Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional

35

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi yang diperoleh melalui diskusi dengan pihak manajemen BRI Unit Cibungbulang mengenai mekanisme dan tata cara pemberian kredit kepada nasabah, mulai dari awal pengajuan pinjaman sampai dengan perealisasian pinjaman serta tatacara pembayaran kredit dan nasabah yang bermasalah dalam hal pengembalian kredit. Data primer juga didapat secara langsung dari responden yang menjadi sampel yaitu nasabah Kredit Usaha Rakyat KUR Mikro dan Kredit Umum Pedesaan Kupedes BRI Unit Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Data sekunder berupa data internal BRI serta data yang diperoleh dari Kementrian Koperasi dan UMKM. Data internal tersebut berupa laporan bulanan BRI Unit, laporan keragaan BRI Unit Cibungbulang dan dokumen permohonan kredit debitur KUR Mikro dan Kupedes. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian, skripsi, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

4.4. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perangkat komputer dengan program Software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17. Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

4.4.1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan deskripsi yang akan menggambarkan prosedur penyaluran KUR Mikro dan Kupedes serta karakteristik yang mempengaruhi pengembaliannya yang didukung penyajian data dalam bentuk tabulasi. Sehingga dapat diketahui karakteristik masyarakat pelaku usaha kecil yang menerima KUR Mikro dan Kupedes serta mengetahui karakteristik antara debitur lancar dengan debitur yang tidak lancar menunggak dalam pengembalian kreditnya.

4.4.2. Analisis Kuantitatif

Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KUR Mikro dan Kupedes menggunakan model analisis Regresi Logistik LOGIT 36 sehingga diketahui variabel-variabel independent yang secara nyata berpengaruh atau tidak terhadap tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro dan Kupedes sebagai variabel dependent. Variabel-variabel independent model tersebut terdiri dari tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, omset, pendapatan bersih rumah tangga, jangka waktu pengembalian, frekuensi peminjaman kredit, dan nilai agunan. Menurut Gujarati 2006 Regresi logistik yaitu digunakan untuk mengestimasikan suatu model dimana variabel tak bebas, Y, bersifat biner, dengan menggunakan nilai 1 atau 0, dimana 1 menunjukkan adanya atau dimilikinya suatu atribut contohnya kawin, perempuan, bekerja, dan lain-lain sedang 0 menunjukkan tidak adanya atribut itu contohnya tak kawin, pria, tidak bekerja, dan lain-lain. Variabel-variabel penjelasnya bisa sendirinya binner atau dummy atau kuantitaif. 1 Estimasi Model Regresi Logistik Pada model logit yang digunakan dalam penelitian ini, mengambil nilai 1 dan 0 untuk nilai variabel dependenrespon Y, yaitu sebagai berikut : Y=1; untuk kredit lancar Y=0; untuk kredit menunggak Estimasi model regresi logistik menurut Gurajati 2006 : = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 +…+ β 6 X 6 + β 7 X 7 Keterangan: Li = Variabel respon, dimana P = Peluang terjadinya Y=1 p -1 = Peluang terjadinya Y=0 β = Konstanta X 1 ,…,X 7 = Variabel independent X 1 = Jumlah Tanggungan Keluarga orang X 2 = Jangka Waktu Pengembalian bulan X 3 = Pendapatan Bersih Rumah Tangga per bulan Rp 37 X 4 = Frekuensi Pengambilan Kredit kali X 5 = Agunan Rp X 6 = Omset Rp X 7 = Tingkat Pendidikan tahun β 1 ,…, β 7 = Koefisien variabel independent Variabel tingkat pendidikan X 7 hanya untuk Kredit Usaha Rakyat KUR Mikro. 2 Uji Kelayakan Model Pengujian kelayakan model menggunakan statistik G yang merupakan nisbah kemungkinan maksimum untuk mengetahui peran variabel-variabel prediktor dalam model secara simultan bersama-sama. Rumus uji G adalah sebagai berikut : Keterangan : l0 = Likelihood model H l1 = Likelihood model H 1 Hipotesis : H0 = β1 = β2 = … = βk = 0 H1 = Minimal ada satu nilai βi ≠0, I = 1,2,…,n Jika nilai G p, α atau p-value dari statistik G lebih kecil dari taraf nyata α = 0,10 maka keputusannya adalah menolak H0, artinya setidak-tidaknya ada satu variabel independent yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependent. 3 Uji akurasi Model Uji akurasi model atau uji kebaiksesuaian goodness of fit model dilakukan dengan memperhatikan nilai sebaran Hosmes Lemeshow Goodness of Fit Test 7 . 7 Ariyoso. 2010. Analisis Regresi Logistik. httpsattistik4life.blogspot.com200912Regresi- logistik.html [ 10 Januari 2011] 38 Hipotesis : H0 = Model cukup layak untuk dianalisis H1 = Model tidak cukup layak untuk dianalisis Jika p-value dari ketiga alat uji statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata α=0,01 maka keputusannya adalah menerima H0, artinya model tersebut cukup layak untuk digunakan dalam analisis. 4 Uji Signifikansi Variabel Prediktor Pengujian terhadap signifikansi masing-masing variabel predictor dilakukan dengan uji Wald W dengan statistik uji sebagai berikut: Keterangan : = Penduga β = Penduga standart error dari β βk = Koefisien variabel independent ke-k Hipotesis : H0 = βk = 0 H1 = βk ≠ 0, k = 1,2,…,k Statistik Wj mengikuti sebaran normal Z, jika nilai Wj Z α2 atau two- tailed p-value dari statistik Wj lebih kecil dari taraf nyata α = 0,10 maka keputusannya adalah menolak H0, artinya variabel independent ke-k tersebut berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel respon.

4.5. Definisi Operasional

1. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Pada penelitian ini nasabah yang dimaksud adalah nasabah penggunaan KUR Mikro dan Kupedes pada BRI Unit Cibungbulang. 2. Kredit Lancar yaitu kredit yang tidak mengalami penundaanpenunggakan dalam pembayaran pokok pinjaman dan bunga dari waktu yang ditetapkan atau maksimal masih dalam bulan wajib bayar kewajiban. 3. Dalam Perhatian Khusus yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari. 39 4. Kurang lancar yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari. 5. Diragukan yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari. 6. Macet yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari. 7. Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan terakhir yang diperoleh debitur, diukur berdasarkan lama pendidikan yang dijalani dalam satuan tahun. 8. Jumlah tanggungan keluarga yaitu banyaknya orang yang masih dibiayai hidupnya oleh debitur dalam keluarganya termasuk debitur sendiri, dihitung dalam satuan orang. 9. Pendapatan bersih rumah tangga adalah pendapatan yang dihasilkan oleh nasabah dari hasil usaha setelah dikurangi biaya usaha, biaya keluarga dan biaya lainnya serta telah ditambah dengan pendapatan sampingan, diukur dalam satuan rupiah. 10. Omset usaha yaitu jumlah penerimaan kotor rata-rata per bulan dari hasil usaha debitur yang tercatat dalam dokumen permohonan kredit, dihitung dalam satuan rupiah. 11. Jangka waktu pengembalian kredit yaitu lama pengembalianpelunasan kredit yang telah disepakati dalam perjanjian, diukur dalam satuan bulan. 12. Nilai Agunan adalah kekayaan atau surat berharga lainnya yang diserahkan ke bank sebagai jaminan kredit, diukur dalam satuan rupiah. 13. Frekuensi Peminjaman Kredit yaitu berapa kali debitur telah memperoleh pinjamankredit KUR Mikro dan Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. 14. Plafond kredit yaitu nilai nominal pinjaman kredit KUR Mikro dan Kupedes yang diterima oleh debitur, diukur dalam satuan rupiah. 40 V GAMBARAN UMUM BANK RAKYAT INDONESIA 5.1. Sejarah Bank Rakyat Indonesia BRI Bank Rakyat Indonesia BRI adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia pribumi. BRI berdiri pada tanggal 16 Desember 1895. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada masa perang yaitu untuk mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij NHM. Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden Penpres No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan eks BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. 41 Pada tanggal 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi Perseroan Terbatas PT. Kepemilikan BRI saat itu masih 100 di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30 saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang Bank Rakyat Indonesia