Perkara Perdata Perkara Pidana

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ paten kepada pihak lain; c. paten wajib yang diberikan ternyata tidak mampu mencegah berlangsungnya pelaksanaan paten dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat. Akibat pembatalan suatu hak paten: Berdasarkan Pasal 95 UU Paten Pembatalan suatu hak paten menghapuskan segala akibat hukum yang berkaitan dengan paten tersebut. Pembatalan paten tersebut berlaku sejak putusan pembatalan hak paten oleh Pengadilan Niaga yang memiliki kekuatan hukum tetap.

M. PENYELESAIAN SENGKETA PATEN

Dalam Undang-Undang Paten terdapat peraturan-peraturan yang mengatur mengenai perkara perdata dan pidana yang bertujuan untuk mencegah pemilik paten yang tidak berhak unauthorized registrants dan para pelanggar hak infringers.

1. Perkara Perdata

Berdasarkan Pasal 118 UU Paten, pemegang paten atau penerima lisensi licensee berhak untuk mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga terhadap pihak lain yang dengan sengaja tanpa hak melanggar produk atau proses penemuan yang dibe- rikan paten Dalam hal kasus yang berhubungan dengan proses produksi, dilakukan proses pembuktian terbalik reverse evidencing dimana pihak tergugatlah yang diwajibkan untuk memberikan bukti, apabila: a. produk yang dihasilkan melalui proses tersebut merupakan produk baru; b. produk tersebut diduga merupakan hasil dari paten proses dimana pemegang paten tetap tidak dapat menentukan proses apa yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Penetapan Sementara Pengadilan Interlocutory Injunction Dalam Undang-Undang Paten diperkenalkan penetapan sementara hal mana dapat diajukan atas permintaan pihak yang dirugikan karena pelaksanaan paten Maksud diterbitkannya surat penetapan sementara adalah dengan tujuan: a. mencegah tetap berlangsungnya kegiatan pelangga ran paten dan hak yang berkaitan mencegah import produk yang diduga melanggar paten; b. menyimpan bukti-bukti yang berkaitan dengan pelanggaran hak paten untuk ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ menghindari hilangnya bukti-bukti; c. mempersiapkan bukti bahwa pemegang hak memang berhak atas paten dan bahwa memang terjadi suatu pelanggaran paten. Perlu diperhatikan bahwa dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak dikeluarkan penetapan, Pengadilan Niaga sudah harus memutuskan apakah akan mengubah, membatalkan atau menguatkan surat penetapan tersebut.

2. Perkara Pidana

Ketentuan pidana diatur dalam pasal 130-135 Undang-Undang Paten yang mengatur mengenai pelanggaran terhadap hak paten biasa dan hak paten sederhana. Pelanggaran hak paten terhadap hak eksklusif sesuai dengan pasal 16 Undang-Undang Paten, dikenakan pidana penjara maksimum 4 tahun danatau denda Rp. 500 juta. Alasan diper- besarnya sanksi penjara adalah untuk membuat jera para pelanggar hak paten. Pelang- garan hak paten sederhana sesuai dengan pasal 131 UU Paten dikenakan pidana penjara paling lama 2 dua tahun danatau denda paling banyak Rp 250.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah. Tindak pidana dalam hak paten merupakan delik aduan. Ketentuan Pidana Khusus untuk Paten Farmasi Undang-Undang Paten memberikan pengecualian ketentuan pidana sehubungan dengan hak paten farmasi. a. Paralel impor produk farmasi Tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran impor produk farmasi yang dilindungi paten yang diimpor oleh pihak ketiga apabila produk tersebut dibeli dari pemegang sah diluar negeri dan produk impor ini dapat masuk ke pasaran Indonesia asalkan dipenuhi persyaratan impor yang berlaku. Tujuannya adalah untuk menjamin adanya harga yang wajar dari produk farmasi yang diperlukan apabila harga obat dalam negeri sangat mahal dibandingkan dengan harga obat yang sama yang beredar diluar negeri. b. Produksi suatu produk farmasi selama 2 tahun sebelum berakhirnya hak paten Untuk produk farmasi yang dilindungi di Indonesia jangka waktu hak patennya akan berakhir dalam 2 tahun sebelum menjadi public domain dimungkinkan untuk memproduk- ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ sinya sebelum berakhirnya jangka waktu hak paten tersebut untuk tujuan proses perizinan. Namun demikian pemasaran baru boleh dilakukan setelah hak paten berakhir. Hal ini ditujukan untuk memastikan tersedianyaproduk untuk pihak lain setelah berakhir masa hak paten.

N. ARBITRASE ATAU ALTERNATIVE PENYELESAIAN SENGKETA