PENGERTIAN MEREK HAKI DALAM TEORI & PRAKTEK

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

B. PENGERTIAN MEREK

BAGAN 4.1 MEREK 532009 6 APA YANG DIMAKSUD MEREK ? Kreasi Gambar Nama Kata Susunan Warna Angka-angka HURUF- HURUF Kombinasi dari unsur Tsb Berupa Tanda Memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa MEREK Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 terdapat rumusan tentang definisi merek, sebagai berikut: 1. MEREK adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. 2. MEREK DAGANG adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. 3. MEREK JASA adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasajasa sejenis lainnya. 4. MEREK KOLEKTIF adalah merek yang digunakan pada barang dan jasa-jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang Badan Hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan jasa-jasa sejenis lainnya. Dari rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa merek : 1. Tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna tersebut. 2. Memiliki daya pembeda distinctive dengan merek lain yang sejenis 3. Digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa yang sejenis. Dalam perkembangan selanjutnya, perlindungan atas merek yang didasarkan pada pandangan tersebut di atas yang hanya terbatas pada barang yang sejenis saja, dirasa kurang memadai terutama dalam hubungannya dengan perlindungan hukum yang dibutuhkan oleh merek-merek yang sangat terkenal secara internasional. Bagi merek- merek tersebut, perlindungan yang hanya terbatas pada barang-barang sejenis saja, dirasa sangat kurang memadai. Suatu perlindungan yang lebih luas, yaitu yang menghalangi penggunaan merek-merek terkenal tersebut oleh pihak lain, tidak hanya untuk barang- barang sejenis saja, tetapi meliputi pula barang-barang yang tidak sejenis, dirasakan perlu oleh para ahli hukum dan pemikir-pemikir hukum dewasa ini. Ada beberapa teori yang mendukung pendapat tersebut, antara lain sebagai berikut: “bahwa penggunaan merek terkenal tersebut oleh pihak lain, meski untuk barang yang tidak sejenis, akan menimbulkan kebingungan di masyarakat tentang asal atau sumber dari barang-barang yang menggunakan merek tersebut, sehingga akan mengakibatkan mencairnya daya pembeda dari merek tersebut, serta merupakan persaingan curang”. Pokok-pokok pikiran seperti itu pulalah yang menjadi pertimbangan dalam dari Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I. No. M.03-HC.02.01 tahun 1991 tanggal 2 Mei 1991 tentang PENOLAKAN PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TERKENAL ATAU MEREK YANG MIRIP MEREK TERKENAL MILIK ORANG LAIN ATAU MILIK BADAN LAIN. Dalam pasal 2 ayat 2 dikatakan bahwa ketentuan Kantor Merek harus menolak permohonan pendaftaran merek terkenal atau merek yang mirip merek terkenal milik orang atau badan lain itu berlaku bagi barang yang sejenis dan tidak sejenis.Pemikiran ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ yang sama mendasari pula ketentuan pasal 6 ayat 2 Undang-undang No. 152001,yaitu mengenai pendaftaran merek yang harus ditolak jika merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang tidak sejenis.

C. FUNGSI MEREK