Analisis Fungsi Produksi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Hibrida dan Padi Inbrida

Tabel 27 Hasil pendugaan fungsi produksi padi inbrida Model Unstandardized Coefficients Sig. B Std. Error Constant 5.370 .400 .000 Ln X 1 .725 .095 .109 Ln X 2 .011 .008 .147 Ln X 3 -.004 .008 .594 Ln X 4 .014 .013 .000 Ln X 5 .013 .014 .349 Ln X 6 -.005 .009 .588 Ln X 7 .002 .009 .851 Ln X 8 .016 .011 .139 Ln X 9 .114 .075 .137 Ln X 10 .162 .106 .033 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Keterangan : nyata pada tingkat kepercayaan 99 nyata pada tingkat kepercayaan 95 R-Sq = 76.1 R-Sqadj = 73.9 Berdasarkan Tabel 30, persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas padi adalah sebagai berikut: Ln Y = 5.37 + 0.725 Ln X 1 + 0.0113 Ln X 2 - 0.00413 Ln X 3 + 0.0141 Ln X 4 + 0.0134 Ln X 5 - 0.00506 Ln X 6 + 0.00178 Ln X 7 + 0.0164 Ln X 8 - 0.114 Ln X 9 + 0.162 Ln X 10 Hasil pendugaan model menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 76.1 dan nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 73.9. Nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 73.9 memilik arti bahwa 73.9 dari variasi produksi padi hibrida dapat dijelaskan oleh variabel yang menerangkannya yaitu benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , dan tenaga kerja X 10 , sedangkan 26.1 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model yaitu kesuburan lahan, kemiringan lahan, pengaruh iklim, dan cuaca serta serangan hama dan penyakit. Uji F dilakukan terhadap model untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai Sig. pada ANOVA dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Tabel ANOVA padi inbrida Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 18.070 10 1.807 14.042 000 a Residual 6.306 49 .129 Total 24.376 59 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan Tabel 28, nilai Sig. sebesar 0.000 sehingga Sig. α dengan α yang telah ditetapkan sebesar 5. Hal ini menunjukan bahwa semua faktor-faktor yang mempengaruhi produksi seperti benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 ,dan tenaga kerja X 10 berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap produksi padi. Uji t dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen jika nilai Sig. α. Berdasarkan Tabel 27 variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 99 yaitu pupuk urea X 4 dan variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 95 yaitu tenaga kerja X 10 . Kriteria ekonometrika dilakukan terhadap model untuk menguji apakah model memenuhi asumsi atau tidak. Pengujian model terhadap asumsi tersebut antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan pada model menyebar secara statistik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 20 yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Hipotesis yang digunakan adalah bila nilai Asymp. Sig. 2- tailed α maka data menyebar normal secara statistik dan bila Asymp. Sig. 2- tailed α maka data tidak menyebar normal secara statistik. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29 Data sebaran normal statistik padi inbrida One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y N 60 Normal Parameters a,b Mean 7.3426 Std. Deviation .64277 Most Extreme Differences Absolute .114 Positive .066 Negative -.114 Kolmogorov-Smirnov Z .882 Asymp. Sig. 2-tailed .418 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data pada Tabel 29 dapat dijelaskan bahwa data yang digunakan dalam model berjumlah 60 responden dan menyebar normal secara statistik. Data menyebar secara statistik dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. 2- tailed yaitu 0,418. Nilai ini sesuai dengan hipotesis bahwa data menyebar normal secara statistik bila Asymp. Sig. 2-tailed α. Salah satu asumsi regresi linear klasik adalah model harus terbebas dari adanya masalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan linear sempurna yang terjadi pada variabel-variabel independen di dalam sebuah model. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dari masing-masing variabel independen. Bila nilai VIF dari masing-masing variabel indepeden kurang dari 10, maka model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas. Nilai VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30 Pengujian multikolinearitas padi inbrida Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant X 1 .671 1.491 X 2 .648 1.544 X 3 .516 1.938 X 4 .759 1.317 X 5 .683 1.464 X 6 .865 1.156 X 7 .633 1.579 X 8 .781 1.280 X 9 .602 1.662 X 10 .778 1.286 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen kurang dari 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas dan memenuhi salah satu syarat asumsi regresi linear klasik. Asumsi penting lainnya dalam fungsi regresi linear adalah model harus bersifat homoskedastisitas. Homoskedastisitas berarti model memiliki semua varian yang sama. Masalah Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Pada grafik di Lampiran 3 menujukan bahwa tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas karena tidak menujukan pola yang sistematis. c. Padi hibrida dan inbrida Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi hibrida dan inbrida antara lain benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , tenaga kerja X 10 , dan Dummy jenis padi D 1 . Hasil pendugaan fungsi produksi padi hibrida dan inbrida dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31 Hasil pendugaan fungsi produksi padi hibrida dan inbrida Model Unstandardized Coefficients Sig. B Std. Error Constant 5.235 .321 .000 Ln X 1 .807 .074 .280 Ln X 2 .023 .006 .021 Ln X 3 -.009 .006 .151 Ln X 4 .008 .013 .000 Ln X 5 .003 .011 .761 Ln X 6 -.006 .007 .449 Ln X 7 .009 .007 .216 Ln X 8 .028 .009 .102 Ln X 9 .006 .031 .854 Ln X 10 .246 .096 .012 D 1 .911 .079 .019 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Keterangan : nyata pada tingkat kepercayaan 99 nyata pada tingkat kepercayaan 95 R-Sq = 75.2 R-Sqadj = 72.6 Berdasarkan Tabel 31, persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas padi adalah sebagai berikut: Ln Y = 5.23 + 0.807 Ln X 1 + 0.0229 Ln X 2 - 0.00871 Ln X 3 + 0.0075 Ln X 4 + 0.0033 Ln X 5 - 0.00560 Ln X 6 + 0.00909 Ln X 7 + 0.0281 Ln X 8 + 0.0057 Ln X 9 + 0.211 Ln X 10 + 0.911 D 1 Hasil pendugaan model menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 75.2 dan nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 72.6. Nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 72.6 memilik arti bahwa 72.6 dari variasi produksi padi dapat dijelaskan oleh variabel yang menerangkannya yaitu benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , tenaga kerja X 10 ,dan dummy jenis padi D 1 , sedangkan 27.4 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model yaitu kesuburan lahan, kemiringan lahan, pengaruh iklim, dan cuaca serta serangan hama dan penyakit. Uji F dilakukan terhadap model untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai Sig. pada ANOVA dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32 Tabel ANOVA padi hibrida dan inbrida Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 58.772 11 5.343 29.708 .000 a Residual 19.423 108 .180 Total 78.195 119 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan Tabel 32, nilai Sig. sebesar 0.000 sehingga Sig. α dengan α yang telah ditetapkan sebesar 5. Hal ini menunjukan bahwa semua faktor-faktor yang mempengaruhi produksi seperti benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , tenaga kerja X 10 , dan dummy jenis padi D 1 berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap produksi padi. Uji t dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen jika nilai Sig. α. Berdasarkan Tabel 31 variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 99 yaitu pupuk urea X 4 serta variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 95 yaitu pupuk organik X 2 , tenaga kerja X 10 , dan dummy jenis padi D 1 . Kriteria ekonometrika dilakukan terhadap model untuk menguji apakah model memenuhi asumsi atau tidak. Pengujian model terhadap asumsi tersebut antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan pada model menyebar secara statistik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 20 yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Hipotesis yang digunakan adalah bila nilai Asymp. Sig. 2- tailed α maka data menyebar normal secara statistik dan bila Asymp. Sig. 2- tailed α maka data tidak menyebar normal secara statistik. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33 Data sebaran normal statistik padi hibrida dan inbrida One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y N 120 Normal Parameters a,b Mean 7.4372 Std. Deviation .81062 Most Extreme Differences Absolute .072 Positive .072 Negative -.064 Kolmogorov-Smirnov Z .785 Asymp. Sig. 2-tailed .569 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data pada Tabel 33 dapat dijelaskan bahwa data yang digunakan dalam model berjumlah 120 responden dan menyebar normal secara statistik. Data menyebar secara statistik dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. 2- tailed yaitu 0,569. Nilai ini sesuai dengan hipotesis bahwa data menyebar normal secara statistik bila Asymp. Sig. 2-tailed α. Salah satu asumsi regresi linear klasik adalah model harus terbebas dari adanya masalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan linear sempurna yang terjadi pada variabel-variabel independen di dalam sebuah model. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dari masing-masing variabel independen. Bila nilai VIF dari masing-masing variabel indepeden kurang dari 10, maka model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas. Nilai VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34 Pengujian multikolinearitas padi hibrida dan inbrida Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant X 1 .757 1.321 X 2 .757 1.321 X 3 .586 1.706 X 4 .838 1.193 X 5 .800 1.250 X 6 .902 1.109 X 7 .698 1.432 X 8 .861 1.162 X 9 .823 1.215 X 10 .853 1.173 D 1 .952 1.050 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 34 dapat diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen kurang dari 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas dan memenuhi salah satu syarat asumsi regresi linear klasik. Asumsi penting lainnya dalam fungsi regresi linear adalah model harus bersifat homoskedastisitas. Homoskedastisitas berarti model memiliki semua varian yang sama. Masalah Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada grafik di Lampiran 4 menujukan bahwa tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas karena tidak menujukan pola yang sistematis. d. Padi hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan antara lain benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , tenaga kerja X 10 , Dummy jenis padi D 1 , dan Dummy luas lahan D 2 . Hasil pendugaan fungsi produksi padi hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35 Hasil pendugaan fungsi produksi padi hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan Model Unstandardized Coefficients Sig. B Std. Error Constant 5.333 .331 .000 Ln X 1 .799 .074 .420 Ln X 2 .023 .006 .019 Ln X 3 -.009 .006 .162 Ln X 4 .006 .013 .000 Ln X 5 .003 .011 .961 Ln X 6 -.005 .007 .349 Ln X 7 .009 .007 .277 Ln X 8 .028 .009 .303 Ln X 9 .012 .031 .854 Ln X 10 .209 .101 .010 D 1 .936 .079 .016 D 2 .134 .115 .011 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Keterangan : nyata pada tingkat kepercayaan 99 nyata pada tingkat kepercayaan 95 R-Sq = 75.5 R-Sqadj = 72.7 Berdasarkan Tabel 35, persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas padi adalah sebagai berikut: Ln Y = 5.33 + 0.799 Ln X 1 + 0.0228 Ln X 2 - 0.00853 Ln X 3 + 0.0057 Ln X 4 + 0.0026 Ln X 5 - 0.00524 Ln X 6 + 0.00936 Ln X 7 + 0.0281 Ln X 8 + 0.0119 Ln X 9 + 0.209 Ln X 10 + 0.936 D 1 + 0.134 D 2 Hasil pendugaan model menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 75.5 dan nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 72.7. Nilai determinasi terkoreksi R 2 -adjusted sebesar 72.7 memilik arti bahwa 72.7 dari variasi produksi padi dapat dijelaskan oleh variabel yang menerangkannya yaitu benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , tenaga kerja X 10 , dummy jenis padi D 1 , dan dummy luas lahan D 2 , sedangkan 27.3 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model yaitu kesuburan lahan, kemiringan lahan, pengaruh iklim, dan cuaca serta serangan hama dan penyakit. Uji F dilakukan terhadap model untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai Sig. pada ANOVA dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36 Tabel ANOVA padi hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 59.014 12 4.918 27.433 .000 a Residual 19.181 107 .179 Total 78.195 119 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan Tabel 36, nilai Sig. sebesar 0.000 sehingga Sig. α dengan α yang telah ditetapkan sebesar 5. Hal ini menunjukan bahwa semua faktor-faktor yang mempengaruhi produksi seperti benih X 1 , pupuk organik X 2 , pupuk TSP X 3 , pupuk Urea X 4 , pupuk Phonska X 5 , pupuk ZA X 6 , pupuk cair X 7 , pestisida padat X 8 , pestisida cair X 9 , tenaga kerja X 10 , dummy jenis padi D 1, dan dummy luas lahan D 2 berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap produksi padi. Uji t dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen jika nilai Sig. α. Berdasarkan Tabel 35 variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 99 yaitu pupuk urea X 4 serta variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi pada tingkat kepercayaan 95 yaitu pupuk organik X 2 , tenaga kerja X 10 , dummy jenis padi D 1, dan dummy luas lahan D 2 . Kriteria ekonometrika dilakukan terhadap model untuk menguji apakah model memenuhi asumsi atau tidak. Pengujian model terhadap asumsi tersebut antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan pada model menyebar secara statistik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 20 yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Hipotesis yang digunakan adalah bila nilai Asymp. Sig. 2- tailed α maka data menyebar normal secara statistik dan bila Asymp. Sig. 2- tailed α maka data tidak menyebar normal secara statistik. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37 Data sebaran normal statistik padi hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y N 120 Normal Parameters a,b Mean 7.4372 Std. Deviation .81062 Most Extreme Differences Absolute .072 Positive .072 Negative -.064 Kolmogorov-Smirnov Z .785 Asymp. Sig. 2-tailed .569 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan data pada Tabel 37 dapat dijelaskan bahwa data yang digunakan dalam model berjumlah 120 responden dan menyebar normal secara statistik. Data menyebar secara statistik dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. 2- tailed yaitu 0,569. Nilai ini sesuai dengan hipotesis bahwa data menyebar normal secara statistik bila Asymp. Sig. 2-tailed α. Salah satu asumsi regresi linear klasik adalah model harus terbebas dari adanya masalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan linear sempurna yang terjadi pada variabel-variabel independen di dalam sebuah model. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dari masing-masing variabel independen. Bila nilai VIF dari masing-masing variabel indepeden kurang dari 10, maka model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas. Nilai VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38 Pengujian multikolinearitas padi hibrida dan inbrida berdasarkan luas lahan Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant X 1 .750 1.334 X 2 .757 1.321 X 3 .586 1.707 X 4 .826 1.211 X 5 .797 1.255 X 6 .900 1.111 X 7 .698 1.434 X 8 .861 1.162 X 9 .799 1.252 X 10 .769 1.300 D 1 .950 1.053 D 2 .814 1.229 Sumber: Olahan Data Primer 2013 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 38 dapat diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen kurang dari 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas dan memenuhi salah satu syarat asumsi regresi linear klasik. Asumsi penting lainnya dalam fungsi regresi linear adalah model harus bersifat homoskedastisitas. Homoskedastisitas berarti model memiliki semua varian yang sama. Masalah Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada grafik di Lampiran 5 menujukan bahwa tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas karena tidak menujukan pola yang sistematis.

6.2.2 Analisis Elastisitas Produksi dan Skala Usaha

Nilai koefisien regresi dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan besaran nilai elastisitas produksi dari variabel-variabel independen. Tabel 39 menunjukan besaran koefisien regresi usahatani padi. Tabel 39 Besaran koefisien regresi usahatani padi Model I Model II Model III Model IV Benih X 1 .818 .725 .807 .799 Pupuk organik X 2 .028 .011 .023 .023 Pupuk TSP X 3 -.005 -.004 -.009 -.009 Pupuk Urea X 4 .008 .014 .008 .006 Pupuk Phonska X 5 .001 .013 .003 .003 Pupuk ZA X 6 -.012 -.005 -.006 -.005 Pupuk cair X 7 .012 .002 .009 .009 Pestisida padat X 8 .039 .016 .028 .028 Pestisida cair X 9 .004 .114 .006 .012 Tenaga kerja X 10 .482 .162 .246 .209 Dummy jenis padi D 1 - - .911 .936 Dummy luas lahan D 2 - - - .134 Sumber : Olahan data primer 2013 Keterangan : Nyata pada tingkat kepercayaan 99 Nyata pada tingkat kepercayaan 95 Berdasarkan Tabel 39, pupuk organik berpengaruh nyata terhadap model I, model III, dan model IV. Pupuk urea sangat berpengaruh nyata terhadap keempat model. Tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap keempat model. Dummy jenis padi berpengaruh nyata terhadap model III dan model IV serta dummy luas lahan berpengaruh nyata terhadap model IV. Pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi padi adalah sebagai berikut: 1. Benih Koefisien regresi benih pada model I sebesar 0.818, 0.725 pada model II, 0.807 pada model III, dan 0.799 pada model IV. Benih tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Hal ini karena penggunaan benih sudah memenuhi batas anjuran penggunaan sehingga pertumbuhan padi tidak optimal akibat adanya persaingan untuk mendapatkan unsur hara. Pada model I, benih mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.818, artinya jika terjadi penambahan penggunaan faktor produksi benih sebesar 1 akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 0.818 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan benih berada pada daerah rasional. 2. Pupuk Organik X 2 Pupuk organik berfungsi sebagai penyedia unsur mikroorganisme dalam tanah. Pupuk kandang mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.028 pada model I, 0.011 pada model II, 0.023 pada model III, dan 0.023 pada model IV. Pupuk organik berpengaruh nyata terhadap produksi pada model I, model II, dan model IV. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar 0.028 berarti setiap penambahan jumlah pupuk organik sebesar 1 akan meningkatkan produksi sebesar 0.028 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik berada pada daerah rasional. 3. Pupuk TSP X 3 Pupuk TSP merupakan pupuk nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. Unsur yang dikandung oleh pupuk TSP adalah P 2 O 5 sebesar 36. Pupuk TSP mempunyai elastisitas produksi sebesar -0.005 pada model I, -0.004 pada model II, -0.009 pada model III, dan -0.009 pada model IV. Pupuk TSP tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Hal ini karena penggunaan pupuk TSP sudah melebihi batas anjuran penggunaan sehingga pertumbuhan padi tidak optimal akibat proses pematangan yang lebih cepat. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar -0.005 berarti setiap penambahan jumlah pupuk TSP sebesar 1 akan menurunkan produksi sebesar 0.005 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang negatif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk TSP berada pada daerah irrasional. 4. Pupuk Urea X 4 Pupuk Urea merupakan pupuk penyedia unsur nitrogen bagi tanaman padi. Kandungan nitrogen pada pupuk urea sebesar 46. Pupuk urea mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.008 pada model I, 0.014 pada model II, 0.008 pada model III, dan 0.006 pada model IV. Pupuk urea sangat berpengaruh nyata terhadap produksi. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar 0.008 berarti setiap penambahan jumlah pupuk Urea sebesar 1 akan meningkatkan produksi sebesar 0.008 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea berada pada daerah rasional. 5. Pupuk Phonska X 5 Pupuk Phonska merupakan pupuk yang termasuk NPK. Pupuk Phonska berfungsi penyedia unsur nitrogen, fosfat, kalium, dan sulfur. Unsur yang dikandung oleh pupuk Phonska adalah nitrogen sebesar 15, fosfat sebesar 15, kalium sebesar 15, dan sulfur sebesar 10. Pupuk Phonska mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.001 pada model I, 0.013 pada model II, 0.003 pada model III, dan 0.003 pada model IV. Pupuk phonska tidak berpengaruh nyata terhadap produksi karena belum mengikuti anjuran penggunaan, namun kandungan nitrogen dan sulfur dalam tanah sudah dipenuhi oleh pupuk Urea dan pupuk ZA yang memiliki presentase konsentrat lebih tinggi dibandingkan pupuk Phonska. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar 0.001 berarti setiap penambahan jumlah pupuk Phonska sebesar 1 akan meningkatkan produksi sebesar 0.001 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk Phonska berada pada daerah rasional. 6. Pupuk ZA X 6 Pupuk ZA merupakan pupuk tambahan yang mengandung unsur nitrogen sebesar 21 dan sulfur sebesar 24. Pupuk ZA mempunyai elastisitas produksi sebesar -0.012 pada model I, -0.005 pada model II, -0.006 pada model III, dan -0.005 pada model IV. Pupuk ZA tidak berpengaruh nyata terhadap produksi karena penggunaan pupuk ZA sudah melebihi batas anjuran penggunaan sehingga kandungan nitrogen dan sulfur dalam tanah sudah jenuh dan menghambat pertumbuhan padi. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar -0.012 berarti setiap penambahan jumlah pupuk ZA sebesar 1 akan menurunkan produksi sebesar 0.012 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang negatif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk ZA berada pada daerah irrasional. 7. Pupuk cair X 7 Pupuk cair yang bernama Bayfolan merupakan pupuk tambahan yang memiliki unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg, dan S dan mikro B, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, Co, dan Cl. Pupuk cair berfungsi sebagai vitamin bagi tanaman padi dan membuat daun tanaman padi lebih berwarna hijau. Pupuk cair mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.012 pada model I, 0.002 pada model II, 0.009 pada model III, dan 0.009 pada model IV. Hal ini karena fungsi pupuk cair sebagai pelengkap saja tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan padi. Pupuk cair tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar 0.012 berarti setiap penambahan jumlah pupuk cair sebesar 1 akan meningkatkan produksi sebesar 0.012 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk cair berada pada daerah rasional. 8. Pestisida padat X 8 Jenis pestisida padat ini adalah herbisida. Pestisida padat merupakan bahan yang digunakan oleh petani untuk memelihara tanaman padi dari gulma dan berbentuk padatan. Pestisida padat mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.039 pada model I, 0.016 pada model II, 0.028 pada model III, dan 0.028 pada model IV. Pestisida padat berpengaruh nyata terhadap produksi. Hal ini karena fungsi pestisida padat sebagai pengendali gulma tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan padi. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar 0.039 berarti setiap penambahan jumlah pestisida padat sebesar 1 akan meningkatkan produksi sebesar 0.039 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan pestisida padat berada pada daerah rasional. 9. Pestisida cair X 9 Jenis pestisida cair dalam olahan data ini adalah insektisida dan fungisida. Pestisida cair merupakan bahan berupa cairan yang berfungsi untuk memelihara tanaman padi dari serangan hama dan penyakit. Pestisida cair mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.004 pada model I, 0.114 pada model II, 0.006 pada model III, dan 0.012 pada model IV. Pestisida cair tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar 0.004 berarti setiap penambahan jumlah pestisida cair sebesar 1 akan meningkatkan produksi sebesar 0.012 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan pestisidacair berada pada daerah rasional. 10. Tenaga kerja X 10 Tenaga kerja merupakan komponen penggerak dalam melakukan kegiatan usahatani padi. Tenaga kerja mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.482 pada model I, 0.162 pada model II, 0.246 pada model III, dan 0.209 pada model IV. Tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi. Nilai elastisitas produksi pada model I sebesar 0.482 berarti setiap penambahan jumlah tenaga kerja sebesar 1 akan meningkatkan produksi sebesar 0.482 dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja berada pada daerah rasional. 11. Dummy jenis padi D 1 Dummy jenis padi merupakan variabel yang berfungsi untuk membandingkan output yang dihasilkan antara padi hibrida dan padi inbrida. Dummy jenis padi mempunyai nilai elastisitas sebesar 0.911 pada model I dan 0.936 pada model II, artinya perbedaan output yang dihasilkan antara menggunakan padi hibrida dengan padi inbrida yaitu sebesar 0.911 tonhektar, begitu pula dengan model II. Dummy jenis padi berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. Hal ini menunjukan bahwa perbandingan output yang dihasilkan dari penggunaan padi hibrida dan inbrida berbeda signifikan. 12. Dummy luas lahan D 2 Dummy luas lahan merupakan variabel yang berfungsi untuk membandingkan output yang dihasilkan antara lahan luas dan lahan sempit. Dummy luas lahan mempunyai nilai elastisitas sebesar 0.134 pada model IV, artinya perbedaan output yang dihasilkan antara lahan luas dengan lahan sempit yaitu sebesar 0.134 tonhektar. Dummy luas lahan berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. Hal ini menunjukan bahwa perbandingan output yang dihasilkan dari penggunaan luas lahan berbeda signifikan.