Model-Model Deterministik Model-Model Pengendalian Persediaan Bahan Baku

13 Gambar 1. Hubungan Antara Kedua Jenis Biaya Persediaan Handoko, 1992

2.3.2. Model-Model Deterministik

Model-model deterministik digunakan dalam situasi persediaan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Pola tingkat penggunaan bahan baku adalah konstan, sehingga pengurangan bahan baku selalu sama dari waktu ke waktu dan dapat diperhitungkan sebelumnya. 2. Tingkat harga bahan baku per unit selama satu periode adalah konstan dan bahan baku terdapat cukup banyak di pasar bebas. 3. Lead time konstan. 4. Biaya per pesanan dan biaya penyimpanan selama satu periode adalah konstan. 5. Bahan baku tergolong kelas B kualitas nomor dua bagi perusahaan. Beberapa model deterministik yang sering digunakan adalah : 1. Model Simple Lot Size Model Simple Lot Size merupakan model yang dapat digunakan untuk dapat menentukan EOQ perusahaan, tingkat persediaan dimana ROP harus diadakan kembali, frekuensi pemesanan, dan interval waktu pemesanan. Biaya total Biaya penyimpanan Biaya pemesanan Kuantitas Persediaan Bahan Baku EOQ Biaya total TC = H 14 EOP = EDY L D ⋅ ................................................................................................... 2 Dimana: D = Kebutuhan Bahan Baku Per Tahun L = Lead Time EDY = Hari Kerja Efektif Per Tahun EOP = Tingkat Persediaan Saat ROP Harus Diadakan Kembali 2. Model Sensitivitas Analisis sensitivitas sangat penting dilakukan manajer operasional, karena hasil analisis dapat memberikan petunjuk adanya kesalahan error ukuran, baik dalam perhitungan biaya maupun dalam kuantitas persediaan. Perbandingan Q terhadap EOQ:       + = EOQ Q Q EOQ Q EOQ 2 1 ............................................................................ 3 Keterangan: EOQ = Jumlah Pesanan Paling Ekonomis Q = Jumlah Pesanan yang dilakukan oleh Perusahaan Setiap Kali Pesan Hasil perbandingan akan menunjukkan perbedaan marjinal antara jumlah pesanan yang dilakukan oleh perusahaan dan jumlah pesanan paling ekonomis sehingga dapat diketahui apakah terjadi kesalahan error ukuran, baik dalam biaya maupun dalam hal kuantitas persediaan. Hasil perbandingan tersebut juga dapat menunjukkan sejauh mana penentuan jumlah kuantitas pesanan yang dilakukan oleh perusahaan setiap kali pesan mempengaruhi total biaya persediaannya. 3. Model Angsuran Gradual Replacement Model Model ini digunakan untuk menentukan jumlah pembelian optimal yang ekonomis untuk bahan baku yang sifatnya cepat rusak. Sebagai contoh : ikan segar yang diolah menjadi ikan dalam kaleng, buah-buahan yang diawetkan dengan dimasukkan dalam kaleng. Usaha mempertahankan kesegaran agar 15 mutu produk olahan baik, tidak mungkin persediaannya disimpan lama. Jenis bahan baku seperti demikian yang dapat menggunakan model angsuran ini. 1 . 2 X Y C I SD EOQ − = ................................................................................ 4 Keterangan: D = PenggunaanPermintaan Per Periode Waktu S = Biaya Pemesanan I = Harga Persediaan C = Biaya Penyimpanan YX = Tingkat Penggunaan 4. Model Economic Production Quantity EPQ Berbeda dengan Model Angsuran yang digunakan untuk bahan baku yang sifatnya cepat rusak, model ini biasanya digunakan untuk menghitung jumlah produksi yang optimal dan ekonomis bagi perusahaan yang memproduksi bahan baku sendiri. Jika item diproduksi sendiri, umumnya pesanan tidak dapat datang sekaligus karena keterbatasan tingkat produksi. Persediaan akan tiba secara bertahap dan juga dikurangi secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga, agar tidak terjadi stockout kecepatan produksi P harus lebih tinggi dari kecepatan pemakaian Y. Terdapat beberapa asumsi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan model ini, yaitu: a. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan. b. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan. c. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q EPQ karena penggunaan selama pemenuhan. 16 1 2 P Y C SD EPQ − = ..................................................................................... 5 Keterangan: D = PenggunaanPermintaan Per Periode Waktu S = Biaya Pemesanan Y = Kecepatan Pemakaian P = Kecepatan Produksi Gambar 2. Model Economic Production Quantity Baroto, 2002 5. Model Potongan Kuantitas Quantity Discounted Model Sering terjadi leveransir atau pemasok memberikan potongan harga atas dasar perhitungan jumlah pembelian bahan. Potongan harga ini dapat dihitung berdasarkan harga bahan atau biaya per pesanan atas jumlah pembelian dalam batasan tertentu. Prosedur penentuan kuantitas pembelian yang ekonomis dengan model tersebut adalah sebagai berikut: a. Dihitung besaran EOQ untuk masing-masing batasan jumlah pada harga terendah. P-Y P Bila semua diterima seketika Inventory maksimal L tP waktu Q 17 b. Ditentukan apakah EOQ yang dihitung tersebut fleksibel, apakah besaran EOQ dalam batasan yang ditawarkan. Jika demikian, hitung dahulu biaya total untuk setiap kuantitas, pilih biaya total terendah dari setiap tingkat harga. c. Dihitung pembelian dengan harga tertinggi untuk setiap batasan jumlah. Pilih satu alternatif batas jumlah tertinggi yang mempunyai biaya total terendah.

2.3.3. Model-model Persediaan Stokastik