Variabel Agunan yang Diberikan X5

87 menunggak sebesar 4,93 kali atau bila dibulatkan sebesar 5 kali juga. Alasan tersebut membuat variabel ini tidak signifikan, sehingga membuat kurang tepat untuk dijadikan dasar pennetuan nasabah.

7.2.5. Variabel Agunan yang Diberikan X5

Variabel agunan berkaitan dengan benda berharga nasabah yang dikorbankan untuk mendapatkan sebuah kredit. variabel ini bisa sangat bermanfaat jika analisis variabel lain kurang tepat. Variabel agunan berpengaruh positif terhadap pengembalian KUR Mikro, hal ini dapat dilihat dari arah koefisien variabel agunan yang bernilai positif 0,000. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian, dimana faktor nilai agunan berkaitan benda berharga yang harus dikorbankan untuk mendapatkan suatu kredit. Semakin tinggi benda berharga yang dikorbankan agunan maka nasabah akan semakin lancar dalam pengembalian kredit karena nasabah tidak ingin kehilangan benda berharga tersebut. Variabel agunan tidak berpengaruh nyata dalam keberhasilan pengembalian kredit, karena berdasarkan nilai signifikasni variabel agunan yang melebihi taraf nyata 0,10 0,718 0,10. Hal ini menandakan bahwa berapapun agunan yang diberikan nasabah tidak akan mempengaruhi tingkat pengembalian KUR Mikro secara langsung. Oleh karena itu, agunan yang diberikan kurang tepat untuk digunakan sebagai dasar penentuan penyaluran KUR Mikro di BRI Unit Cibungbulang. Berdasarkan perbandingan peluang variabel agunan odds ratio sebesar 1,000 yang menandakan bahwa peluang pengembalian KUR Mikro pada nasabah yang menyerahkan agunan lebih besar memiliki tingkat pengembalian secara lancar 1,000 kali lipat atau bisa dikatakan sama dibanding nasabah yang menyerahkan agunan lebih kecil. Walaupun variabel agunan memiliki arah yang positif, akan tetapi variabel ini kurang tepat untuk dijadikan dasar penentuan nasabah karena variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. BRI Unit Cibungbulang lebih mengutamakan penilaian karakter individu pada nasabah KUR Mikro. Persyaratan utama KUR Mikro adalah tanpa adanya agunan material sehingga kredit ini dapat diberikan kepada siapapun yang usahanya layak dan pihak bank percaya terhadap karakter pengembalian debitur 88 KUR Mikro tersebut. Oleh karena itu, variabel agunan kurang tepat sebagai dasar penentu pemilihan debitur KUR Mikro BRI Unit Cibungbulang. Agunan bisa dijadikan pengaman, oleh karena itu sebagian nasabah KUR Mikro yang dimintai agunan berupa BPKB motor untuk pengaman agar kredit tersebut dikembalikan. Ketidaksignifikanan variabel KUR Mikro juga dapat dikarenakan perbedaan rata- rata agunan yang diserahkan antara nasabah yang lancar dan nasabah yang menunggak tidak terlalu berbeda. Berdasarkan sebaran responden, rata-rata varuabel agunan yang diserahkan nasabah lancar sebesar 9.250.000 rupiah dan nasabah menunggak sebesar 8.916.000 rupiah. Variabel agunan berpengaruh positif terhadap pengembalian Kupedes, hal ini dapat dilihat dari arah koefisien variabel agunan yang bernilai positif 0,000. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian, dimana faktor nilai agunan berkaitan benda berharga yang harus dikorbankan untuk mendapatkan suatu kredit. Semakin tinggi benda berharga yang dikorbankan agunan maka nasabah akan semakin lancar dalam pengembalian kredit karena nasabah tidak ingin kehilangan benda berharga tersebut. Variabel agunan tidak berpengaruh nyata dalam keberhasilan pengembalian kredit, karena memiliki nilai signifikansi variabel agunan lebih besar dari taraf nyata 0,10 0,877 0,10. Hal ini menandakan bahwa berapapun agunan yang diberikan nasabah tidak akan mempengaruhi tingkat pengembalian Kupedes secara langsung. Oleh karena itu, agunan yang diberikan kurang tepat untuk digunakan sebagai dasar penentuan penyaluran Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. Berdasarkan perbandingan peluang variabel agunan sebesar 1,000 yang menandakan bahwa peluang pengembalian Kupedes pada nasabah yang menyerahkan agunan lebih besar tingkat kelancarannya 1,000 kali lipat sama dibanding nasabah yang menyerahkan agunan lebih kecil. Agunan ini bisa sangat penting mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit jika empat prinsip 4 C lainnya tidak berfungsi. Pada umumnya nasabah yang ingin meminjam Kupedes harus menyerahkan agunan. Agunan dapat berupa akte tanah, girik tanah, sertifikat tanah atau rumah. Akan tetapi variabel ini kurang tepat sebagai dasar penentu pemilihan nasabah karena variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. ketidaksignifikansian variabel ini dapat dikarenakan nilai 89 rata-rata variabel antara nasabah yang lancar dan menunggak tidak terlalu berbeda. Berdasarkan hasil sebaran responden, rata-rata variabel agunan yang diserahkan bagi nasabah yang lancar sebesar 50.000.000 rupiah dan nasabah menunggak sebesar 49.000.000 rupiah. BRI dalam meminjamkan kredit ini tidak menginginkan agunan akan tetapi agunan ini hanya dijadikan pengaman jika terjadi tunggakan kredit sehingga nasabah ada kemauan membayar karena benda berharga milik nasabah masih ada dipihak perbankan.

7.2.6. Variabel Omset Usaha X6