18.44 2 350 206 19.19 2 351 062 19.39 Sub Total Biaya Tunai Variabel 4 584 506 33.81 4 544 790 34.13 4 532 426 37.00 4 404 715 36.34 Total Biaya Tunai 6 242 839 46.05 6 203 124 46.58 6 190 759 50.54 6 063 048 50.02 B. Biaya Non Tunai Biaya Tetap 1 Nilai Penyusutan Alat Pertanian 6 312 0.05 6 214 0.05 5 844 0.05 5 582 0.05 2 Sewa Lahan 5 833 333 43.02 5 833 333 43.80 5 833 333 47.62 5 833 333 48.12 Sub Total Biaya Non Tunai Tetap 5 839 645 43.07 5 839 547 43.85 5 839 177 47.67 5 838 915 48.17 Biaya Variabel 1 Benih hibrida 1 253 650 9.25 1 042 493 7.83 0.00 0.00 2 Tenaga Kerja Dalam Keluarga 221 981 1.64 232 001 1.74 219 871 1.79 220 087 1.82 Sub Total Biaya Non Tunai Variabel 1 475 631 10.88 1 274 494 9.57 219 871 1.79 220 087 1.82 Total Biaya Non Tunai 7 315 276 53.95 7 114 042 53.42 6 059 048 49.46 6 059 002 49.98 Total Biaya Usahatani 13 558 115 100.00 13 317 165 100.00 12 249 808 100.00 12 122 051 100.00 Sumber : Olahan Data Primer 2013 Biaya usahatani padi hibrida dan padi inbrida dapat dilihat juga berdasarkan biaya yang dikeluarkan per kg output yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan per kg output tersebut didapatkan dengan membagi biaya yang dikeluarkan per hektar dengan rata-rata hasil panen yang diperoleh. Biaya usahatani padi inbrida per kg output per musim tanam pada lahan luas dan lahan sempit lebih besar dibandingkan biaya usahatani padi hibrida per kg output per musim tanam pada lahan luas dan lahan sempit. Biaya usahatani padi inbrida per kg output per musim tanam pada lahan sempit lebih besar dibandingkan biaya usahatani per kg output per musim tanam padi inbrida pada lahan luas, padi hibrida pada lahan luas, dan padi hibrida pada lahan sempit Hal ini karena hasil panen padi hibrida dan lahan luas lebih banyak dibandingkan padi inbrida dan lahan sempit dengan rata-rata hasil panen padi hibrida lahan luas sebesar 7 264.22 kghektar, padi hibrida lahan sempit sebesar 7 013.90 kghektar, padi inbrida lahan luas sebesar 5 882.11 kghektar, dan padi inbrida lahan sempit sebesar 5 690.02 kghektar. Biaya usahatani padi hibrida dan padi inbrida per kg output per musim tanam berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Biaya usahatani padi hibrida dan padi inbrida per kg output per musim tanam berdasarkan luas lahan Komponen Biaya Hibrida Inbrida Lahan Luas Lahan Sempit Lahan Luas Lahan Sempit Nilai Rphekt ar Persenta se Nilai Rphekt ar Persenta se Nilai Rphekt ar Persenta se Nilai Rphekt ar Persenta se Biaya Tunai 644 41.53 656 39.27 905 44.28 906 45.96 Biaya Non Tunai 1 007 58.47 1 014 60.73 1 030 55.72 1 065 54.04 Total Biaya Usahatani 1 651 100.00 1 670 100.00 1 935 100.00 1 970 100.00 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara hasil panen padi dengan harga padi. Harga jual padi hibrida dan padi inbrida bernilai sama yaitu Rp 3 500kg. Pendapatan usahatani padi hibrida dan inbrida diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya usahatani. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua macam, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya tunai, sedangkan pendapatan atas biaya total merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai, pendapatan atas biaya total, RC rasio atas biaya tunai, RC rasio atas biaya total padi hibrida pada lahan luas lebih banyak dibandingkan Pendapatan atas biaya tunai, pendapatan atas biaya total, RC rasio atas biaya tunai, RC rasio atas biaya total padi hibrida pada lahan sempit, padi inbrida lahan luas dan lahan sempit. Hal ini menunjukan bahwa usahatani padi hibrida pada lahan luas lebih menguntungkan. Pendapatan usahatani padi hibrida dan padi inbrida per hektar per musim tanam dan RC rasio padi hibrida dan padi inbrida berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Pendapatan usahatani padi hibrida dan padi inbrida per hektar per musim tanam dan RC rasio padi hibrida dan padi inbrida berdasarkan luas lahan No Keterangan Hibrida Rpha Inbrida Rpha Lahan Luas Lahan Sempit Lahan Luas Lahan Sempit 1 Penerimaan 25 424 770 24 548 685 20 587 385 19 915 070 2 Biaya 1 Biaya Tunai 4 676 424 4 600 974 5 324 930 5 152 348 2 Biaya Non Tunai 7 315 276 7 114 042 6 059 048 6 059 002 3 Biaya Total 11 991 700 11 715 015 11 383 979 11 211 351 4 Pendapatan atas Biaya Tunai 20 748 346 19 947 711 15 262 455 14 762 722 5 Pendapatan atas Biaya Total 13 433 070 12 833 670 9 203 406 8 703 719 6 RC Rasio atas Biaya Tunai 5.44 5.34 3.87 3.86 7 RC Rasio atas Biaya Total 2.12 2.10 1.81 1.78 Sumber: Olahan Data Primer 2013

6.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Hibrida dan Padi Inbrida

6.3.1 Analisis Fungsi Produksi

Analisis usahatani yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghitung input yang digunakan dalam mempengaruhi produksi padi hibrida dan padi inbrida. Analisis yang digunakan adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. a. Padi hibrida Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi hibrida antara lain benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 ,dan tenaga kerja X 10 . Hasil pendugaan fungsi produksi padi hibrida dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Hasil pendugaan fungsi produksi padi hibrida Model Unstandardized Coefficients Sig. B Std. Error Constant 4.898 .572 .000 Ln X 1 .818 .123 .273 Ln X 2 .028 .011 .011 Ln X 3 -.005 .010 .643 Ln X 4 .008 .028 .002 Ln X 5 .001 .017 .954 Ln X 6 -.012 .012 .353 Ln X 7 .012 .011 .298 Ln X 8 .039 .016 .099 Ln X 9 .004 .038 .918 Ln X 10 .482 .195 .017 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Keterangan : nyata pada tingkat kepercayaan 99 nyata pada tingkat kepercayaan 95 R-Sq = 82.0 R-Sqadj = 78.9 Berdasarkan Tabel 26, persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas padi adalah sebagai berikut: Ln Y = 4.90 + 0.818 Ln X 1 + 0.0282 Ln X 2 - 0.0047 Ln X 3 + 0.0082 Ln X 4 + 0.0010 Ln X 5 - 0.0116 Ln X 6 + 0.0120 Ln X 7 + 0.0386 Ln X 8 + 0.0039 Ln X 9 + 0.482 Ln X 10 Hasil pendugaan model menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 82.0 dan nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 78.9. Nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 78.9 memilik arti bahwa 78.9 dari variasi produksi padi hibrida dapat dijelaskan oleh variabel yang menerangkannya yaitu benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 ,dan tenaga kerja X 10 , sedangkan 21.1 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model yaitu kesuburan lahan, kemiringan lahan, pengaruh iklim, dan cuaca serta serangan hama dan penyakit. Uji F dilakukan terhadap model untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai Sig. pada ANOVA dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Tabel ANOVA padi hibrida Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 42.199 10 4.220 19.610 000 a Residual 10.544 49 .215 Total 52.744 59 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan Tabel 24, nilai Sig. sebesar 0.000 sehingga Sig. α dengan α yang telah ditetapkan sebesar 5. Hal ini menunjukan bahwa semua faktor-faktor yang mempengaruhi produksi seperti benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 ,dan tenaga kerja X 10 berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap produksi padi. Uji t dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen jika nilai Sig. α. Berdasarkan Tabel 23 variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 99 yaitu urea X 4 dan variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 95 yaitu pupuk organik X 2 dan tenaga kerja X 10 . Kriteria ekonometrika dilakukan terhadap model untuk menguji apakah model memenuhi asumsi atau tidak. Pengujian model terhadap asumsi tersebut antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan pada model menyebar secara statistik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 20 yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Hipotesis yang digunakan adalah bila nilai Asymp. Sig. 2- tailed α maka data menyebar normal secara statistik dan bila Asymp. Sig. 2- tailed α maka data tidak menyebar normal secara statistik. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Data sebaran normal statistik padi hibrida One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y N 60 Normal Parameters a,b Mean 7.5319 Std. Deviation .94549 Most Extreme Differences Absolute .107 Positive .079 Negative -.107 Kolmogorov-Smirnov Z .827 Asymp. Sig. 2-tailed .501 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data pada Tabel 25 dapat dijelaskan bahwa data yang digunakan dalam model berjumlah 60 responden dan menyebar normal secara statistik. Data menyebar secara statistik dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. 2- tailed yaitu 0,501. Nilai ini sesuai dengan hipotesis bahwa data menyebar normal secara statistik bila Asymp. Sig. 2-tailed α. Salah satu asumsi regresi linear klasik adalah model harus terbebas dari adanya masalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan linear sempurna yang terjadi pada variabel-variabel independen di dalam sebuah model. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dari masing-masing variabel independen. Bila nilai VIF dari masing-masing variabel indepeden kurang dari 10, maka model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas. Nilai VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Pengujian multikolinearitas padi hibrida Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant X 1 .637 1.569 X 2 .672 1.488 X 3 .490 2.039 X 4 .725 1.379 X 5 .764 1.309 X 6 .727 1.375 X 7 .656 1.525 X 8 .685 1.460 X 9 .811 1.234 X 10 .680 1.470 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 26 dapat diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen kurang dari 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas dan memenuhi salah satu syarat asumsi regresi linear klasik. Asumsi penting lainnya dalam fungsi regresi linear adalah model harus bersifat homoskedastisitas. Homoskedastisitas berarti model memiliki semua varian yang sama. Masalah Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada grafik di Lampiran 2 menujukan bahwa tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas karena tidak menujukan pola yang sistematis. b. Padi inbrida Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi inbrida antara lain benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 ,dan tenaga kerja X 10 . Hasil pendugaan fungsi produksi padi inbrida dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 Hasil pendugaan fungsi produksi padi inbrida Model Unstandardized Coefficients Sig. B Std. Error Constant 5.370 .400 .000 Ln X 1 .725 .095 .109 Ln X 2 .011 .008 .147 Ln X 3 -.004 .008 .594 Ln X 4 .014 .013 .000 Ln X 5 .013 .014 .349 Ln X 6 -.005 .009 .588 Ln X 7 .002 .009 .851 Ln X 8 .016 .011 .139 Ln X 9 .114 .075 .137 Ln X 10 .162 .106 .033 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Keterangan : nyata pada tingkat kepercayaan 99 nyata pada tingkat kepercayaan 95 R-Sq = 76.1 R-Sqadj = 73.9 Berdasarkan Tabel 30, persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas padi adalah sebagai berikut: Ln Y = 5.37 + 0.725 Ln X 1 + 0.0113 Ln X 2 - 0.00413 Ln X 3 + 0.0141 Ln X 4 + 0.0134 Ln X 5 - 0.00506 Ln X 6 + 0.00178 Ln X 7 + 0.0164 Ln X 8 - 0.114 Ln X 9 + 0.162 Ln X 10 Hasil pendugaan model menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 76.1 dan nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 73.9. Nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 73.9 memilik arti bahwa 73.9 dari variasi produksi padi hibrida dapat dijelaskan oleh variabel yang menerangkannya yaitu benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , dan tenaga kerja X 10 , sedangkan 26.1 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model yaitu kesuburan lahan, kemiringan lahan, pengaruh iklim, dan cuaca serta serangan hama dan penyakit. Uji F dilakukan terhadap model untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai Sig. pada ANOVA dapat dilihat pada Tabel 28.