Pestisida Penggunaan Input .1 Lahan
Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara jumlah padi hibrida inbrida dengan harga jual dari hasil produksi tersebut. Pengeluaran usahatani
merupakan penjumlahan dari biaya tetap tunai, biaya tetap non tunai, biaya variabel tunai, dan biaya variabel non tunai.
Biaya tetap tunai merupakan biaya yang dikeluarkan langsung oleh petani dan jumlah yang dikeluarkan relatif tetap tidak dipengaruhi oleh produksi yang
diperoleh. Komponen biaya tetap tunai dalam usahatani padi hibrida dan inbrida adalah pajak atas kepemilikan lahan sawah, sewa traktor, dan biaya pengairan.
Pajak merupakan pungutan yang dibebankan oleh petani terhadap lahan yang dimilikinya. Pajak lahan sawah dibayarkan oleh petani kepada petugas pajak
setiap tahunnya. Besarnya pajak yang dibebankan petani tergantung oleh besarnya luas lahan yang dimiliki. Sewa traktor merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
petani ketika kegiatan persiapan lahan. Traktor ini digunakan petani untuk membantu membajak sawah karena menghemat waktu dan tenaga. Biaya
pengairan merupakan biaya yang dikeluarkan atas jasa pihak yang mengatur pasokan air pada lahan pertanian milik petani. Biaya yang dikeluarkan untuk
biaya pengairan adalah 100 kg gabah basahhektar. Biaya tetap non tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tidak langsung oleh petani dan jumlah
yang dikeluarkan relatif tetap tidak dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Biaya tetap non tunai dalam usahtani padi hibrida dan inbrida ini adalah biaya
penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan dan biaya sewa lahan. Biaya penyusutan dihitung berdasarkan jumlah barang yang digunakan terhadap umur
ekonomis dari barang tersebut. Biaya variabel tunai merupakan biaya yang dikeluarkan langsung oleh
petani dan jumlah yang dikeluarkan dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Komponen biaya variabel tunai dalam usahatani padi hibrida dan inbrida adalah
biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja luar keluarga, dan biaya kearifan lokal tenaga kerja. Biaya pupuk dan biaya pestisida juga
dikeluarkan oleh petani sesuai dengan lahan dan jumlah benih yang mereka tanam. Pupuk yang digunakan oleh petani dibedakan menjadi dua macam yaitu
pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat yang digunakan petani yaitu pupuk organik, pupuk TSP, pupuk Urea, pupuk Phonska, dan pupuk ZA sedangkan
pupuk cair yang digunakan petani yaitu Bayfolan. Sama seperti pupuk, pestisida juga dibedakan menjadi dua macam yaitu pestisida cair dan pestisida padat.
Pestisida cair yang digunakan yaitu Spontan, Decis, Regent, Fastac, Matador dan Score sedangkan pestisida padat yang digunakan yaitu Ally Plus. Biaya tenaga
kerja luar keluarga merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membantu dalam proses kegiatan usahatani padi sama seperti biaya kearifan lokal
tenaga kerja. Hal yang membedakan biaya tenaga kerja luar keluraga dengan biaya kearifan lokal tenaga kerja adalah tenaga kerja luar keluarga merupakan
biaya yang dikeluarkan langsung setelah buruh tani bekerja dalam upah harian sedamgkan kearifan lokal tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
petani setelah padi selesai panen. Biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam biaya tenaga kerja luar keluarga berupa uang sedangkan biaya kearifan lokal tenaga
kerja dapat berupa pembagian hasil panen berdasarkan proporsi hasil panen yang didapat dan dapat berupa uang berdasarkan proporsi hasil panen yang didapat.
Petani yang melakukan kearifan lokal tenaga kerja merupakan petani yang tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar buruh tani secara harian langsung.
Biaya kearifan lokal tenaga kerja dibedakan menjadi tiga macam yaitu biaya kedokan, biaya borongan, dan biaya upah panen berdasarkan karakteristik tempat.
Biaya kedokan dan biaya borongan merupakan biaya kearifan lokal tenaga kerja untuk Desa Suru dan biaya upah panen merupakan biaya kearifan lokal tenaga
kerja untuk Desa Clumprit. Biaya kedokan merupakan pembagian hasil panen yang dilakukan oleh petani Desa Suru dengan proporsi seperdelapan dari hasil
panen yang didapat. Buruh tani bekerja membantu petani pemilik lahan pada kegiatan penanaman benih dan pemanenan. Biaya borongan merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh petani Desa Suru dengan biaya 35 ribu rupiah untuk setiap kuintal hasil panen yang didapat. Petani yang melakukan borongan selain
membayar biaya 35 ribu rupiah juga menjual hasil penen kepada pemborong. Pemborong membantu petani pemilik lahan pada saat kegiatan pemanenan. Biaya
upah panen merupakan pembagian hasil panen yang dilakukan oleh petani Desa Clumprit dengan proporsi seperenambelas dari hasil panen yang didapat. Buruh
tani bekerja membantu pemilik lahan pada kegiatan pemanen.
Biaya variabel non tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tidak langsung oleh petani dan jumlah yang dikeluarkan dipengaruhi oleh produksi
yang diperoleh. Biaya yang termasuk variabel non tunai adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga. Biaya tersebut tidak dikeluarkan secara langsung oleh petani
namun tetap diperhitungkan dalam analisis pendapatan usahatani. Tenaga kerja dalam keluarga digunakan petani pemilik lahan untuk menghemat pengeluaran
dalam kegiatan usahatani. Struktur biaya usahatani padi hibrida dan padi inbrida per hektar per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Struktur biaya usahatani padi hibrida dan padi inbrida per hektar per musim tanam
Komponen Biaya Hibrida
Inbrida Nilai
Rphektar Persentase
Nilai Rphektar
Persentase A. Biaya Tunai
Biaya Tetap 1 Pajak
483 333 3.11
483 333 3.41
2 Sewa Traktor 1 000 000
6.44 1 000 000
7.06 3 Biaya Pengairan
175 000 1.13
175 000 1.23
Sub Total Biaya Tunai Tetap 1 658 333
10.68 1 658 333
11.70 Biaya Variabel
4 Benih inbrida 0.00
227 912 1.61
5 Pupuk 1 660 348
10.69 1 538 761
10.86 6 Pestisida
498 167 3.21
456 036 3.22
Tenaga Kerja 7 Tenaga Kerja Luar Keluarga