Penelitian Terdahulu Mempelajari Sistem Pengendalian Bahan Baku Mi Instan di PT Jakarana Tama

21

2.9. Mi Instan

Mi secara umum adalah sejenis produk makanan yang bahan baku utamanya dari tepung terigu, tepung beras, dan lainnya yang direbus dalam air panas untuk kemudian disajikan sesuai selera. Mi dapat dibedakan menjadi mi kering, mi basah, mi telur, dan mi instan. Mi instan dicirikan dengan adanya bumbu dalam setiap kemasan sehingga siap untuk dikonsumsi Corinthian Infopharma CorporaCIC, 2001. Standar Nasional Indonesia SNI No. 01-3551-1996 mendefinisikan mi instan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mi, dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih, paling lama empat menit.

2.10. Penelitian Terdahulu

Analisis dan penelitian mengenai pengendalian bahan baku telah banyak dilakukan sebelumnya. Berbagai model yang bervariasi telah dilakukan pada masing-masing studi kasus. Hal ini bertujuan untuk menganalisis dan meningkatkan optimalitas persediaan bahan baku sehingga mencapai efisiensi persediaan. Mariani Wulan Sari melakukan penelitian dengan judul Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Ayam di Restoran Hartz Chicken Buffet HCB Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengadaan dan pengendalian persediaan semua jenis bahan baku yang diterapkan oleh HCB belum menerapkan metode pengendalian persediaan yang baik. Penggunaan semua jenis bahan baku pada perusahaan ini tidak didasarkan atas rencana kebutuhan bahan, sehingga pemesanan bahan baku seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan. Dengan menerapkan metode EOQ, perusahaan dapat menghasilkan penghematan biaya persediaan sebesar Rp 1.531.946,8. Putra 2004, dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Ban pada PT Goodyear Indonesia, Tbk 22 menunjukkan bahwa perusahaan dapat mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi jika menggunakan metode EOQ, dibandingkan dengan metode yang saat ini sudah diterapkan oleh perusahaan. EOQ memungkinkan perusahaan mengurangi biaya persediaannya menjadi 0,90 persen lebih rendah bagi bahan lokal dan 16,44 persen bagi bahan baku impor. EOQ juga menganjurkan perusahaan untuk melakukan pemesanan hanya sebanyak sekitar separuh dari yang selama ini dilakukan oleh perusahaan. Ini berarti perusahaan dapat mengurangi biaya pemesanannya sampai 50 persen. Rahmasari 2005 melakukan penelitian dengan judul Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kimia di PT Dankos Laboratories, Tbk, Jakarta Timur. Bahan baku yang diteliti adalah Potassium L Asparte, Vitamin B1, Vitamin B6, dan B16. Peneliti menggunakan metode MRP dengan tiga teknik, yaitu Lot for Lot, EOQ, dan PPB. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa ketiga teknik dapat menghasilkan penghematan. Namun, Lot for Lot menghasilkan penghematan paling besar sehingga metode MRP dengan teknik itulah yang dianjurkan untuk dapat diterapkan pada perusahaan. Hasil-hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda. Hal ini sangat tergantung pada karakteristik perusahaan yang diteliti dan adanya keterbatasan perusahaan untuk menerapkan metode tertentu dalam melaksanakan kegiatan pengendalian persediaan bahan baku. 23 III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual