19 Menurut Pamungkas 2007, menyatakan bahwa Prosedur penanganan
kupedes bermasalah pada PT. BRI Unit Sendang Mulyo meliputi : 1. Melakukan pendekatan penanganan Kupedes bermasalah
2. Melakukan penetapan strategi penanganan Kupedes bermasalah 3. Melakukan penyelamatan kredit bermasalah yaitu dengan melakukan rencana
tindak lanjut dengan melakukan 3R yaitu rescedulling, reconditioning, restructuring,
dan barang jaminan yang dijual. 4. Melakukan penyelesaian Kupedes bermasalah yaitu dengan cara damai dan
melalui saluran hukum.
2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit
Tingkat pengembalian kredit lancar atau tidak lancar dapat dianalisis berdasarkan karakteristik individu debitur, karaktesitik usaha debitur, dan
karakteristik dari kredit itu sendiri. Haloho 2010 menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten
KCP Dramaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang signifikan pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian KMU adalah variabel usia,
tingkat pendidikan, dan jaminan kredit. Sedangkan variabel independen yang tidak signifikan pengaruhnya bagi pengembalian KMU adalah jenis kelamin,
status nasabah, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omset usaha, total pendapatan usaha bersih, plafond kredit, jangka waktu pengembalian
kredit, pengalaman kredit, dan tingkat suku bunga. Handoyo 2009 melakukan penelitian untuk menganalisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Syariah untuk UMKM yang Bergerak dalam Sektor Agrbisnis pada KMBT Wihdatul Ummah Kota
Bogor. Hasil analisis regresi logistik menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian pembiayaan adalah tingkat pendidikan dan
pengalaman usaha. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin berpengalaman debitur maka peluang pengembalian pembiayaan semakin lancar.
Triwibowo 2009 menganalisis tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah oleh Nasabah di Sektor Perdagangan Agribisnis
Kasus pada BPR Rama Ganda Bogor. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit pada sektor
20 perdagangan agribisnis yang mengalami kredit bermasalah adalah jumlah
tanggungan keluarga, pengalaman pengambilan kredit, omset usaha, dan beban bunga.
Haerudin 2007 Menganalisis Kinerja Keuangan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Swamitra-Kowapi, Kasus USP
Swamitra-Kowapi, Cikini-Jakarta Pusat. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit dalam model adalah
faktor tingkat rata-rata pendapatan dan pengalaman ambil kredit artinya semakin tinggi tingkat rata-rata pendapatan dan semakin tinggi pengalaman nasabah dalam
mengambil kredit maka semakin besar peluang dalam pengembalian kredit. Sedangkan faktor umur, jenis kelamin, faktor tingkat pendidikan, faktor
pengalaman usaha, faktor jumlah tanggungan keluarga, faktor jarak dari rumah ke bank, dan faktor biayaongkos transportasi ke bank tidak berpengaruh nyata.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit sebagian besar dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan dan pengalaman pengambilan kredit. Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat pendidikan debitur maka semakin besar peluang kelancaran
dari pengembalian kredit. Untuk pengalaman pengambilan kredit yaitu semakin besar pengalaman pengambilan kredit oleh debitur maka semakin besar peluang
kelancaran pengembalian kredit. Agustania 2009 Menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat PT Bank BRI Unit Cimanggis Cabang Pasar Minggu. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa
karakteristik responden debitur KUR BRI Unit Cimanggis baik responden debitur lancar maupun menunggak sebagian berjenis kelamin pria dengan tingkat
pendidikan yang rendah. Jumlah tanggungan dalam keluarga sebagian besar berjumlah empat orang. Mereka sebagian besar mengakses kredit dengan masa
pengembalian 12 bulan. Antara responden debitur lancar dengan responden debitur menunggak dapat dibedakan berdasarkan ada tidaknya pinjaman lain yang
sedang diakses responden debitur bersamaan dengan KUR pada BRI Unit Cimanggis, besarnya jumlah pinjaman, serta besarnya omset usaha. Faktor-faktor
yang berpengaruh secara nyata terhadap kelancaran pengembalian KUR adalah
21 omset usaha, besarnya jumlah pinjaman, dan pinjaman lain pada selang
kepercayaan 90 persen α = 0,1.
Lubis 2009 menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat di BRI Unit Cibungbulang. Adapun
faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengembalian kredit diturunkan dari tiga jenis karakteristik nasabah yaitu karakteristik individu usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan jarak tempat tinggal, karakteristik usaha nilai RPC per bulan, jenis usaha dan lama menetap di lokasi
usaha serta karakteristik kredit nilai plafond kredit, jangka waktu pengembalian, frekuensi peminjaman kredit, nilai agunan, dan kewajiban per bulan.
Berdasarkan analisis regresi logistik faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian KUR-Kupedes lancar atau menunggak adalah
jenis kelamin dan kewajiban per bulan. Debitur wanita berpeluang lebih kecil dalam mengembalikan kredit dengan lancar dibandingkan debitur pria dan tidak
ada perbedaan yang berarti terhadap perubahan peluang kelancaran pengembalian kredit jika peningkatan kewajiban per bulan tidak cukup besar.
Hasibuan 2010 melakukan penelitian untuk Menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Macet pada Kredit Umum
Pedesaan Kupedes yang terkait Sektor Agribisnis di BRI Unit Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi debitur
untuk mengembalikan tunggakan Kupedes kredit macet adalah usia, pendidikan, tanggungan keluarga, jumlah pembinaan, jarak rumah debitur dengan BRI,
pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, dan omset usaha. Dari hasil pengolahan dengan menggunakan regresi logistik maka variabel-
variabel yang berpengaruh nyata signifikan adalah usia, tingkat pendidikan, agunan yaitu semakin tinggi variabel tersebut menyebabkan responden semakin
tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Muhammad 2008 Mengidentifikasikan Karakteristik Debitur yang
Berstatus Lancar dan Menunggak dalam Pengembalian Kupedes serta Menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit
oleh UMKM melalui Studi Kasus pada Nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Persero, Unit Cigudeg, Cabang Bogor. Hasil analisis
22 menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan
yang nyata dengan tingkat pengembalian Kupedes adalah omset usaha dan frekuensi peminjaman dengan pengaruh yang positif. Sedangkan faktor-faktor
lainnya, tidak berpengaruh ataupun memiliki keterkaitan dengan tingkat pengembalian kredit.
Hermawan 2007 Menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengembalian Kredit Umum Pedesaan Kupedes untuk Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Kasus: BRI Unit Leuwiliang. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh dalam pengembalian kredit
terdiri dari tiga faktor utama, yaitu: 1. Karakteristik Individu, yang terdiri dari umur dan jarak tempat tinggal nasabah dengan bank. 2. Karakteristik Usaha,
meliputi pengalaman usaha, omset, pengalaman kredit nasabah, dan besarnya plafond pinjaman, serta jangka waktu pinjaman. 3. Agunan, faktor ini
ditambahkan karena ikut mempengaruhi permintaan pinjaman. Berdasarkan hasil penelitian karakteristik yang berpengaruh nyata terhadap keberhasilan Kupedes
terdiri dari jarak tempat tinggal nasabah yang merupakan karakteristik individu. Dari karakteristik usaha yang berpengaruh nyata yaitu omset, pengalaman kredit
dan jangka waktu pinjaman. Sedangkan agunan tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan pengembalian Kupedes.
Alamsyah 2007
menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengembalian Kredit Macet pada Kredit Usaha Pedesaan Kupedes Sektor Agribisnis Kasus PT. Bank rakyat Indonesia, Tbk Unit Ciomas, Kota
Bogor, jawa Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik individu debitur Kupedes sektor agribisnis yang mengalami kemacetanpenunggakan kredit
sebagian besar berada pada usia produktif, berpendidikan SD, memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak tiga orang, mengikuti pembinaan dari petugas BRI
Unit Ciomas, dan memiliki rumah yang berjarak sekitar dua sampai empat kilometer dengan BRI Unit Ciomas. Adapun berdasarkan karakteristik usaha yaitu
pengalaman usaha 3-6 tahun, memiliki jangka waktu pengembalian kredit 24 bulan, menyatakan tidak keberatan dengan beban bunga, dan memiliki omset per
bulan Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000. Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor
23 yang berpengaruh nyata yaitu jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur
dan omset usaha. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengembalian Kupedes sebagian besar yang berpengaruh nyata adalah omset usaha dan jarak tempat tinggal debitur. Hal tersebut berarti
semakin tinggi omset usaha debitur maka semakin besar peluang kelancaran dari pengembalian kredit. Untuk jarak tempat tinggal debitur yaitu semakin dekat jarak
tempat tinggal debitur maka semakin besar peluang kelancaran pengembalian kredit.
Penelitian yang akan dilakukan berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat KUR Mikro dan Kredit
Umum Pedesaan Kupedes Studi Kasus : BRI Unit Cibungbulang, Bogor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
meneliti kedua program kredit yang dikeluarkan oleh BRI yaitu antara Kredit Usaha Rakyat KUR Mikro dengan Kredit Umum Pedesaan Kupedes serta apa
saja yang menjadi perbedaan dalam tingkat pengembalian kedua jenis kredit tersebut.
24
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis