34
yang disusun sedemikian rupa. Setelah mi dimasukkan seluruhnya, karton akan direkatkan cartooning, dan kemudian menuju gudang untuk
disalurkan.
4.3. Produk
PT Jakarana Tama merupakan produsen yang memproduksi jenis mi instan dengan berbagai merek dan rasa, yaitu Gaga 100, Mi So’un, Gaga
Exclusive, Star Mie, Gaga Jumbo, dan GaMie. PT Jakarana Tama mendistribusikan produknya tidak hanya untuk pasar dalam negeri tetapi juga
mengekspor produk mereka ke negara-negara lain. Namun, jumlah produk yang diekspor tidak dalam jumlah yang besar, yaitu hanya sekitar satu persen dari
jumlah penjualan. Produk mi yang diekspor beberapa diantaranya adalah Gaga Mie, Gaga Jumbo, Gaga 100, Karomah, MIchi 40, MIchiyo, Bali Kitchen,
Kobelyna, Pany, MIchi 30, MIchiyo, Monalisa, dan Al. Berbagai macam merek mi instan produksi PT Jakarana Tama ditunjukkan pada Lampiran 5.
4.4. Jenis Bahan Baku Perusahaan
Perusahaan menggunakan beberapa bahan baku dalam memproduksi mi instan. Bahan baku tersebut terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku
tambahan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan. Adapun
bahan-bahan baku tersebut adalah: 1.
Bahan Baku Utama a.
Tepung Terigu Bahan baku utama untuk pembuatan mi adalah tepung terigu. Pada
pembuatan mi instan, terigu berfungsi sebagai pemberi bentuk atau pembentuk struktur serta sebagai sumber karbohidrat dan protein. Tepung
terigu yang digunakan diperoleh dari PT Respati Jaya yang merupakan distributor dari PT Bogasari Four Mills, PT Kabulinco Jaya, PT Danitama
Niagatama, PT Panganmas Inti Persada. Transaksi antara perusahaan dan
35
pemasok tepung terigu dilakukan setiap kali perusahaan merencanakan produksi, yaitu setiap bulan tanpa kontrak tertentu.
Tepung terigu yang dihasilkan oleh PT Bogasari ada 3 jenis merek yang dikenal, yaitu Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Tepung
terigu dengan merek Cakra Kembar terbuat dari gandum keras, merek Segitiga Biru terbuat dari gandum keras dan lunak, sedangkan merek
kunci Biru terbuat dari gandum lunak. Pengelompokan ini didasarkan pada kandungan proteinnya.
Proses pembuatan mi instan menghendaki terigu yang memiliki kadar protein 8-12 untuk menghasilkan tekstur dan rasa yang khas. Tepung
terigu dengan merek Cakra Kembar adalah terigu yang berkualitas paling baik untuk pembuatan roti dan mi karena kandungan proteinnya paling
tinggi, yaitu sebesar 12-13 . Oleh karena itu, saat ini perusahaan hanya menggunakan terigu grade I dan grade III. Tetapi, pada tahun 2008,
perusahaan menggunakan lima jenis tepung, yaitu tepung terigu grade I, III, III B, V, dan VI.
b. Tepung Tapioka
Selain tepung terigu, campuran yang dipakai untuk membuat adonan mi adalah tepung tapioka. Tepung tapioka digunakan untuk membuat tekstur
mi menjadi lebih keras sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Saat ini, tepung tapioka yang digunakan oleh
perusahaan adalah tepung tapioka dengan merek Cap Naga Dua dengan berat per zak 50 kg yang diperoleh dari PT Sari Tani, Medan, dan merek
Mahkota Bangkok dengan berat per zak 50 kg yang diperoleh dari PT Sungai Budi, Jakarta.
2. Bahan Baku Tambahan
Disamping bahan baku utama, dalam proses produksi mi ditambahkan juga beberapa bahan baku tambahan yang akan mempengaruhi mutu adonan yang
dibuat. Adapun bahan baku tambahan yang dipakai adalah:
36
a. Soda Ash, Guar Gum Powder, dan Sodium Trypolyphosphate STTP
Bahan-bahan kimia tersebut adalah komponen utama penyusun air abu atau kansui, yaitu air alkali yang digunakan untuk mencampur adonan
tepung dalam pembuatan mi. Air ini akan membentuk tekstur dan warna yang mempunyai karakteristik bau yang khas. Soda Ash berfungsi untuk
memperbaiki tekstur
pada pembuatan
mi dan
mempercepat pengembangan adonan. Guar Gum Powder berfungsi untuk memperbaiki
tekstur mi dan mengenyalkan serta sebagai bahan pengental. STTP berfungsi untuk meningkatkan sifat renyah dan memberi rasa gurih pada
mi serta memperbaiki tekstur pada permukaan mi. b.
Bahan Pewarna Fungsi bahan pewarna adalah memberi warna khas pada mi. bahan
pewarna yang dipakai adalah pewarna kuning jenis Tartrazine Yellow. Bahan pewarna tersebut digunakan untuk meyeragamkan warna produk
yang dihasilkan dan juga dimaksudkan untuk membuat produk lebih menarik untuk dikonsumsi. Produk mi yang diekspor menggunakan jenis
pewarna Riboflavine. c.
Garam Pemberian garam dalam pembuatan mi adalah untuk memberi rasa,
memeperkuat tekstur mi, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mi, serta untuk mengikat air.
d. Minyak Goreng
Minyak goreng digunakan untuk menggoreng mi yang telah diuapkan sebelumnya. Minyak goreng yang digunakan oleh perusahaan diperoleh
dari PT Asianagro Agung Jaya, Jakarta. e.
Bumbu-bumbu Bumbu-bumbu pelengkap dibuat sebagai penambah rasa dan berasal dari
bahan-bahan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar perusahaan. Biasanya bumbu ini akan dilengkapi oleh beberapa bahan lain, yaitu
sayuran kering, daging kering, minyak sayur, saus, cabe kering, dan lain-
37
lain dengan komposisi yang berbeda untuk masing-masing jenis mi. Bumbu-bumbu ini dibuat oleh divisi seasoning bumbu.
f. Air
Air dipakai juga sebagai pencampur untuk membentuk tekstur adonan. Air yang dipergunakan harus bersih, baik secara kimiawi maupun
mikrobiologis. Jenis bahan baku yang diuraikan di atas merupakan komponen bahan
baku divisi noodle. Sedangkan bahan baku di divisi seasoning bumbu tidak dibahas dalam penelitian ini. Penelitian hanya dilakukan pada bahan baku
tepung terigu dan tepung tapioka sebagai bahan baku yang merupakan komponen terbesar dalam pembuatan mi instan. Selain itu, juga karena
memiliki variasi jenis dan harga yang berbeda-beda. Namun, karena keterbatasan data, penelitian dilakukan atas jumlah tepung terigu dan tepung
tapioka secara keseluruhan tanpa memperhatikan gradenya.
4.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengendalian Persediaan