PEMAKAI TERDAHULU FIRST-TO-INVENT SISTIM YANG DIANUT UNDANG-UNDANG PATEN LARANGAN PEMBERIAN PATEN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ c. Demikian pula tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu 12 bulan sebelum tanggal penerimaan filing date tersebut ternyata ada pihak lain yang mengumumkan dengan cara melanggar kewajiban untuk menjaga kerahasiaan invensi tersebut. 2. Langkah inventif inventif step: invensi tersebut bagi seorang yang mempunyai keahlian tertentu dalam bidang teknik merupakan hal yang tidak diduga sebelumnya. 3. Dapat diterapkan dalam industri industrial applicable: invensi tersebut harus sanggup diterapkan baik dalam bentuk produk atau dapat digunakan dalam berbagai bidang industri. 4. Penemuan tersebut hanya berhubungan dengan satu penemuan one invention

F. PEMAKAI TERDAHULU FIRST-TO-INVENT

Berdasarkan Pasal 13 UU Paten perlindungan hukum diberikan pula pada pihak yang melaksanakan suatu invensi pada saat invensi yang sama dimohonkan paten oleh pihak lain. Pemakai terdahulu tersebut tetap berhak untuk menggunakan invensinya walaupun invensi yang sama telah diberikan paten. Perlindungan ini diberikan pada pemakai terdahulu yang beritikad baik yang dapat membuktikan bahwa invensinya tersebut tidak dilakukan dengan menggunakan uraian, gambar, contoh atau keterangan lainnya dari invensi pihak lain yang terlebih dahulu mengajukan paten. Pemakai terdahulu tersebut dihargai oleh Direktorat Jenderal HKI dalam bentuk pemberian surat keterangan pemakai terdahulu yang jangka waktu berakhirnya sama dengan jangka waktu paten. Hak pemakai terdahulu tidak dapat dipindahkan nontransferable.

G. SISTIM YANG DIANUT UNDANG-UNDANG PATEN

Sistim yang dianut adalah sistim konstitutif atau pendaftaran pertama first-to- file, dalam hal ini pihak yang terlebih dahulu mengajukan invensinya pada Direktorat Paten adalah pihak yang paling berhak atas invensi tersebut di Indonesia, kecuali ada bukti sebaliknya. Namun sebagaimana dijelaskan dalam huruf E juga dikenal perlindungan terhadap pemakai terdahulu.

H. LARANGAN PEMBERIAN PATEN

Invensi yang tidak dapat diberikan paten adalah invensi-invensi tentang: ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ 1. proses atau produk yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, moralitas, agama, ketertiban umum atau kesusilaan; 2. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan danatau pembedahan terhadap manusia danatau hewan; 3. teori atau metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika; 4. semua makhluk hidup, kecuali jasad renik 5. proses biologis yang essensial untuk produksi tanaman atau hewan kecuali proses nonbiologis atau proses mikrobiologis.

I. HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG PATEN

Menurut Pasal 16 UU Paten Hak paten bersifat eksklusif dalam arti pemegang paten memiliki hak khusus untuk mengeksploitasi melaksanakan paten yang dimilikinya secara komersial untuk jangka waktu yang ditentukan Undang-Undang Paten, dan melarang pihak lain untuk menggunakan tanpa persetujuan patennya untuk paten produk dalam bentuk membuat, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, menggunakan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberikan paten dan untuk paten proses dalam bentuk menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lain tersebut diatas. Pengecualian dari peraturan ini adalah apabila pemakai paten ini digunakan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan percobaan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar pemegang paten dalam arti tidak digunakan untuk kepentingan komersial yang memberikan pihak kompetitor kesempatan tanpa imbalan menggunakan paten tersebut. Kewajiban pemegang paten 1. Pemegang paten wajib membayar biaya pemeliharaan yang disebut biaya tahunan; 2. Pemegang paten wajib melaksanakan patennya di wilayah Negara Republik Indone- sia kecuali apabila pelaksanaan paten tersebut secara ekonomi hanya layak bila dibuat dengan skala regional dan ada pengajuan permohonan tertulis dari pemegang paten dengan disertai alasan dan bukti-bukti yang diberikan oleh instansi yang berwenang dan disetujui oleh Ditjen HKI. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

J. PROSEDUR PENDAFTARAN