54
Tabel 8. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Aktual Perusahaan Periode Tahun 2008
Bahan Baku Total Biaya
PesanTahun Rp
Total Biaya SimpanTahun
Rp Total Biaya
Persediaan Rp
Tepung Terigu 8,411,988
40,897,628 49,309,616
Tepung Tapioka 452,568
3,300,417 3,752,985
Total 8.864.556
44.198.045 53,062,601
4.11. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan
Metode EOQ
Perhitungan analisis pengendalian persediaan bahan baku dapat digunakan dengan metode EOQ. Hal ini dapat dilakukan karena kondisi,
karakteristik, serta kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi dalam metode EOQ. Perusahaan memiliki data permintaan yang diketahui, tetap,dan
bebas, selain itu lead time konstan, penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap, diskon karena kuantitas tidak memungkinkan, biaya variabel yang ada
hanyalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, serta kosongnya persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan jumlah kuantitas pesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah permintaan
dan leadtime yang konstan. Perhitungan kuantitas pemesanan tepung terigu dan tapioka yang optimal tahun 2008 secara terinci disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan Baku Tahun 2008
Bahan Baku
Permintaan DKg
Biaya Pesan S
RpPesan Biaya Simpan
H RpKgTahun
EOQ Q Kg
a b
c d =
√
2xaxbc
Tepung Terigu
3.876.325 700.999
114 218.339
Tepung Tapioka
209.215 56.571
110 14.669
55
Berdasarkan hasil perhitungan EOQ pada Tabel 9 tersebut, diketahui bahwa kuantitas pemesanan yang optimal tepung terigu pada tahun 2008 adalah
sebanyak 218.339 kg setiap kali pemesanan. Sedangkan untuk tepung tapioka,
kuantitas optimalnya adalah sebanyak 14.669 kg setiap kali pesan. Setelah
mengetahui kuantitas optimal bahan baku setiap kali pesan, frekuensi pemesanan baru dapat dihitung. Perhitungan frekuensi pemesanan optimal
bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Perhitungan Frekuensi Pemesanan Optimal Bahan Baku Tahun 2008
Bahan Baku Permintaan D
Kg Q
Kg Frekuensi
kali a
b c = ab
Tepung Terigu 3.876.325
218.339 17
Tepung Tapioka 209.215
14.669 14
Frekuensi pemesanan tepung terigu dan tepung tapioka berdasarkan metode EOQ lebih banyak atau sering bila dibandingkan dengan frekuensi
pemesanan yang telah dilakukan berdasarkan metode perusahaan. Frekuensi pemesanan tepung terigu dengan metode perusahaan dilakukan tiap bulan atau
12 kali setahun, sedangkan pemesanan dengan metode EOQ dilakukan sebanyak 17 kali dalam setahun. Untuk tepung tapioka, perusahaan melakukan
pemesanan sebanyak 8 kali sedangkan dengan metode EOQ perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 14 kali.
Semakin besar frekuensi pemesanan, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk biaya pemesanan, namun biaya penyimpanan
akan semakin kecil. Namun, biaya pemesanan saja tidak cukup untuk dapat membandingkan dua metode persediaan untuk mencari metode persediaan yang
paling efisien. Hal ini disebabkan karena masih ada satu komponen biaya lagi yang mempengaruhi biaya total persediaan secara keseluruhan, yaitu biaya
penyimpanan yang dipengaruhi oleh jumlah rata-rata persediaan di gudang.
56
Total biaya persediaan merupakan jumlah dari total biaya pemesanan dan total biaya penyimpanan. Perhitungan biaya persediaan bahan baku berdasarkan
metode EOQ tahun 2008 secara terinci terdapat pada Lampiran 12 sedangkan
total biaya persediaan berdasarkan metode EOQ disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode EOQ Tahun 2008
Bahan Baku Total Biaya
Pemesanan RpTahun
Total Biaya Penyimpanan
RpTahun Total Biaya
Persediaan RpTahun
Tepung Terigu 11,916,983
26,462,136 38,379,119
Tepung Tapioka 791,994
2,608,980 3,400,974
Total 12,708,977
29.071.116 41,780,093
Pengendalian persediaan
dengan menggunakan
metode EOQ
menimbulkan total biaya sebesar Rp 41,780,093. Untuk tepung terigu, total biaya yang ditimbulkan adalah sebesar Rp 38,379,119 dengan rincian biaya
pemesanan sebesar Rp 11,916,983 dan biaya penyimpanan sebesar Rp 26,462,136. Sedangkan biaya total untuk tepung tapioka dengan metode EOQ
adalah sebesar Rp 3,400,974 dengan rincian biaya pemesanan sebesar Rp 791,994 dan biaya penyimpanan sebesar Rp 2,608,980. biaya persediaan bahan
baku dengan metode EOQ disajikan pada Gambar 7.
57
1. Tepung Terigu
2. Tepung Tapioka
Gambar 7. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode EOQ Pada Tabel 11 ditunjukkan bahwa biaya total yang dihasilkan oleh tepung
terigu jauh lebih besar daripada biaya total yang dihasilkan oleh tepung tapioka. Jika dibandingkan dengan Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa hal tersebut
dipengaruhi oleh jumlah frekuensi pemesanan tepung terigu yang lebih besar dari frekuensi pemesanan tepung tapioka, juga akibat jumlah EOQ tepung
terigu yang juga jauh lebih besar dari jumlah EOQ tepung tapioka.
Biaya Penyimpanan
Rp 3,400,974
8 Frekuensi kali
Biaya Pemesanan Biaya Total
Biaya Total Rp
Frekuensi kali Biaya Penyimpanan
Biaya Pemesanan Biaya Total
16
Rp 38,379,119
Biaya Total Rp
58
4.12. Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku