27
3.2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang relevan dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait di PT Jakarana Tama, pengamatan
langsung di lapangan, dan studi kepustakaan. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah dipersiapkan dan wawancara tidak terstruktur untuk melengkapi informasi-informasi terkini. Studi kepustakaan diperoleh dan dikumpulkan
dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip pendapat dari berbagai sumber buku, laporan atau dokumen PT Jakarana Tama dan sumber lainnya
yang mendukung.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah
data yang langsung dikumpulkan dari perusahaan. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung pada proses produksi dan gudang serta wawancara
langsung dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Data sekunder merupakan data yang telah disusun dalam bentuk
dokumen-dokumen tertulis. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen dan laporan-laporan manajemen perusahaan, terutama bagian produksi dan
logistik, literatur, hasil penelitian terdahulu, bahan pustaka, internet maupun data instansi, seperti BPS dan instansi terkait lainnya. Tujuan, data, metode,
sumber data, dan output dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.4. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Jakarana Tama yang berlokasi di Jalan Raya Sukabumi Km 2.5 No 88 Ciawi, Bogor. Beragamnya jenis bahan baku
yang digunakan merupakan pertimbangan utama dipilihnya PT Jakarana Tama sebagai tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai
dengan Mei 2009.
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah PT Jakarana Tama
PT Jakarana Tama didirikan pada tahun 1981 dan perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan Wicaksana Group yang bergerak dalam
bidang distributor. PT Jakarana Tama didirikan di Medan dengan Akte Notaris No. 10720 Juni1980 dari Notaris Kusmulyanto Ongko, SH. dan disahkan oleh
Menteri Kehakiman pada tanggal 16 Oktober 1984 dengan status Penanam Modal Dalam Negeri PMDN.
Pada tahun 1988, Wicaksana Group melakukan restrukturisasi penyederhanaan perusahaan dan semua anak perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha distributor digabungkan dalam satu perusahaan bernama PT Wicaksana. Setelah restrukturisasi, PT Jakarana Tama beralih bidang usaha
yang tadinya hanya bergerak dalam bidang distributor menjadi produsen makanan, yaitu sebagai produsen mi instan dengan merk dagang Michiyo.
Pabrik mi instan PT Jakarana Tama dibangun pada tahun 1992 di atas tanah seluas 5,5 ha di daerah Ciawi, Bogor. Pabrik ini mulai beroperasi pada
bulan Juni 1993. Pabrik tersebut memproduksi mi instan beserta bumbunya. Produk mi instan yang pertama kali mereka luncurkan adalah mi instan dengan
merk dagang Michiyo. Pada awal produksi, telah diluncurkan lima flavour rasa, yaitu dua rasa untuk mi kuah Kari Masalla dan Sup Ayam Paris dan
tiga rasa untuk mi goreng Manalagi, Goreng Jawa, dan Masalla. Pemasaran pertama dilakukan di daerah Jabotabek pada bulan Juni 1993.
Selain memproduksi mi instan, PT Jakarana Tama juga memproduksi chilli sauce. PT Jakarana Tama mempunyai tiga lokasi pabrik, yaitu di Tanjung
Morawa Medan, Surabaya, dan Ciawi Bogor. Pabrik milik PT Jakarana Tama di Medan hanya memproduksi mi instan saja, sedangkan bumbunya
dipasok dari Ciawi.
29
Pada tahun 1995, PT Jakarana Tama juga mulai memproduksi mi instan dengan merk dagang Gaga Mi, yaitu Gaga 100 dan Reguler. Gaga mi
mempunyai tiga rasa, yaitu ayam bawang, soto, dan kaldu ayam. Berawal dari tiga rasa tersebut kemudian dikembangkan menjadi berbagai jenis rasa. Produk
mi instan yang diproduksi oleh PT Jakarana Tama tidak hanya dikonsumsi di dalam negeri, tetapi juga produk mi perusahaan ini juga diekspor ke beberapa
Negara, seperti Malaysia, Nigeria, Madagaskar, dan Mesir. Sampai saat ini, PT Jakarana Tama memproduksi mi instan dengan enam macam merk dagang
untuk pasar dalam negeri dan 15 macam merk dagang untuk pasar ekspor. Pemasaran produk dilakukan oleh PT Wicaksana baik untuk pasar domestik
maupun ekspor.
4.1.1. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
PT Jakarana Tama berlokasi di Jalan Raya Ciawi-Sukabumi Km 2,5 no 88, Ciawi, Bogor. Lokasi ini cukup strategis karena tidak terlalu jauh dari Jalan
Tol Jagorawi dan terdapat sarana transportasi yang cukup memadai. Selain itu, pabrik terletak di daerah yang sejuk, sehingga udara panas produksi tidak
begitu terasa dan tersedia sarana air tanah yang cukup. Pemilihan lokasi didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu aspek
ekonomi, tenaga kerja, sosial masyarakat, bahan baku, serta aspek transportasi. Lokasi yang strategis dapat memberikan kemudahan dalam distribusi,
komunikasi, kelancaran bahan baku, dan pemasaran. Perusahaan berlokasi di dekat perumahan penduduk, sehingga dapat menyerap tenaga kerja dari sekitar
lokasi pabrik yang berarti dapat mengurangi pengangguran dan akhirnya meningkatkan mutu kehidupan masyarakat sekitar. Denah lokasi ditunjukkan
pada Lampiran 2.
4.1.2. Stuktur Organisasi
Struktur manajemen PT Jakarana Tama terdiri dari beberapa departemen yang mempunyai tugas masing-masing, namun dalam satu tujuan yang sama,
yaitu memaksimumkan profit perusahaan. Departemen-departemen tersebut meliputi Departemen Noodle Mi instan, Departemen Produksi Seasoning
30
Bumbu, Departemen Chilli Sauce, Departemen Teknik, Departemen Quality Control, Departemen Pembelian, Departemen Akuntansi dan Keuangan
Accounting, Departemen Pemasaran, dan Departemen Personalia. Manajemen PT Jakarana Tama dikepalai oleh General Manager yang
bertanggung jawab kepada Direktur. General Manager membawahi langsung semua departemen dan masing-masing departemen dikepalai seorang manajer
kecuali untuk Departemen Noodle, Seasoning, dan Chilli dikepalai oleh satu manajer. Setiap manajer membawahi sejumlah bagian di bawahnya meliputi
supervisor, koordinator staf, operator, dan helper. Susunan organisasi masing-masing departemen disesuaikan dengan kebutuhan departemen yang
bersangkutan Lampiran 3.
4.1.3. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja di PT Jakarana Tama secara keseluruhan berjumlah 905 orang. Jumlah ini terbagi dalam dua golongan yaitu karyawan tetap yang
berjumlah 847 orang dan karyawan kontrak yang berjumlah 58 orang. Karyawan tetap dibedakan lagi menjadi staf dan karyawan produksi. Staf
bekerja pada bagian non produksi office yang mengurus administrasi sedangkan karyawan produksi bekerja di pabrik. Jumlah karyawan untuk
Departemen Noodle sampai saat ini adalah 543 orang. Lima ratus satu orang merupakan karyawan tetap dan 42 orang termasuk karyawan kontrak. Jumlah
karyawan di Departemen Noodle berdasarkan jabatan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Karyawan Departemen Noodle Berdasarkan Jabatan.
Nomor Jabatan
Jumlah
1 Manager
1 2
Senior Supervisor 2
3 Supervisor
4 4
Junior Supervisor 3
5 Senior Staff
1 6
Junior Staff 7
7 Tenaga Semi Skill Operator
74 8
Tenaga Unskill Helper 451
Total 543
Sumber: Departemen Personalia PT Jakarana Tama 2008
31
4.2. Proses Produksi
Terdapat 9 tahapan yang harus dilakukan untuk memproduksi mi instan yaitu tahap persiapan persiapan bahan baku tepung dan pembuatan larutan
alkali, pencampuran mixing, pengepresan pressing, dan pencetakan dan pembentukan untaian slitting, pengukusan steaming, pemotongan cutting,
penggorengan frying, pendinginan cooling, dan pengemasan packing. Satu kali proses produksi mengalami 9 tahapan tersebut. Dalam satu hari perusahaan
menjalani 60 kali proses produksi dimana satu kali proses produksi memakan waktu selama 20-25 menit. Dalam satu kali proses produksi mi instan
dihasilkan lebih kurang 78 karton mi instan. Mesin produksi yang digunakan perusahaan terdiri dari 2 macam mesin,
yaitu mesin dengan kapasitas sedikit dan mesin dengan kapasitas lebih banyak. Saat ini perusahaan memiliki 4 mesin yang masih efektif untuk digunakan,
yaitu Lini 3,5,8 yang termasuk dalam mesin dengan kapasitas besar, dan Lini 2 yang memiliki kapasitas produksi lebih sedikit. Pada Lini 3,5,8, dibutuhkan 325
kg tepung terigu dan 17 kg tepung tapioka atau dengan perbandingan 18 berbanding satu untuk tepung terigu dan tepung tapioka dalam satu kali proses
produksinya yang dapat menghasilkan lebih kurang 133.025 karton mi instan. Sedangkan pada Lini 2, dibutuhkan 225 kg tepung terigu dan 12 kg tepung
tapioka dalam satu kali proses produksi yang dapat menghasilkan 92.725 karton mi instan.
Masing-masing merek mi instan menggunakan formula yang sama dalam proses produksinya, namun memiliki jenis bumbu yang berbeda sesuai dengan
rasa mi instan. Diagram alur proses produksi mi instan ditunjukkan pada Lampiran 4.
Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah sebagai berikut : 1.
Persiapan Bahan Baku Noodle Proses penyiapan terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu penyiapan
bahan baku mi yang berupa tepung terigu dan tapioka sesuai formula yang telah ditetapkan dan dilanjutkan dengan penuangan bahan baku tepung ke
32
dalam hoper. Bagian kedua yaitu proses melarutkan bahan baku alkali ke dalam tangki alkali. Bahan baku alkali yang dimaksud adalah Soda Ash,
Guar Gum, Sodium Trypolyphosphate STTP, garam, bahan pewarna, dan air.
2. Pencampuran
Pencampuran adalah proses mencampur bahan baku tepung dengan larutan alkali ke dalam mixer mesin pengaduk untuk menghasilkan adonan mi
sesuai standar. Proses ini berlangsung sekitar 15 menit. 3.
Pengepresan Adonan yang telah matang dijatuhkan dari bak penampungan feeder lalu
masuk ke dalam mesin roll press, yaitu alat pengepres adonan yang akan mengubah adonan menjadi lembaran-lembaran mi dengan ketebalan sesuai
standar. Adonan yang ditekan dan menjadi lembaran telah mengalami peregangan selama proses pressing dan menjadi semakin tipis.
4. Pencetakan atau Pembentukan Untaian Slitting
Lembaran tipis yang keluar dari mesin roll press selanjutnya masuk ke dalam mesin pencetak mi slitter yang berfungsi mengubah lembaran mi
menjadi untaian mi yang bergelombang. Pada proses ini untaian mi tersebut dibagi menjadi 82-85 untaian yang kemudian akan masuk ke waving net
dengan kecepatan lebih rendah pada gulungan terakhir dan dihasilkan mi yang bergelombang.
5. Pengukusan
Untaian mi yang terbentuk kemudian dilewatkan pada steamer yang berfungsi sebagai konveyor berjalan. Mi akan melewati proses ini selama 1-
1.5 menit, setelah itu dihasilkan mi masak. Tekanan harus selalu diperhatikan yaitu 0.8 kgcm
² agar mi tidak terlalu lembek. Pengukusan akan mengokohkan bentuk mi sebelum ke tahap penggorengan dan menghasilkan
mi yang lembut dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan.
33
6. Pemotongan Cutting
Setelah melalui proses pemasakan, mi didinginkan sementara dengan menggunakan kipas angin, hal ini dilakukan untuk menghilangkan sisa uap
air yang masih menempel pada permukaan mi dan memudahkan pemotongan. Selanjutnya, mi dipotong oleh pisau pemotong mi yang
berputar, alat ini dilengkapi dengan penyodok yang berfungsi melipatkan untaian mi menjadi dua lipatan mi blok, kemudian potongan mi diatur
posisinya dalam mangkuk penggorengan. 7.
Penggorengan Frying Tahap ini bertujuan untuk mengeringkan mi sehingga produk keluar dengan
kadar air sekitar 3.2 . Saat menggoreng digunakan standar kecepatan 48 RPM dengan temperatur 170
ºC. Minyak yang digunakan untuk menggoreng dipanaskan dengan uap.
8. Pendinginan Cooling
Mi yang telah digoreng didinginkan dengan menggunakan kipas angin dalam mesin pendingin selama kurang lebih 1-2 menit. Proses pendinginan ini akan
menyebabkan mi mengalami pengerasan dan minyak yang ada pada mi sebagian akan menguap. Mi yang telah melalui mesin pendingin diharapkan
telah mengalami pendinginan yang sempurna. Apabila pendinginan tidak sempurna, maka uap air yang tersisa akan mengembun dan menempel pada
permukaan mi sehingga menimbulkan tumbuhnya jamur. 9.
Pengemasan Packing dan Cartoning Tahap akhir proses produksi adalah pengemasan. Tujuan pengemasan adalah
melindungi produk dan memperpanjang umur simpan produk yang dikemas. Sebelum dikemas, mi tersebut disortir ulang sehingga hanya mi yang
berbentuk rapi dan utuh yang dikemas. Pada tahap ini, mi blok dimasukkan ke dalam etiket dengan penambahan bumbu dan minyak serta bahan
pelengkap lainnya yang telah dikemas sebelumnya packing. Setelah dikemas, dimasukkan ke dalam karton. Proses pengemasan ini dilakukan
secara manual. Umumnya dalam satu kemasan karton berisi 40 bungkus mi
34
yang disusun sedemikian rupa. Setelah mi dimasukkan seluruhnya, karton akan direkatkan cartooning, dan kemudian menuju gudang untuk
disalurkan.
4.3. Produk