PERATURAN PELAKSANAAN UUHC YANG MASIH BERLAKU:

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

B. PERATURAN PELAKSANAAN UUHC YANG MASIH BERLAKU:

1. Peraturan Pemerintah RI No.14 Tahun 1986 Jo Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 1989 tentang Dewan Hak Cipta; 2. Peraturan Pemerintah RI No.1 Tahun 1989 tentang Penerjemahan danatau Perbanyak Ciptaan untuk Kepentingan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Pengembangan; 3. Peraturan Pemerintah RI No.29 Tahun 2004 tentang Sarana Produksi Berteknologi Tinggi untuk Cakram Optik Optical Disk 4. Peraturan Menteri Kehakiman RI No. M.01-HC.O3.01 Tahun 1987 tentang Pendaftaran Ciptaan 5. Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.04.PW.07.03 Tahun 1988 tentang Penyidikan Hak Cipta; 6. Surat Edaran Menteri Kehakiman RI No. M.01.PW.07.03 Tahun 1990 tentang Kewenangan Menyidik Tindak Pidana Hak Cipta; 7. Surat Edaran Menteri Kehakiman RI No. M.02.HC.03.01 Tahun 1991 tentang Kewajiban Melampirkan NPWP dalam Permohonan Pendaftaran Ciptaan dan Pencatatan Pemindahan Hak Cipta Terdaftar. Dalam perlindungan Hak Cipta di wilayah internasional, Indonesia menandatangani beberapa perjanjian yang bersifat bilateral dan multilateral yaitu Perjanjian Bilateral: 1. Keputusan Presiden RI No.17 Tahun 1988 tentang Pengesahan Persetujuan Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik Terhadap Hak Cipta atas Karya Rekaman Suara antara Negara Republik Indonesia dengan Masyarakat Eropa; 2. Keputusan Presiden RI No.25 Tahun 1989 tentang Pengesahan Persetujuan Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik Terhadap Hak Cipta antara Republik In- donesia dengan Amerika Serikat; 3. Keputusan Prcsiden RI No.38 Tahun 1993 tentang Pengesahan Persetujuan Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik Terhadap Hak Cipta antara Republik In- donesia dengan Australia; 4. Keputusan Presiden RI No.56 Tahun 1994 Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik Terhadap Hak Cipta antara Republik Indonesia dengan Inggris; ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Perjanjian Multilateral: 1. TRIPs Agreement yang merupakan bagian dari persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia WTO yang diratifikasi pada tahun 1994 . 2. Keputusan Presiden RI No.18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Berne Convention For The Protection of Literary and Artistic Works; 3. Keputusan Presiden RI No.19 Tahun 1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty; ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ KASUS HAK CIPTA PERTANYAAN: Saya bekerja di sebuah perusahaan sistem informasi, dimana produknya adalah sebuah soft- ware. Akan tetapi suatu saat timbul suatu masalah terhadap perusahaan tempat saya bekerja tersebut. Nah begitu ada permasalahan dalam perusahaan, ternyata direktur dan beberapa karyawan tempat saya bekerja tersebut mendaftarkan hak cipta semua produk yang dihasilkan atas nama mereka. Meskipun sertifikat hak cipta belum keluar, akan tetapi saat ini mereka telah mengumumkan ke publik bahwa merekalah pemgang hak cipta atas produk tersebut. Nah dalam menghadapi persoalan tersebut, apakah yang sebaiknya kami lakukan? Terima kasih. JAWABAN: Berdasarkan Pasal 8 ayat 3 Undang-undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, kepemilikan atas hak cipta atas suatu produk yang dibuat dalam suatu perusahaan swasta adalah milik pegawai yang membuat produk tersebut kecuali apabila diperjanjian lain antara perusahaan swasta tersebut dengan pegawainya.Dengan kondisi bahwa direktur dan beberapa karyawan telah mendaftarkan hak cipta atas semua produk yang dihasilkan maka yang dapat anda lakukan: Apabila anda adalah pegawai yang membuat produk tersebut, maka anda harus memeriksa kontrak kerja anda atau peraturan perusahaan ataupun pernyataan-pernyataan yang pernah anda buat terpisah untuk perusahaan yang menyatakan bahwa hak intelektual segala produk yang anda hasilkan menjadi milik perusahaan. Apabila tidak ada ketentuan tersebut, maka mulailah mengumpulkan bukti-bukti bahwa anda adalah orang yang membuat produk tersebut. Bukti-bukti dapat terdiri dari korespondensi dengan atasan anda maupun dengan pihak ketiga apabila ada. Apabila ada, maka perusahaan menjadi pemilik dari produk-produk piranti lunak yang anda ciptakan. Apabila anda berpihak pada perusahaan, maka anda juga harus memeriksa kontrak kerja seluruh pegawai perusahaan atau peraturan perusahaan ataupun pernyataan-pernyataan yang pernah dibuat secara terpisah oleh perusahaan yang menyatakan bahwa hak intelektual segala produk yang dihasilkan oleh pegawai perusahan menjadi milik perusahaan. Apabila ada ketentuan tersebut, maka perusahaan sudah saatnya menyiapkan dokumen-dokumen sebagai bukti bahwa perusahaan yang berhak atas hak cipta produk tersebut. Apabila tidak ada, maka pegawai perusahaan adalah pemilik dari produk-produk piranti lunak yang diciptakan. Dengan bukti-bukti yang ada, maka anda sebagai pegawai yang membuat produk ataupun mewakili perusahaan dapat mengajukan gugatan atas keabsahan hak cipta yang diajukan ke Pengadilan Niaga. Akan tetapi sebaiknya anda terlebih dahulu memberikan surat peringatan kepada Direktur dan karyawan yang mendaftarkan agar menyerahkan hak ciptanya kepada andaperusahaan disarankan dilakukan sebanyak tiga kali. Apabila terdapat respon yang positif dan mereka mau menyerahkan hak cipta tersebut kepada andaperusahaan secara damai, maka dibuat perjanjian antara mereka dengan andaperusahaan bahwa setelah terbitnya ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Surat Pendaftaran Ciptaan, maka hak cipta tersebut akan dialihkan kepada andaperusahaan termasuk juga mengumumkan kepada publik bahwa hak cipta tersebut adalah milik andaperusahaan. Apabila respon yang anda peroleh negatif, maka ajukan gugatan melalui Pengadilan Niaga didomisili perusahaan. Sumber: NovizalKristianto,www:www.hukumonline.compenjawab_detail.asp?id=20 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ SOAL-SOAL LATIHAN 1. Apakah suatu ciptaan perlu didaftarkan untuk memperoleh perlindungan hak cipta? 2. Bagaimanakah hak cipta atas hasil kebudayaan rakyat atau atas ciptaan yang tidak diketahui penciptanya? 3. Bagaimana posisi Indonesia di bidang hak cipta di dunia internasional? 4. Ciptaan apakah yang tidak dapat didaftarkan? 5. Perbuatan apa yang tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta? ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Hak Paten PENDAHULUAN Materi pada Bab III ini menjelaskan tentang ruang lingkup hak paten yang dimulai dari pengertian hak paten, persamaan dan perbedaan paten biasa dan paten sederhana, jangka waktu perlindungan hak paten dan biaya tahunan, prinsip hukum dalam UU Paten, pemakai terdahulu, sistem yang dianut UU paten, larangan pemberian paten, hak dan kewajiban pemegang paten, prosedur pendaftaran hak paten, perjanjian-perjanjian dalam paten dan akibat hukumnya, pembatalan paten, penyelesaian sengketa paten, arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa. Pada akhir materi bab ini dipaparkan contoh kasus hak paten yang terjadi di masyarakat. Relevansi bab ini adalah sebagai landasan bagi mahasiswa untuk memahami ruang lingkup hak paten. Untuk itu mahasiswa perlu membaca dengan cermat dan mengerjakan soal latihan pada akhir bab ini untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa terhadap topik yang dibahas. Setelah mengikuti Bab III ini mahasiswa diharapkan dapat memahami ruang lingkup hak paten dan dapat menambah wawasan mahasiswa dengan membaca kasus mengenai hak paten yang terjadi di dalam masyarakat serta mengetahui implementasi undang-undang hak paten terhadap kasus hak paten.

A. SEJARAH PATEN DI INDONESIA