afiks pada bentuk dasar.
14
Afiksasi juga merupakan penggabungan morfem bebas dengan morfem terikat. Akibat penggabungan itu fonem
yang langsung berurutan ada kalanya mengalami perubahan. Perubahan itu terjadi di daerah perbatasan kedua morfem yang bergabung. Fonem
pembuka dan penutup morfem menentukan wujud perubahan tersebut.
15
Ditinjau dari aspek konstruksi afiksasi bahasa Indonesia, terdapat
dua jenis afiksasi, yaitu:
a
Konstruksi Afiksasi Monoleksemis
Konstruksi afiksasi monoleksemis adalah peristiwa menempelnya sebuah afiks, misalnya prefiks kepada sebuah leksem untuk
menjadi kata.
Contoh: {MeN-}
+ {fasilitasi}
= {memfasilitasi}= ‘memberi
fasi litas’
{ MeN-} +
{bombardir}
= {memborbardir}= ‘diserbu’
b
Konstruksi Afiksasi Polileksemis
Konstruksi afiksasi polileksemis adalah peristiwa menempelnya sebuah afiks, misalnya prefiks kepada dua leksem yang
berkomposisi untuk menjadi kata. {ber-} +{komputer tablet}
= {berkomputertablet} =
‘mempunyai computer tablet {meN-}+{wipe data}
= {mewipedata} =
‘menghapus data’ Setiap leksem yang mengalami proses afiksasi dapat dilihat adanya
tiga perubahan, yaitu: 1 bentuk; 2 kelas kata; 3 makna.
16
1. Jenis-Jenis Afiksasi
Dalam bahasa Indonesia, beberapa ahli memiliki pendapat masing- masing mengenai jenis afiksasi. Berikut akan dijelaskan jenis afiksasi
14
Darsita Suparno, Morfologi Bahasa Indonesia, Ciputat: UIN Press, 2015, h. 37
15
Sudarno, Morfofonemik Bahasa Indonesia, Jakarta: Arikha Media Cipta, 1990, h. 87
16
Suparno, op. cit, h. 37-39
menurut beberapa ahli beserta makna yang dihasilkan akibat proses afiksasi tersebut.
Chaer dalam Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses menjelaskan jenis afiksasi sebagai berikut:
1. Prefiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar, yaitu
prefiks ber-, prefiks me-, prefisk per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks
se-, dan prefiks ke-.
2. Infiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, biasanya pada
suku awal kata, yaitu infiks
–el-, infiks –em-, dan infiks –er-.
3. Sufiks, adalah afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu
sufiks
–kan, sufiks –i, sufiks –an, dan sufiks –nya.
4. Konfiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk
dasar secara bersamaan karena konfiks yang ada dalam bahasa Indonesia adalah konfiks ke-an, konfiks ber-an, konfiks pe-an, konfiks
per-an, dan konfiks se-nya.
5. Bentuk kata berklofiks, yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri
dan kanannya, tetapi pembubuhannya tidak sekaligus, melainkan bertahap. Kata-kata berklofiks dalam bahasa Indonesia adalah yang
berbentuk me-kan, me-i, memper, memper-kan, memper-i, ber-kan, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ter-per, teper-kan,
teper-i.
17
Makna yang didapat dari afiks me-kan, me-i, dan pe-an menurut Chaer akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Makna yang didapat dari afiks me-kan, antara lain menyatakan:
a.
Menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya.
Untuk mendapatkan makna ‘menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya imbuhan gabungan me-kan harus diimbuhkan
pada:
1 Kata sifat
17
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 23-24