21
Oedipus Complex perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan.
58
3. Ciri-ciri Remaja Sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Ada empat perubahan yang sama yang hampir bersifat
universal. Pertama, meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Karena
perubahan emosi biasnaya terjadi lebih cepat selama masa awal remaja, maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa awal periode akhir
masa remaja.
59
Kedua, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru. Bagi
remaja muda, masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang dihadapi sebelumnya.
Remaja akan tetap merasa ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.
60
Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai- nilai juga berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting,
sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. Misalnya sebagian besar remaja tidak lagi menganggap bahwa banyaknya teman merupak
petunjuk popularitas yang lebih penting dari pada sifat-sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman-teman sebaya. Sekarang mereka mengert bahwa
kualitas lebih penting daripada kuantitas.
61
Keempat, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi
58
Allaily, op. cit., h. 17.
59
Hurlock, op. cit., h.207
60
Ibid.
61
Ibid.
22
mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
62
4. Teori Kohlberg Tentang Perkembangan Moral
Teori ini di dasarkan analisisnya terhadap hasil wawancara dengan anak laki-laki usia 10 hingga 16 tahun yang dihadapkan pada suatu dilema
moral, dimana mereka harus memilih antara tindakan menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan
peraturan. Hal penting dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah
orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata.
Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari
perbuatan-perbuatannya.
63
Tabel 2.2 Tingkat dan Tahap Moral Menurut Kohlberg
64
Tingkat Tahap
1. Prakonvensional Moralitas
Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak
yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu
menyenangkan hadiah atau menyakitkan hukuman. Anak
tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman
dari otoritas.
1. Orientasi Keputusan dan Hukuman
Pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh otoritas. kepatuhan
terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dari otoritas.
2. Orientasi hedonistik-Instrumental
Suatu perbuatan dinilai baik apabila berfungsi sebagai instrumen untuk
memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri.
62
Ibid.
63
Desmita, op. cit.,, h. 151.
64
Ibid., h. 152.