Variabel Omset Usaha X6

89 rata-rata variabel antara nasabah yang lancar dan menunggak tidak terlalu berbeda. Berdasarkan hasil sebaran responden, rata-rata variabel agunan yang diserahkan bagi nasabah yang lancar sebesar 50.000.000 rupiah dan nasabah menunggak sebesar 49.000.000 rupiah. BRI dalam meminjamkan kredit ini tidak menginginkan agunan akan tetapi agunan ini hanya dijadikan pengaman jika terjadi tunggakan kredit sehingga nasabah ada kemauan membayar karena benda berharga milik nasabah masih ada dipihak perbankan.

7.2.6. Variabel Omset Usaha X6

Variabel omset merupakan hasil daru proyeksi jenis usaha. Nasabah yang jenis usaha di sektor on farm memiliki perputaran uang yang lebih lambat sehingga omset yang dihasilkan lebih kecil pertahunnya berbeda halnya dengan jenis usaha perdagangan yang perputaran uangnya lebih cepat sehingga omset yang dihasilkan pertahunnya lebih besar dibandingkan dengan jenis usaha onfarm. Variabel omset berpengaruh positif terhadap pengembalian KUR Mikro, hal ini dapat dilihat dari arah koefisien variabel omset nasabah yang bernilai positif 0,00. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian, dimana faktor omset berkaitan dengan jumlah pendapatan kotor yang diterima dari menjalankan usaha. Omset tersebut sangat mempengaruhi pengembalian kredit sehingga diduga semakin tinggi omset maka akan semakin lancar dalam pengembalian kredit. Variabel omset tidak berpengaruh nyata dalam keberhasilan pengembalian kredit, karena memiliki nilai signifikansi variabel omset lebih besar dari taraf nyata 0,10 0,888 0,10. Hal ini menandakan bahwa berapapun omset yang dimiliki nasabah dalam mengambil kredit tidak akan mempengaruhi tingkat pengembalian KUR Mikro secara langsung. Oleh karena itu, omset nasabah kurang tepat untuk digunakan sebagai dasar penentuan penyaluran KUR Mikro di BRI Unit Cibungbulang. Berdasarkan perbandingan peluang variabel omset odds ratio sebesar 1,000 yang menandakan bahwa peluang pengembalian KUR Mikro pada nasabah yang memiliki omset lebih banyak memiliki peluang tingkat kelancarannya 1,000 kali lipat atau bisa dikatakan sama dibanding nasabah yang omsetnya lebih kecil. Walaupun omset usaha mempunyai arah yang positif terhadap pengembalian KUR Mikro tetapi variabel ini kurang tepat sebagai dasar penentu pemilihan nasabah karena variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap 90 pengembalian kredit. Ketidaksignifikansian variabel ini dapat dikarenakan jumlah rata-rata antara nasabah lancara dan menunggak memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Rata-rata nasabah lancar sebesar 300.000.000 rupiah dan nasabah menunggak sebesar 292.777.778 rupiah. Variabel omset berpengaruh positif terhadap pengembalian Kupedes, hal ini dapat dilihat dari arah koefisien variabel omset nasabah yang bernilai positif 0,00. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian, dimana faktor omset berkaitan dengan jumlah pendapatan kotor yang diterima dari menjalankan usaha. Omset tersebut sangat mempengaruhi pengembalian kredit sehingga diduga semakin tinggi omset maka akan semakin lancar dalam pengembalian kredit. Variabel omset tidak berpengaruh nyata dalam keberhasilan pengembalian kredit, karena memiliki nilai signifikansi variabel omset lebih besar dari 0,10 1,000 0,10. Hal ini menandakan bahwa berapapun omset yang dimiliki nasabah dalam mengambil kredit tidak akan mempengaruhi tingkat pengembalian Kupedes secara langsung. Oleh karena itu, omset nasabah kurang tepat untuk digunakan sebagai dasar penentuan penyaluran Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. Berdasarkan perbandingan peluang kelancaran variabel omset odds ratio sebesar 1,000 yang menandakan bahwa peluang pengembalian Kupedes pada nasabah yang memiliki omset lebih banyak memiliki tingkat kelancaran 1,000 kali lipat atau bisa dikatakan sama dibanding nasabah yang omsetnya lebih kecil. Variabel omset ini tetap harus diperhatikan dalam pemilihan debitur Kupedes tetapi variabel ini kurang tepat sebagai dasar penentu pemilihan nasabah karena variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kupedes. Ketidaksignifikansian variabel ini dapat dikarenakan rata-rata antara nasabah lancar dan menunggak variabel ini memiliki perbedaan yang tidak terlalu besar. Rata-rata nasabah lancar sebesar 70.530.000 rupiah dan nasabah menunggak sebesar 70.100.000 rupiah.

7.2.7. Variabel Pendidikan Nasabah X7