PENUTUP 142 Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting bagi masyarakat. Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia disampaikan melalui bahasa, baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Seseorang harus dapat menyampaikan pesan atau informasi dengan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Terlebih jika penyampaian informasi atau pesan tersebut melalui tulisan, karena penggunaan bahasa tulis harus memperhatikan kaidah yang sudah ditentukan, seperti pemilihan kata, pembentukan kata, ejaan dan tanda baca karena penyampaian pesan atau informasi melalui bahasa tulis tidak dilakukan secara langsung. Pemberi pesan dan penerima pesan tidak terikat pada situasi dan waktu tertentu. Lain halnya dengan penyampaian pesan secara lisan, seseorang dalam menggunakan bahasa lisan harus memperhatikan intonasi, lafal, dan artikulasi serta informasi atau pesan disampaikan kepada lawan bicara secara langsung pada situasi dan waktu tertentu. Selain itu, bahasa lisan bersifat lebih praktis dan tidak begitu terikat dengan kaidah tata bahasa seperti bahasa tulis. Bahasa dikatakan sebuah sistem karena tersusun dari unsur-unsur atau komponen yang secara utuh membentuk sebuah pola, jadi pemakai bahasa harus mengikuti tata cara penulisan yang sesuai dengan kaidah tata bahasa. Salah satu yang perlu diperhatikan oleh penulis dalam membuat tulisan adalah struktur kalimatnya, struktur berkaitan erat dengan proses pembentukan kata. Misalnya proses pengimbuhan, beberapa unsur dalam kalimat mengalami proses imbuhan. Hal ini karena terdapat satuan bahasa yang tidak dapat berdiri sendiri atau tidak bermakna jika tidak dilengkapi dengan morfem lain. Proses pengimbuhan menyebabkan munculnya nasal akibat bertemu dengan bentuk dasar yang diawali fonem tertentu. Afiks me- kan, me-i, pe- an merupakan imbuhan yang cukup banyak menghasilkan proses penasalan sehingga lebih mudah ditemukan kesalahan pada kata dasar yang diberi afiks ini. Ketentuan yang mengharuskan berubahnya bunyi pada kata-kata yang diawali dengan huruf tertentu masih belum dipahami secara jelas oleh pemakai bahasa. Berdasarkan survei sementara terhadap beberapa pemakai bahasa, masih ditemukan kebingungan oleh pemakai bahasa dalam memahami proses penasalan. Hal itu terlihat masih ditemukannya kesalahan- kesalahan yang dilakukan penulis dalam menuliskan kata atau kalimat bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut dianggap sepele karena ketidaktahuan pemakai bahasa itu sendiri mengenai bagaimana penulisan kata atau kalimat yang benar sesuai dengan kaidah tata bahasa karena masyarakat lebih sering menggunakan ragam lisan daripada ragam tulis yang sesuai pedoman umum ejaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahan-kesalahan tersebut telah mengakar kuat dan terus-menerus digunakan oleh pemakai bahasa akibat tidak mengetahui ilmu bahasa yang benar. Kesalahan penulisan terlihat pada kutipan berikut: “Krisis politik inimempengaruhi situasi keamanan dengan terjadinya sejumlah kerusuhan .” 1 Pada kutipan di atas kata pengaruh memperoleh afiks me-i, seharusnya penulisannya bukan mempengaruhi tetapi memengaruhi. Pada proses pengimbuhan, kata dasar yang diawali fonem p seharusnya luluh atau disenyawakan dengan nasal m sehingga menjadi memengaruhi. 2 Penulisan yang benar seperti kutipan berikut: “Namun, pada perumusannya, anggota DPR yang memiliki jaringan dan koneksi luas bisa memengaruhi keputusan pemerintah saat menentukan detail dana optimalisasi .” 3 Pada kutipan kedua, kata dasar pengaruh memperoleh afiks me-i mengalami peluluhan sehingga menjadi memengaruhi, dalam kamus besar bahasa Indonesia penulisan yang benar adalah memengaruhi. 1 Nobel Penghargaan: Penghargaan untuk Pejuang Demokrasi Tunisia, Kompas Edisi10 Oktober 2015. h. 1 2 M. Ramlan, Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif, Yogyakarta: CV Karyono, 2009, h. 98 3 Dana Optimalisasi Menjadi Bancakan Anggota DPR Bermain Proyek, Kompas Edisi 1 Juli 2016, h. 1 Ragam tulis sering digunakan untuk menyampaikan informasi dan berita di media massa, kini informasi tidak hanya dapat diketahui melalui media cetak yang berupa surat kabar, majalah, dan tabloid dan media eletronik seperti televisi, radio, dan situs-situs berita online tetapi juga dapat diketahui melalui media sosial. Setiap orang dapat memberikan informasi kepada orang lain dengan mudah melalui media sosial tanpa harus menjadi seorang wartawan atau jurnalis terlebih dahulu, karena segala peristiwa yang terjadi di lingkungan kita dapat dibagikan kepada khalayak umum melalui media sosial. Kita perlu memilih media dan sumber yang terpercaya untuk memperoleh informasi yang terpercaya dan teraktual. Semakin maraknya ragam media yang tersebar di masyarakat, media cetak yang hingga saat ini masih populer, baik di masyarakat kalangan atas maupun kalangan bawah. Media cetak masih diminati oleh masyarakat karena harganya cukup terjangkau untuk semua kalangan. Selain itu, informasi yang disajikan cukup terpercaya dan teraktual. Surat kabar terdiri dari beberapa bagian, informasi yang disajikan tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Hal itu menunjukkan bahwa informasi yang disajikan tidak terbatas pada berita- berita yang terjadi di dalam negeri, kecuali surat kabar lokal. Selain luasnya cakupan informasi yang disajikan, surat kabar juga menyajikan informasi dari berbagai bidang seperti kriminal, politik, bisnis, kuliner, internasional, hiburan, properti, dan lainnya. Setiap informasi yang ada dalam surat kabar harus memiliki gaya bahasa sesuai tata bahasa yang benar, bahasa yang digunakan harus singkat, padat, dan jelas sehingga dapat dipahami oleh pembaca, serta menarik sehingga pembaca mau membacanya hingga akhir. Oleh karena itu, penulisan informasinya diharuskan menggunakan kata baku. Namun, seperti yang kita tahu bahwa kaidah penulisan kalimat yang benar memiliki keragaman pendapat. Artinya, setiap ahli bahasa memiliki pendapatnya masing-masing dalam menggunakan sistem bahasa yang berlaku khususnya pada proses penasalan. Akhirnya berakibat pada penerapannya, terdapat beberapa bentuk penulisan kata yang mengalami penasalan pada surat kabar dan adanya ketidakkonsistenan penulis dalam menulis kata-kata yang mengalami penasalan. Padahal surat kabar sebagai media cetak memiliki kelebihan salah satunya dapat dilihat atau dibaca berkali-kali, sehingga jika kesalahan tersebut terus terjadi maka secara tidak langsung akan memengaruhi kemampuan menulis pembaca. Dalam proses pembelajaran di sekolah, analisis mengenai penggunaan penasalan pada kolom tajuk rencana dapat diaplikasikan pada keterampilan menulis seperti menulis paragraf, karangan, surat, cerpen, dan lain sebagainya, karena menulis merupakan kegiatan mandiri siswa untuk mengungkapkan ide dan gagasannya. Melalui latihan-latihan tersebut siswa menjadi terbiasa dan memahami penulisan kata atau kalimat yang tepat sesuai pedoman umum ejaan bahasa Indonesia khususnya pada proses penasalan. Penulis memilih surat kabar Kompas karena Kompas merupakan salah satu surat kabar yang cukup populer di skala nasional, Kompas sudah terbit cukup lama dibanding surat kabar lainnya. Selain itu menurut penulis, tata cara penulisan pada surat kabar Kompas menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik. Kompas juga memiliki kolom tajuk rencana sehingga dapat diaplikasikan pada proses pembelajaran di sekolah. Tajuk rencana merupakan opini dari redaksi penerbitan tentang suatu topik. Melalui tajuk rencana dapat dilihat bagaimana penulisan kalimat dari redaksi Kompas sendiri dan bagaimana redaksi tersebut menulis kata yang mengalami proses penasalan. Hal itu yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

Dokumen yang terkait

Penggunaan Diksi dalam Surat Pembaca Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas IX SMP

0 3 141

PENGGUNAAN EUFEMISME DAN DISFEMISME PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN RADAR LAMPUNG DAN LAMPUNG POST SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

3 25 56

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 5 15

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 4

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 15

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 11

PENDAHULUAN Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gemolong.

0 2 7

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Penanda Kohesi Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2015.

0 2 12

Morfofonemik Bahasa lndonesia dalam Kolom Tajuk Rencana pada Surat Kabar Kompas.

0 1 7