Afiks pe–an Analisis Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat

Paragragf 5, kalimat 1 : Di dalam surat edaran Polri, ujaran kebencian mencakup penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, provokasi, penghasutan, dan berita bohong. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar senang sehingga muncul nasal ny karena bentuk dasar senang diawali dengan fonem s. Fonem s tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ny. Makna yang didapatkan adalah menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Menyenangkan artinya menjadikan senang. Terkait dengan konteks kalimat tersebut, bahwa perbuatan yang tidak menjadikan senang termasuk ke dalam ujaran kebencian yang terdapat pada surat edaran Polri. Paragraf 6, kalimat 2 : Komisi Eropa, misalnya, bersepakat bersama perusahaan teknologi informasi untuk tidak memberi peluang media sosial digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar sebar yang diawali fonem s sehingga muncul nasal ny, fonem s tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ny. Imbuhan me-kan mendapatkan makna melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Dalam kalimat di atas menyebarkan bermakna menyebar akan ujaran kebencian. Sesuai konteks kalimat di atas bahwa Komisi Eropa bersama perusahan teknologi informasi merupakan pihak yang tidak bersepakat jika media sosial digunakan untuk menyebar akan ujaran kebencian. Paragraf 7, kalimat 2 : Ujaran kebencian bukan hanya merugikan individu dan atau kelompok sasaran, melainkan juga mereka yang menyuarakan kebebasan berpendapat, toleransi, dan anti diskriminasi. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar suara sehingga muncul nasal ny karena bentuk dasar suara diawali fonem s. Fonem s tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal ny. Makna yang didapatkan adalah melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Pada kalimat di atas menyuarakan bermakna bersuara akanmenyampaikan kebebasan berpendapat. Terkait dengan konteks kalimat bahwa yang melakukan tindakan bersuara adalah mereka yang mengacu pada individu dan kelompok. Paragraf 8, kalimat 1: Mengendalikan ujaran kebencian mengandung risiko membatasi kebebasan berpendapat. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar kendali yang diawali fonem k sehingga muncul nasal ng. Fonem k tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal ng. Makna yang didapatkan adalah melakukan yang disebut bentuk dasarnya akan. Pada kalimat di atas mengendalikan memiliki arti mengendali akan ujaran kebencian mengandung risiko membatasi kebebasan berpendapat. Paragraf 9, kalimat 1: Kita berharap pemerintah dan penegak hukum bekerja sama dengan komunitas dan kelompok masyarakat untuk menyuarakan pendapat bahwa ujaran kebencian tidak mendapat tempat di masyarakat kita yang mengedepankan toleransi dan kerukunan. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar suara yang diawali fonem s sehingga muncul nasal ny. Fonem s tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal ny. Pada kalimat di atas menyuarakan memiliki makna bersuara akanmenyampaikan pendapat, dalam hal ini yang menyampaikan pendapat adalah pemerintah dan penegak hukum yang bekerja sama dengan komunitas dan kelompok masyarakat. Pada bentuk dasar ke depan yang diawali fonem k muncul nasal ng, fonem k tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal ng. Makna yang didapatkan adalah meyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, afiks me-kan diimbuhkan pada kata yang menyatakan keadaan. Mengedepankan artinya membuat jadi paling depanmengutamakan toleransi dan kerukunan. Konteks kalimat di atas adalah bahwa masyarakat kita Indonesia tidak menyetujui adanya ujaran kebencian karena lebih mengutamakan toleransi dan kerukunan.

2. Afiks me-i

Paragraf 8, kalimat 1: Mengendalikan ujaran kebencian mengandung risiko membatasi kebebasan berpendapat. Pada kalimat di atas, afiks me-i diimbuhkan pada bentuk dasar batas yang diawali fonem b sehingga muncul nasal m. Fonem b tetap diwujudkan. Makna yang didapatkan menyatakan ‘memberi pada’, pada kalimat tersebut membatasi artinya memberi batas pada kebebasan berpendapat. Paragraf 8, kalimat 2: Sebab itu, kebijakan pemerintah dan penegak hukum kita inginkan berada dalam konteks mencari keseimbangan antara melindungi kepentingan individu dan atau kelompok masyarakat tanpa menghalangi kebebasan menyatakan pendapat. Pada kalimat di atas, afiks me-i diimbuhkan pada bentuk dasar halang yang diawali fonem h sehingga muncul nasal ng, fonem h tetap diwujudkan. Makna yang didapatkan menyatakan ‘melakukan pada’, pada kalimat di atas menghalangi artinya melakukan halang pada kebebasan menyatakan pendapat. Pada konteks kalimat di atas yang diharapkan tidak melakukan halang pada kebebasan menyatakan pendapat adalah kebijakan pemerintah dan penegak hukum.

3. Afiks pe-an

Paragraf 4, kalimat 1: Kepolisian Negara RI mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE6X2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian pada Oktober 2015. Pada kalimat di atas, afiks pe-an diimbuhkan pada bentuk dasar tangan yang diawali fonem t sehingga muncul nasal n, fonem t tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal n. Imbuhan pe-an pada kalimat tersebut menyatakan makna ‘proses’, penanganan artinya proses menangani ujaran kebencian.

Dokumen yang terkait

Penggunaan Diksi dalam Surat Pembaca Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas IX SMP

0 3 141

PENGGUNAAN EUFEMISME DAN DISFEMISME PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN RADAR LAMPUNG DAN LAMPUNG POST SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

3 25 56

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 5 15

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 4

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 15

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 11

PENDAHULUAN Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gemolong.

0 2 7

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Penanda Kohesi Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2015.

0 2 12

Morfofonemik Bahasa lndonesia dalam Kolom Tajuk Rencana pada Surat Kabar Kompas.

0 1 7