Waktu Tunggu Pengadaan Bahan Baku Biaya Persediaan Bahan baku

46 yaitu sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data permintaan homogen atau dapat disebut relatif konstan.

4.8. Waktu Tunggu Pengadaan Bahan Baku

Waktu tunggu pengadaan bahan baku adalah waktu yang dibutuhkan sejak bahan baku dipesan sampai dengan bahan baku tersebut sampai di perusahaan dan dapat digunakan. Berdasarkan keterangan dari perusahaan, waktu tunggu untuk bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka adalah 7 hari. Pada penelitian ini, diasumsikan tidak terjadi hal-hal di luar dugaan sehingga waktu tunggu bahan baku tepung terigu dan tapioka adalah konstan, yaitu 7 hari.

4.9. Biaya Persediaan Bahan baku

Secara umum, total biaya pengendalian persediaan pada perusahaan terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. 1. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul akibat dari pembelian bahan baku. Total biaya pemesanan setahun diperoleh dengan mengalikan biaya pemesanan per pesanan dengan banyaknya pemesanan selama setahun. Komponen biaya pemesanan bahan baku tepung terigu dan tapioka meliputi biaya telepon, biaya administrasi, dan biaya bongkar muat. Sedangkan biaya transportasi pengangkutan sudah menjadi tanggung jawab pemasok. Biaya telepon diperoleh dari jumlah menit sekali pesan dikalikan dengan tarif percakapan telepon per menit. Pemesanan lewat telepon rata-rata memakan waktu 6 menit. Biaya administrasi meliputi biaya alat tulis kantor ATK yang terdiri dari kertas fax, isi printer, map, isi steples, stempel, penjepit kertas, dan kertas HVS. Biaya bongkar muat sebesar Rp 65 per 25 kg bahan baku yang datang di gudang, baik bahan baku tepung terigu maupun tapioka. Perhitungan biaya pemesanan per pesanan tepung terigu dan tapioka tahun 2008 secara 47 terinci dikemukakan pada Lampiran 9. Komponen biaya pemesanan kedua bahan baku per pesanan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Komponen Biaya Pemesanan Bahan Baku Per Pesanan Periode Tahun 2008 Komponen Biaya Bahan Baku Tepung Terigu RpPesanan Tepung Tapioka RpPesanan Biaya Telepon 780 0,1 780 1,3 Biaya Administrasi 12.350 1,7 12.350 21,8 Biaya Bongkar Muat 687.869 98,2 43.441 76,9 Total 700.999 100 56.571 100 Biaya telepon timbul pada saat pemesanan dan pada saat perusahaan mengirimkan PO kepada para pemasok. Biaya administrasi timbul pada saat pembuatan faktur dan pencatatan pemesanan dan penerimaan bahan baku, sedangkan biaya bongkar muat timbul pada saat bahan baku diangkut dan dipindahkan dari transportasi pengangkutan ke gudang. Komponen biaya terbesar untuk bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka adalah biaya bongkar muat, yaitu sebesar Rp 687.869 atau 98,2 untuk tepung terigu dan Rp 43.441 atau 76,9 dari total biaya pemesanan untuk tepung tapioka. Komponen biaya terkecil untuk kedua bahan baku adalah biaya telepon, yaitu sebesar Rp 780 per pesanan, atau 0,1 untuk bahan baku tepung terigu dan 1,3 untuk bahan baku tepung tapioka. Total biaya pemesanan untuk bahan baku tepung terigu adalah sebesar Rp 700.999 per pesanan dan untuk bahan baku tepung tapioka adalah sebesar Rp 56.571 per pesanan. Harga rata-rata pembelian tepung terigu adalah sebesar Rp 3.243 per kg sedangkan harga rata-rata pembelian tepung tapioka adalah sebesar Rp 2.762 per kg. Pemasok tidak membatasi jumlah pembelian karena selama ini pemasok masih mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Dalam mengirimkan bahan baku yang dipesan, pemasok selalu mengirimkannya sekaligus per pesanan yang telah dilakukan. 48 2. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan merupakan biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari dilakukannya penyimpanan bahan baku. Biaya ini merupakan perkalian antara biaya penyimpanan per kg per tahun dengan tingkat persediaan bahan baku rata-rata per tahun yang disimpan. Komponen dari biaya penyimpanan ini terdiri dari biaya kesempatan Opportunity Cost, biaya listrik, biaya keusangan, dan biaya gaji pengawas dan pelaksana gudang. Opportunity cost adalah biaya yang timbul karena diadakannya persediaan, perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan bunga apabila dana tersebut disimpan di bank. Besarnya biaya kesempatan ini dipengaruhi oleh harga per kg bahan baku dan besarnya tingkat suku bunga yang berlaku saat itu. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah rata-rata tingkat suku bunga investasi Bank Indonesia BI pada tahun 2008 yaitu sebesar 13 . Opportunity cost dihitung berdasarkan harga rata-rata per kg bahan baku dikalikan dengan tingkat suku bunga dan dikalikan dengan persediaan rata-rata yang tersimpan di dalam gudang. Biaya keusangan yang terjadi pada perusahaan merupakan biaya penyusutan untuk fasilitas gudang yang berupa pallet dan penyusutan bangunan gudang. Gudang menggunakan 200 pallet dengan harga beli pallet sebesar Rp 60.000 dan umur penggunaan pallet selama 2 tahun. Sedangkan harga bangunan gudang sebesar Rp 165.000.000 dengan umur ekonomis gudang selama 20 tahun. Pada penelitian ini, biaya keusangan bahan baku tidak disertakan sebagai salah satu komponen biaya keusangan karena bahan baku yang masuk ke gudang dikendalikan. Pertama-tama melalui Bagian Quality Control sehingga kualitas bahan baku pada saat masuk terjaga. Selain itu, bahan baku dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk periode produksi sebelumnya sehingga tidak menyimpan kelebihan persediaan yang terlalu banyak. Serta, sifat bahan baku sendiri yang tidak mudah rusak dan karena waktu penyimpanan tidak pernah melebihi waktu kadaluarsa bahan baku. 49 Fasilitas listrik berfungsi sebagai penerangan yang dinyalakan 24 jam sehari. Gudang menggunakan penerangan sebesar 400 Watt. Biaya listrik per KWH adalah Rp 440. Sedangkan biaya gaji pengawas pelaksana gudang dihitung berdasarkan gaji yang dibayarkan perusahaan untuk 2 orang selama setahun. Perusahaan tidak terbebani oleh biaya asuransi dan pajak dalam melakukan penyimpanan. Perusahaan sudah memperhitungkan waktu penyimpanan sehingga tidak ada penyusutan bahan baku karena periode penyimpanan tidak terlalu lama. Perhitungan biaya penyimpanan kedua bahan baku tahun 2008 secara terinci ditunjukkan pada Lampiran 10 dan komponen biaya penyimpanan bahan baku disajikan pada Tabel 5. Komponen biaya penyimpanan yang terbesar bagi kedua bahan baku adalah biaya gaji pengawas dan pelaksana gudang. Pada biaya pemesanan tepung terigu maupun tepung tapioka biaya gaji pengawas dan pelaksana gudang adalah sebesar Rp 49kgtahun. Komponen biaya terkecil untuk kedua bahan baku adalah biaya fasilitas listrik atau penerangan, yaitu sebesar Rp 3kgtahun. Total biaya penyimpanan bahan baku tepung terigu per kg per tahun adalah sebesar Rp 114 sedangkan untuk tapioka sebesar Rp 110 per kg per tahun. Tabel 5. Komponen Biaya Penyimpanan Bahan Baku Komponen Biaya Biaya Penyimpanan Terigu Biaya Penyimpanan Tapioka RpkgTahun RpkgTahun Opportunity Cost 26 22,8 22 20 Fasilitas Penerangan 3 2,6 3 2,7 Biaya Keusangan 36 31,6 36 32,7 Gaji Pengawas dan Pelaksana Gudang 49 43 49 44,6 Total 114 100 110 100 50

4.10. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Aktual