terdapat beberapa bentuk penulisan kata yang mengalami penasalan pada surat kabar dan adanya ketidakkonsistenan penulis dalam menulis kata-kata
yang mengalami penasalan. Padahal surat kabar sebagai media cetak memiliki kelebihan salah satunya dapat dilihat atau dibaca berkali-kali,
sehingga jika kesalahan tersebut terus terjadi maka secara tidak langsung akan memengaruhi kemampuan menulis pembaca.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, analisis mengenai penggunaan penasalan pada kolom tajuk rencana dapat diaplikasikan pada keterampilan
menulis seperti menulis paragraf, karangan, surat, cerpen, dan lain sebagainya, karena menulis merupakan kegiatan mandiri siswa untuk
mengungkapkan ide dan gagasannya. Melalui latihan-latihan tersebut siswa menjadi terbiasa dan memahami penulisan kata atau kalimat yang tepat sesuai
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia khususnya pada proses penasalan. Penulis memilih surat kabar Kompas karena Kompas merupakan salah satu
surat kabar yang cukup populer di skala nasional, Kompas sudah terbit cukup lama dibanding surat kabar lainnya. Selain itu menurut penulis, tata cara
penulisan pada surat kabar Kompas menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik.
Kompas juga memiliki kolom tajuk rencana sehingga dapat diaplikasikan pada proses pembelajaran di sekolah. Tajuk rencana merupakan opini dari
redaksi penerbitan tentang suatu topik. Melalui tajuk rencana dapat dilihat bagaimana penulisan kalimat dari redaksi Kompas sendiri dan bagaimana
redaksi tersebut menulis kata yang mengalami proses penasalan. Hal itu yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul
Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SMA .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diidentifikasi dalam
penelitian ini adalah:
1. Masih ditemukan kesalahan dalam penggunaan penasalan akibat proses
afiksasi. 2.
Sudah ditemukan ketepatan penggunaan penasalan akibat proses afiksasi. 3.
Ditemukan penggunaan afiksasi baik yang sudah tepat maupun yang tidak tepat dalam tulisan siswa.
4. Ditemukan kebingungan terhadap proses penasalan oleh pemakai bahasa.
C. Batasan Masalah
Surat kabar harian Kompas memiliki banyak rubrik pada setiap masa terbitnya, hal itu disebabkan karena Harian Kompas merupakan surat kabar
nasional yang menyajikan berita tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. Oleh karena, itu peneliti perlu membatasi masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan diteliti dibatasi pada penggunaan penasalan afiks me-i, me-kan, dan pe-an pada
kolom tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi bulan Agustus yaitu tanggal 1-10 .
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan penasalan pada kolom tajuk rencana surat kabar
harian Kompas? 2.
Bagaimana implikasi penggunaan penasalan pada kolom tajuk rencana surat kabar harian Kompas terhadap pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di SMA?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan penasalan yang terdapat pada kolom
tajuk rencana surat kabar harian Kompas.
2. Untuk mendeskripsikan implikasi penggunaan penasalan pada kolom tajuk
rencana surat kabar harian Kompas terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
F. Manfaat Penelitian
Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan penulisan
kata yang mengalami proses penasalan, khususnya pada tajuk rencana. b.
Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari proses penasalan pada afiksasi.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menambah pengetahuan mengenai penasalan sebagai dasar acuan bagi penelitian
berikutnya. b.
Selain itu, juga bermanfaat bagi pendidik sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
c. Dapat memberikan motivasi pada pendidik untuk menggunakan media
cetak sebagai bahan pembelajaran di sekolah.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretis
1. Morfologi
Secara etimologis, istilah morfologi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata morphology dalam bahasa Inggris. Istilah itu terbentuk dari dua buah
morfem, yaitu morph ‘bentuk’ dan logy ‘ilmu’. Menurut Chaer morfologi
meru juk kepada ‘Ilmu yang mengenai bentuk’. Dalam linguistik, morfologi
adalah mengkaji bentuk-bentuk kata dan proses pembentukan kata. Artinya setiap bentuk bahasa yang berupa seluk beluk kata, menjadi objek sasaran
untuk dikaji.
1
Morfologi adalah ilmu yang membahas morfem-morfem bahasa. Menurut Verhaar, morfologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Menurut Ramlan dalam Kebahasaan I Fonologi, Morfologi, dan Semantik
menjelaskan morfologi sebagai bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan kata itu, baik fungsi
gramatik maupun fungsi semantik.
2
Jadi dapat dikatakan morfologi sebagai ilmu yang mempelajari seluk beluk pembentukan kata tetapi juga
mempelajari pengaruh proses pembentukan kata itu terhadap bentuk dan makna yang dihasilkan.
Objek kajian morfologi adalah bentuk kata, semua satuan bahasa sebelum menjadi kata, seperti morfem dengan beragam tipe serta bentuk,
dan proses pembentukan kata. Pembentukan kata mencakup beberapa proses seperti morfem bebas maupun terikat, imbuhan; morfofonemik, reduplikasi,
komposisi, infleksi, dan derivasi.
3
1
Darsita Suparno, Morfologi Bahasa Indonesia, Ciputat: UIN Press, 2015, h. 8
2
Novi Resmini, dkk, Kebahasaan I Fonologi, Morfologi, dan Semantik, Bandung: UPI Press, 2006, h. 97
3
Suparno, op. cit., h. 10