Analisis Lingkungan Eksternal ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal

103 permintaan terhadap produk sari buah, hal ini menjadi ancaman bagi perusahaan apabila tidak bisa mengelolanya dengan baik. Tingkat inflasi di Indonesia terus mengalami setiap tahunnya. Peningkatan inflasi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 9 . Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2006-2008 Tahun Inflasi 2006 6,60 2007 6,59 2008 11,10 Sumber: BPS 2009

2. Politik

Berlakunya perdagangan bebas AFTA Asean Free Trade Area menyebabkan produk-produk yang berasal dari Asia Tenggara akan bebas bea tarif yang berarti produk-produk luar negeri akan bebas masuk ke dalam negeri. Hal tersebut menuntut para pengusaha agar lebih inovatif dalam menghasilkan dan memasarkan produknya supaya mampu bersaing dengan produk yang berasal dari luar negeri. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengolahan makanan dan minumanmengharuskan industri untuk mendaftarkan produknya ke Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebelum produk tersebut dipasarkan. Peraturan tentang keamanan pangan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.329Menteri KesehatanXII1976 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.079Menteri KesehatanIII1978 mengenai pemakaian wadah atau pembungkus, penandaan, label serta periklanan makanan dan minuman. Dalam merealisasikan peraturan tersebut, Dinas Kesehatan Kotaa Depok aktif dalam mengaudit usaha-usaha yang bergerak dalam industri pengolahan makanan dan minuman serta aktif dalam melakukan pelatihan-pelatihan mengenai ketahanan pangan. CV. Tirta Indah Sentosa telah mendapatkan perizinan dengan Depkes RI No. P-IRT 213327601182 serta sertifikat “halal” dari Majelis Ulama Indonesia MUI. Kebijakan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang bagi perkembangan perusahaan yaitu kebijakan rencana strategis pemerintah Kota Depok yang menjadikan belimbing sebagai ikon Kota Depok. Dijadikannya belimbing sebagai ikon Kota Depok meningkatkan dukungan pemerintah terhadap perusahaan yang bergerak pada pengolahan komoditas unggulan Kota Depok. 104

3. Sosial dan Budaya

Faktor sosial dan budaya merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam perkembangan perusahaan. Faktor tersebut mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi merupakan peluang bagi perusahaan. Hal ini terkait dengan vitamin, mineral dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas hidup manusia. Seiring dengan kepadatan aktivitas masyarakat menyebabkan perubahan selera kepada produk-produk siap saji yang dapat dikonsumsi secara praktis. Hal ini merupakan pasar potensial bagi industri pengolahan buah dalam kemasan yang bersifat praktis, mudah, siap saji dan bernilai gizi baik serta tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok sehingga produk dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Faktor lainnya yang dapat diperhitungkan yaitu peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk merupakan peluang bagi setiap bidang usaha, khususnya perusahaan pengolahan bahan pangan. Selama periode 2005-2008 perkembangan jumlah penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan BPS, 2008. Perkembangan jumlah pennduduk Indonesia dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 10. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008 Tahun Jumlah Penduduk orang Pertumbuhan 2005 218.868.000 - 2006 222.747.000 1,77 2007 225.642.000 1,30 2008 228.523.300 1,28 Sumber: BPS, 2009 Pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan pasar karena tingkat kebutuhan yang bertambah. Hal ini dikarenakan peningkatan laju pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap bahan makanan dan minuman. Peningkatan jumlah peenduduk juga dapat menjadi ancaman baagi perusahaan karena kemungkinan munculnya perusahaan sejenis lainnya yang menjadi pesaing bagi perusahaan.

4. Teknologi

Perkembangan teknologi sangat mendorong terciptanya efisiensi bagi perkembangan perusahaan, teknologi yang berkembang pada dunia usaha yaitu antara 105 lain; teknologi informasi dan komunikasi, teknologi komputerisasi akuntansi serta teknologi mekanisasi produk. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut dapat menciptakan pasar baru dan pengembangan diversifikasi produk. Perkembangan teknologi dapat menjadi peluang bagi suatu industri dalam menghadapi persaingan. Untuk menghadapi persaingan, pengusaha selalu dituntut untuk melakukan inovasi agar dapat meningkatkan kinerja usahanya yaitu dengan meningkatkan kualitas dan layanan kepada konsumen. Contoh bentuk teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan khususnya dalam segi pemasaran yaitu penggunaan internet sebagai saran untuk mengumpulkan informasi terkini mengenai industri minuman serta sebagai media promosi produk. Dengan demikian promosi menjadi lebih efisien dan jangkauannya luas sehingga diharapkan masyarakat tahu akan kehadiran produk. Analisis Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri dilakukan melalui analisis lima kekuatan persaingan Micheal Porter, yaitu; persaingan antar anggota industri, ancaman masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti subtitusi, daya tawar pemasok serta daya tawar pembeli. Analisis lingkungan industri bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan tersebut.

1. Persaingan Antar Anggota Industri

Persaingan antar anggota industri terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi dengan menggunakan strategi seperti persaingan harga, produk, promosi dan layanan kepada konsumen. Pesaing yang dihadapi perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri minuman sari buah kemasan. Selera masyarakat yang berubah- ubah menuntut perusahaan untuk bersaing dalam memenuhi perubahan selera pasar tersebut. Berdasarkan data Asosiasi Industri Minuman hingga tahun 2008 sudah ada 20 perusahaan besar dan 35 Industri Kecil Menengah yang menggarap industri sari buah. Pesaing usaha pengolahan sari buah belimbing hingga saat ini merupakan usaha kecil menengah yang ada di Kota Depok yang jumlahnya masih sedikit, antara lain dengan 106 merek Winner, Delira dan Picco. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan potensialnya pasar minuman sari buah dalam kemasan yang masih terbuka lebar.

2. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada jika tidak dihadapi dengan baik, antara lain adanya perebutan pangsa pasar, sumberdaya produksi serta peningkatan kapasitas. Jika hambatan masuk besar, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Hambatan masuk pendatang baru dalam suatu industri yaitu mencakup skala ekonomi, kebutuhan modal, diferensiasi produk, loyalitas konsumen dan preferensi merk yang kuat, saluran distribusi dan lokasi kurang memadai, serta kebijakan pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan selalu menjaga kualitas produknya sehingga konsumen tetap loyal terhadap produk Kyko.

3. Ancaman Produk Pengganti Subtitusi

Produk pengganti subtitusi merupakan produk lain yang berbeda namun dapat memberikan kepuasan yang samaseperti produk yang diproduksi oleh perusahaaan. Produk subtitusi cenderung memiliki harga jual yang lebih murah dibandingkan produk jus yang dihasilkan oleh CV. TIS. Adapun produk subtitusi yang menjadi ancaman bagi perusahaan yaitu minuman serbuk instan dan minuman teh rasa buah yang marak di pasaran.

4. Daya Tawar Pemasok

Analisis kekuatan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat kemampuan pemasok dalam mempengaruhi suatu industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga dan mengurangi kualitas produk. Pemasok yang ada pada CV.TIS adalah pemasok bahan baku utama dan bahan penolong. Pemasok bahan baku utama yaitu petani buah-buahan yang ada di sekitar Kota Depok dan Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa. Sedangkan bahan penolong seperti Tambahan Bahan Makanan dan kemasan plastik diperoleh dari pemasok yang ada di Depok dan Jakarta Timur. Jumlah pemasok buah belimbing dewa sebagai bahan baku utama yang ada di Kota Depok tergolong relatif lebih besar dibandingkan dengan jumlah industri pengolahan sari buah yang ada. Akan tetapi CV.TIS bukan satu-satunya pihak yang dipasok oleh pemasok, mengingat di dekat lokasi perusahaan sendiri juga terdapat UKM yang bergerak dalam industri pengolahan sari buah dengan konsep bisnis yang 107 sama seperti CV. TIS. Selain itu, pemasok menjual produknya ke pihak lain dalam bentuk segar ke pasar tradisional, pasar buah dan langsung ke konsumen akhir.

5. Daya Tawar Pembeli

Segmentasi produk sari buah sangat luas,konsumennya tidak terbatas usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan , agama dan lainnya. Konsumen perusahaan terdiri dari anak sekolah, mahasiswa, para pekerja, masyarakat umum dan saluran distribusi seperti Puskop, UMKM Kota Depok dan toko buah-buahan. Semakin berkembang dan beragamnya produk minuman sari buah menjadikan konsumen memiliki kekuatan untuk memilih produk mana yang mereka inginkan, hal ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan apabila tidak bisa meningkatkan daya saingnya. 108

VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan

1. Kekuatan  Lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku

Lokasi perusahaan berada di Kecamatan Sawangan Depok. Lokasi perusahaan cukup strategis karena berdekatan dengan sumber pengadaan bahan baku utama yaitu buah belimbing. Sawangan sendiri merupakan sentra penghasil belimbing terbesar di bandingkan dengan Kecamatan lainnya yang ada di Kota Depok.  Perusahaan tidak memiliki beban hutang Sumber modal usaha sepenuhnyaa berasal dari pemilik perusahaan dan modal operasional perusahaan berasal dari keuntungan perusahaan yang diinvestasikan kembali sehingga dalam melakukan kegiatan usahanya perusahaan tidak terkendala dengan masalah pembayaran hutang modal usaha.  Proses produksi sesuai SOP Sebagai perusahaan yang berbasis pengolahan makanan dan minuman perusahaan menerapkan SOP Standar Operasional Prosedur dalam kegiatan usahanya dengan tujuan untuk menjamin mutu produk.  Produk memiliki kelengkapan perizinan Produk sari buah Kyko memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan produk sperti merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal kadaluarsa, komposisi, izin Depkes RI No. P-IRT 213327601182 serta sertifikat “halal” dari Majelis Ulama Indonesia MUI. Labelisasi menjadikan konsumen lebih percaya dan yakin terhadap produk yang dipasarkaan memang layak dan aman untuk dikonsumsi.  Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik Kegiatan penelitian dan pengembangan difokuskan pada pengembangan produk dan peningkatan kualitas produk. Peran serta perusahaan dinalai baik dalam mengikuti berbagai seminar dan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan produk yang ditawarkan. 109  Kualitas produk yang terjamin Produk yang ditawarkan memiliki perlengkapan perizinan dan penerapan SOP pada proses pengolahannya menjadikan mutu kualitas produk terjamin.

2. Kelemahan  Promosi yang kurang gencar

Selama ini promosi yang dilakukan perusahaan tergolong pasif. Promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut dan penyebaran pamflet yang tidak intensif. Promosi yang kurang dikarenakan tidak adanya tenaga khusus yang bertugas untuk melakukan promo.  Manajemen yang kurang fokus Dalam manajemen perusahaan terjadi rangkap jabatan yaitu pemilik yang menjadi direktur juga merangkap sebagai bagian keuangan. Hal ini menjadikan manajemen yang kurang fokus karena manajemen pada perusaahaan belum dilakukan secara profesional sehingga masih terjadi tugas, wewenang dan tanggung jawab ganda.  Jaringan distribusi yang belum luas Pemasaran dilakukan secara langsung ke konsumen akhir tanpa ada perantara distributor agen khusus. Adapun agen yang membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali ke konsumen akhir adalah inisiatif sendiri bukan karena ada hubungan kerjasama dengan pihak perusahaan. Pemasaran produk masih wilayah Kota Depok saja dan belum merata ke seluruh wilayah Kota Depok.  Pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi Pencatatan keuangan pada perusahaan dilakukan secara manual belum terkomputerisasi. Pencatatan yang dilakukan masih berupa garis besar mengenai penerimaan dan pengeluaran perusahaan. Sistem pencatatan keuangan yang dilakukan perusahaan kurang terperinci dengan baik dikarenakan terkadang transaksi yang terjadi tidak langsung dicatat di buku laporan.  Produksi tergantung pada jumlah permintaan Dalam kegiatan usahanya jumlah kapasitas per produksi didasarkan pada jumlah permintaan pasar yang ada. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kerugian yang terjadi apabila produk tidak laku terjual.