Variabel Frekuensi Pengambilan Kredit X4

85 respondennya, rata-rata pendapatan bersih untuk nasabah Kupedes yang lancar sebesar 1.555.400 rupiah dan yang menunggak sebesar 1.449.166,67 rupiah. perbedaan rata-rata yang tidak terlalu berbeda menyebabkan variabel ini tidak signifikan dan akibat ketidaksignifikansian variabel ini membuta variabel ini kurang tepat sebagai dasar penentuan nasabah Kupedes.

7.2.4. Variabel Frekuensi Pengambilan Kredit X4

Variabel frekuensi pengambilan kredit berkaitan dengan riwayat nasabah dari pinjaman sebelumnya. Hal ini menjadi penilaian yang penting bagi pihak bank. Variabel frekuensi kredit berpengaruh positif terhadap pengembalian KUR Mikro, hal ini dapat dilihat dari arah koefisien variabel frekuensi kredit yang bernilai positif 0,639. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian, dimana faktor frekuensi peminjaman kredit berkaitan dengan karakter nasabah yang dapat dipercaya dan hal tersebut sudah terbukti dari pengalaman kredit sebelumnya. Oleh karena itu dapat diduga bahwa semakin tinggi frekuensi pengambilan kredit maka semakin tinggi tingkat kelancaran pengembalian kredit karena tingkat kepercayaan bank terhadap nasabah tinggi. Variabel frekuensi kredit tidak berpengaruh nyata dalam keberhasilan pengembalian kredit berdasarkan nilai signifikansi variabel frekuensi pinjaman lebih besar dari taraf nyata 0,10 0,304 0,10. Hal ini menandakan bahwa berapa kalipun frekuensi nasabah dalam mengambil kredit tidak akan mempengaruhi tingkat pengembalian KUR Mikro secara langsung. Oleh karena itu, frekuensi kredit kurang tepat untuk digunakan sebagai dasar penentuan penyaluran KUR Mikro di BRI Unit Cibungbulang. Berdasarkan perbandingan peluang variabel frekuensi peminjaman kredit odds ratio sebesar 1,895 yang menandakan bahwa peluang pengembalian KUR Mikro pada nasabah yang frekuensi pengambilan kreditnya lebih besar memiliki tingkat pengembalian secara lancar 1,895 kali lebih besar dibanding nasabah yang frekuensi peminjamannya yang kurang sering. Hal ini memiliki peluang yang cukup besar karena perbandingan peluang variabel frekuensi yang sering terhadap yang kurang sering meminjam lebih besar dari 1, akan tetapi variabel independent ini kurang tepat sebagai dasar penentuan nasabah karena variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian KUR Mikro. Variabel frekuensi pengambilan kredit kurang tepat dijadikan dasar 86 penentuan debitur karena pada umumnya nasabah KUR Mikro BRI Unit Cibungbulang merupakan nasabah baru yaitu yang masih kisaran satu sampai dua kali meminjam kredit. Oleh karena itu frekuensi pengambilan kredit belum tepat sebagai dasar penentuan nasabah KUR Mikro Unit Cibungbulang. Sama halnya dengan KUR Mikro, Variabel frekuensi kredit berpengaruh positif terhadap pengembalian Kupedes, hal ini dapat dilihat dari arah koefisien variabel frekuensi kredit nasabah yang bernilai positif 0.080. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian, dimana faktor frekuensi pengambilan kredit berkaitan dengan karakter nasabah yang dapat dipercaya dan hal tersebut sudah terbukti dari pengalaman kredit sebelumnya. Oleh karena itu dapat diduga bahwa semakin tinggi frekuensi pengambilan kredit maka semakin tinggi tingkat kelancaran pengembalian kredit karena tingkat kepercayaan bank terhadap nasabah tinggi. Variabel frekuensi kredit tidak berpengaruh nyata terhadap kelancaran pengembalian kredit karena berdasarkan signifikansi variabel frekuensi kredit lebih besar dari taraf nyata 0,10 0,76 0,10. Sehingga dapat dikatakan bahwa seberapa seringpun nasabah meminjam kredit tidak mempengaruhi pengembalian kredit secara langsung. Oleh karena itu, frekuensi kredit kurang tepat untuk digunakan sebagai dasar penentuan penyaluran Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. Berdasarkan perbandingan peluang variabel frekuensi pinjaman sebesar 1,084 yang menandakan bahwa peluang pengembalian Kupedes pada nasabah yang sering meminjam kredit memiliki tingkat kelancaran 1,084 kali lipat lebih besar dibanding nasabah yang jarang meminjam kredit. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya nasabah Kupedes adalah nasabah lama yang frekuensi peminjaman lebih dari dua kali. Hal tersebut sangat mempengaruhi penilaian tim analisis kredit BRI Unit Cibungbulang. Akan tetapi variabel ini kurang tepat sebagai dasar penentu pemilihan nasabah karena variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kupedes di BRI Unit Cibungbulang. Ketidaksignifikansian variabel ini dapat dikarenakan rata-rata nasabah Kupedes yang lanar dan menunggak meminjam kredit ini memiliki frekuensi yang tidak berbeda jauh. Berdasarkan hasil sebaran respondennya, rata-rata frekuensi nasabah lancar sebesar 5,20 kali atau bisa dikatakan sekitar 5 kali dan yang 87 menunggak sebesar 4,93 kali atau bila dibulatkan sebesar 5 kali juga. Alasan tersebut membuat variabel ini tidak signifikan, sehingga membuat kurang tepat untuk dijadikan dasar pennetuan nasabah.

7.2.5. Variabel Agunan yang Diberikan X5