25 proses pencairan dan pengawasan kredit. Bagan siklus perkreditan dapat dilihat
pada Gambar 2.
Permohonan Kredit
Kredit Bermasalah Tambahan Kredit
Analisis Kredit Pelunasan
Kredit Persetujuan
Kredit Pengawasan
Kredit Perjanjian Kredit
Pencairan Kredit
Gambar 2. Siklus Perkreditan
Sumber : Dendawijaya 2001
3.1.3. Pertimbangan Kredit
Risiko yang sering terjadi dalam usaha perbankan pada umumnya adalah risiko kredit macet atau Non Performing Loan NPL. Faktor penyebab risiko
kredit macet antara lain karena kesalahan penggunaan kredit, manajemen penggunaan kredit yang buruk, serta kondisi perekonomian yang memengaruhi
iklim usaha dalam negeri. Keyakinan bank diperoleh berdasarkan analisis yang mendalam atau
iktikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya. Harun 2010 dalam memberikan kredit kapada calon debitur ada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi bank dalam menilai permohonan kredit diantaranya:
1. Karakter character, yaitu kepribadian debitur yang dimaksudkan untuk
menilai kejujuran dan iktikad baik calon debitur sehingga tidak menyulitkan penagihan di kemudian hari.
2. Kapasitas capacity, yaitu kemampuan untuk membayar kredit yang diajukan
dengan melihat prospek usahanya.
7c 7b
7a
6
5 4
3 2
1
26 3. Modal capital, yaitu modal usaha yang telah ada pada bank sehingga fungsi
bank sebenarnya dalam penyediaan modal hanyalah sebagai pemberi modal tambahan saja.
4. Agunan collateral, yaitu barang-barang berharga yang diserahkan oleh calon nasabah sebagai agunan atas kredit yang diterimanya atau jaminan yang
mudah dicairkan. 5. Kondisi Ekonomi condition of economy yaitu prospek usaha nasabah
debitur. Bila bank tidak melihat adanya prospek dari usaha ini, maka bisa jadi kredit yang dikucurkan tidak memberi manfaat apapun sehingga mengancam
keberlangsungan kredit yang diberikan.
3.1.4. Kualitas Kredit
Kredit macet merupakan beban bagi bank karena akan mempengaruhi kelangsungan usaha dan tingkat kesehatan bank. Semakin besar jumlah persentase
kredit macet pada bank maka semakin menyulitkan bank tersebut dalam menjalankan usahanya.
Berdasarkan SE BI No. 3110UPPB tanggal 12 November 1998, kualitas kredit digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu :
1. Lancar, yaitu Kredit yang tidak ada tunggakan bunga maupun angsuran
pokok jika ada.
2. Perhatian Khusus, yaitu kredit yang menunjukan adanya kelemahan pada
kondisi keuangan ataupun kelayakan kredit debitur atau terdapat tunggakan
angsuran pokok danatau bunga yang belum melampaui 90 hari.
3. Kurang Lancar, yaitu kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok
danatau bunga yang melampaui 90 hari.
4. Diragukan, yaitu kredit yang pengembalian seluruh pinjaman mulai diragukan
sehingga berpotensi menimbulkan kerugian bagi bank, hanya saja belum ditentukan besar maupun saatnya atau terdapat tunggakan angsuran pokok
danatau bunga yang telah melampaui 180 hari.
5. Macet, yaitu kredit yang dinilai sudah tidak bisa ditagih kembali atau terdapat
tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 hari.
27
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional